"Iya, jadi gitu. Bentar lah, aku ambil minum dulu," Dimas menutup cerita panjangnya barusan, kemudian menghilang dari depan kamera, secepat mungkin melangkah ke dapur untuk mengambil segelas air mineral.
"Oke, gue simpulkan, ya," ucap Chandra, "Jadi kalian udah tunangan Bulan Juli kemarin. Makanya pas Bulan Juni itu Dimas ada di Jakarta soalnya siap-siap buat tunangan? Terus nikahnya tahun depan?"
Refa mengangguk, "Iya, nikahnya Februari 2024. Tunangannya udah kemaren, TAPI GAK NGUNDANG KITA."
Nindy dan Reva tertawa mendengar penekanan di empat kata terakhir yang barusan Refa ucapkan. Dimas yang sudah kembali dari mengambil minum hanya bisa menggaruk tengkuknya canggung, dan Meita menautkan alisnya, menampakkan muka bersalah.
"Iya, iya, maaf. Nanti kita tunangan ulang deh biar kalian semua liat," ucap Meita.
"Gak usah. Udah basi," balas Rizki.
"Basi, dikira makanan kali," gumam Reva.
"Nanti pas nikahan kalian jadi tamu terdepan, kok," kata Dimas.
"Maksudnya jadi penerima tamu?" tanya Nindy.
Dimas mendengus kesal, "Tolong lah, Nin."
Nindy terkekeh, "Bercanda, Dim."
"Ya pokoknya nanti kalian bantu-bantuin, ya," ucap Meita.
"Lah, udah gak diundang tunangannya, sekarang malah disuruh bantu-bantuin persiapan nikah," balas Chandra.
"Dibayar pake es krim."
"Oke kalo gitu," balas Chandra senang, "Yang rasa stroberi, ya."
"Harga dirinya cuma sebatas es krim," ujar Refa.
"Tapi Reva bisa dateng?" tanya Nindy, mukanya berubah cemas.
"Emang kenapa? Reva mau ngapain?" tanya Dimas.
"Oh ya, dia kan kuliah di Korea itu, Dim," ucap Chandra, "Lo baca grup gak sih tadi sore."
"Baca. Baru inget," kata Dimas, "Gimana Rev? Bisa pulang?"
"Bisa, lah. Desember sampe Februari itu lagi liburan musim dingin."
"Alhamdulillahhhhh," ucap semuanya serentak. Reva menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Wey, santai aja kali," ujar Reva.
"Reva harus dateng di nikahan gue. Kalo dia ga bisa dateng, kita sesuain sama jadwalnya," ucap Meita.
Reva terkekeh, "Tapi di tunangannya ga usah dateng, ya?"
Meita mendengus kasar, "Udah dooonggg!!!"
"Lah berarti lo kuliah cuma dua bulan, terus libur lagi, Rev?" tanya Chandra.
"Oktober itu belum kuliah, baru les Bahasa Korea doang," balas Reva, "Kuliahnya awal Maret."
"Ohhhhh."
"Aku udahan dulu, ya. Sinyal udah mulai jelek," ucap Rizki.
"Eh sama deh, udah mulai ngantuk," timpal Nindy.
"Pantesan, udah jam satu," kata Refa.
"Satu pagi??? Udah besok?? Kita telponan selama itu??" tanya Meita.
"Ya ini kan gara-gara kalian berdua," balas Rizki, "Ngasih kabar mengejutkan kok malem-malem."
"Hehe. Soalnya kalo pagi atau siang takutnya pada sibuk," ungkap Dimas, "Ya udah, matiin dulu, ya."
Reva melambaikan tangannya ke arah kamera, "Dadah semuanyaaa."
"Dah, met tidur, Rev," balas Nindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reva & Refa [COMPLETED]
Romance"Kenapa lo manggil gue Va? Orang lain biasanya manggil gue Rev," tanya Reva. "Soalnya gue juga dipanggil Ref. Aneh aja, kayak manggil diri sendiri," jawab Refa. "Tapi kan gue pake V, lo pake F. Beda, lah." Refa menatap Reva selama lima detik, kemudi...