seven🥧 ㅡmati lampu

1.3K 104 12
                                    

"Temenin jalan, yuk."

"Hah?"

"Gue mau nge-print formulir pendaftaran staf magang, soalnya punya gue robek," jelas Reva. "Tukang fotocopy-nya kan ada di samping Indomaret, serem kalo jalan sendiri."

Refa terdiam. Jangan bilang yang dimaksud dengan 'jalan' oleh Reva tadi adalah jalan beneran.....menggunakan kaki?

"Maksud lo 'jalan' tuh jalan?" Refa mengangkat tangan kanannya, dan menggunakan jari telunjuk serta jari tengahnya seolah-olah sebagai kaki yang sedang berjalan di udara. "Kayak gini?"

(Kayak gini maksudnya wkwk)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kayak gini maksudnya wkwk)

"Iya, lah," balas Reva. "Atau lo mau naik motor? Tapi ngabis-ngabisin bensin, Ref."

Refa mendengus. "Kenapa sama gue? Meita mana?"

Reva ikutan mendengus. "Meita lagi nyiapin buat presentasi besok. Kan, kelompoknya maju."

"Hm, oke, lah."

"Assa!" Reva memekik girang, dan melongos memasuki kamar Refa.

"Ngapain? Katanya mau jalan?" tanya Refa heran.

"Tunggu sepuluh menitan, lah, Ref. Ini kan masih suasana maghrib," balas Reva. "Gue boleh duduk di kasur?"

"Ya, duduk aja," ujar Refa, kemudian menutup pintu, dan berdiri bersandar di sana.

"Lo gak mau duduk juga, Ref?" tanya Reva.

Refa menghembuskan napasnya pelan. "Gue mau ke kamar mandi dulu. Kalo mau ngemil, ambil aja noh, di sana."

Refa menunjuk kulkas kecil yang terletak di samping lemari, kemudian bergegas memasuki kamar mandi.

Reva bangkit menuju kulkas milik Refa, membukanya, dan mengintip isinya. Reva berdecak kagum. Untuk ukuran cowok, isi kulkas Refa sangat rapih, dan juga lumayan lengkap.

Matanya tertuju pada sebuah Beng Beng Max di pojok kulkas. Ia mengambilnya, dan yakin bahwa itu adalah snack yang ia berikan kepada Refa saat pertemuan pertama mereka di Halte Sardo.

Mendengar suara kamar mandi dibuka, Reva refleks menutup pintu kulkas. Refa melirik Reva sekilas, dan duduk di tengah kasur.

"Ref," panggil Reva. "Beng Beng dari gue kok belom dimakan?"

"Eh, iya. Mau gue makan, kok. Tapi, lupa terus," balas Refa. "Atau mau lo makan? Ya, makan aja."

"Enggak, lah, kan udah gue kasih ke lo," ujar Reva, kemudian kembali membuka kulkas. "Ini gue taruh di kulkas lagi, ya. Jangan lupa dimakan sebelum expired."

Refa tertawa kecil. "Iya, Va."

Reva bangkit dari duduknya, dan mengamati sekeliling. "Kamar lo kok rapih banget sih, Ref. Padahal cowok."

Reva & Refa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang