thirty seven🥜 ㅡpersiapan

1K 79 56
                                    

Reva sekali lagi membaca daftar panjang orang-orang yang harus dikiriminya undangan. Jarak layar ponsel dan matanya kini hanya sepuluh senti.

Lintang merebut ponsel dari genggaman tangan Reva, "Lama-lama bisa juling, Dek."

Reva menatap kakaknya, kemudian terkekeh. "Takut ada yang kelewat, Kak."

"Bagian lo udah semua, kok," ujar Lintang, menunjuk tumpukan kertas undangan. "Sana, tidur."

"Gak mau, ah. Gak pengen tidur," balas Reva. "Gak ada lagi yang harus dikerjain, ya?"

"Semangat banget ya lo," ucap Lintang sembari tertawa. "Nanti malem mau liat progress dekor gedung udah sampe mana, kan? Makanya mending lo sekarang tidur."

"Duh, gak bisa tidur gue."

"Deg-degan banget kayaknya, padahal baru mau periksa dekor," ujar Kirana, ikut duduk di samping Lintang.

"Tau, nih. Lebay banget," timpal Lintang.

"Kak, lo mana tau rasanya jadi gue?"

Lintang mendengus, sadar bahwa adiknya secara tidak langsung sedang mengejek dirinya yang belum menikah juga. Iya, karena dia kalah start sama Si Refa. Lintang juga udah berencana nikah Bulan Maret tahun ini, sayangnya Refa duluan yang izin ke mama dan papanya.

"Harusnya gue duluanㅡ ah, sudahlah," ujar Lintang, kemudian menatap mamanya, "Ma, kenapa bukan aku duluan sih yang di acc?"

"Acc, emangnya skripsi," gumam Reva.

"Kamu kan belum ngomong apa-apa, Kak. Baru pas Refa pulang kamu ngomel-ngomel sendiri," balas Kirana. "Mama sama Papa udah terlanjur bilang setuju, gak mungkin dibatalin, dong? Harusnya pas Refa masih di rumah kemarin kamu ngomong."

"Terlalu kaget sampe gak bisa bilang," ucap Lintang. "Lagian kenapa lo ga bilang-bilang sih, Dek, kalo pacar lo ke sini waktu itu buat ngelamar?"

"Lah, mana gue tau? Gue kan di Korea?"

Lintang menutup matanya. Memang benar, waktu itu Refa datang ke rumah ini tanpa sepengetahuan Reva yang ada di Korea. Lintang pikir bocah itu cuma mau main sama Molly, tapi ternyata dateng-dateng malah izin ngelamar adiknya.

"Ya udahlah, Kak. Katanya kamu jadinya Bulan Juni?" tanya Kirana, berusaha menghentikan perdebatan di antara Lintang dan Reva.

"Iya, sih. Tapi tadinya kan Maret, maksudnya biar pas ulang tahunnya Thania, gitu."

"Ya udah, tukeran aja sama gue, soalnya gue ulang tahunnya Bulan Juni," ucap Reva.

"Terus semua undangan ini harus kita kemanain, Jamilah?" tanya Lintang emosi.

"Tipe-ex aja, ganti jadi nama lo sama Nindy," balas Reva sambil menahan tawa.

Kirana segera membuka suara sebelum Lintang memukul Reva menggunakan kertas undangan, "Eh, udah, sana kamu tidur, Dek. Nanti malem malah ngantuk, lagi."

"Tuh, kan, ngeyel lu disuruh tidur," kata Lintang.

Reva menjulurkan lidahnya, "Bye, jangan kangen."

Reva & Refa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang