Prolog

12.7K 531 4
                                    

"Plu!"

Sepatu hitam lusuh terus berlari mengejar. Tanpa peduli bahunya terus menabrak tubuh orang lain dan mendapatkan umpatan pedas. Atau, mungkin malah mereka bersyukur telah ditabrak sosok ini?

"Pluto!"

Teriakan itu masih menggema di koridor SMA Adikarya dengan jelas, tapi tak mampu membuat sang empu nama menoleh atau menunggu.

"Plu!"

Hap, bahu gadis mungil tertangkap oleh tangan beruratnya. Saat membalik, mata mereka bertemu.

"Eh, lo yang namanya Pluto, 'kan?" tanya sosok itu. Gadis tadi mengangguk tanpa melepas sumpalan benda pengalih suara musik dari ponselnya.

"Gue Devan, salam kenal!" ucap sosok itu dengan semangat. Alis gadis itu menaut, menatap telapak tangan sosok Devan tanpa minat.

"Hm," jawabnya dengan deheman, kemudian berbalik melanjutkan langkahnya.

Devan sempat cengo, hanya beberapa menit sebelum cowok berperawakan tinggi itu berloncat riang.

"Huuhh! Dare selesai! Ouy, sesuai janji jajanin gue bakso!"

Sementara gadis bernama Pluto hanya menambah volume musiknya. Itu sudah biasa.






--Dear, Pluto.--

Hei, PLUTO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang