25. Kenyataan pahit

3.4K 287 15
                                    


BANYAK TYPO! BELUM NURLAA REVISI!

😂

_______




       Entah hari yang ke berapa, Devan kembali pada Devan yang dulu. Dingin, irit bicara, engan tersenyum, bahkan irit makan. Tidak ada lagi bakso micin, play station di ujung minggu, dan nongkrong seharian di atas kasur. Devan sekarang kembali ke Devan yang dulu.

    Srettt

     Devan membuka solatip kertas pada kardus yang sudah usang. Di dalamnya terdapat semua barang yang dulu menyangkut Aisyah. Dari baju hingga laptop dan falshdisk. Devan mulai mengeluarkan satu per satu, memegang dan mengelusnya sambil tersenyum. Rindu ini semakin berat.

    Tanpa pikir panjang Devan melepas kaos oblongnya, memakai hoodie pemberian Aisyah dulu dengan bercucuran air mata. Belum habis dari itu, dia kembali mengorek masa lalu. Dibuka laptop silver dengan penuh stiker planet dan bintang itu.

    Isinya masih sama, penuh dengan vidio dan film korea. Dia sampai rela menghabiskan uang jajan demi Aisyah berdiam diri dalam kamarnya sambil menonton drama korea. Tangis Devan semakin pecah, dadanya sesak luar biasa mengingat itu semua.

    "Lo kenapa rela lakuin ini, Syah?" gumam Devan mengelus bando kesayangan Aisyah. Rambut gadis itu sangat panjang dan coklat, dan Devan sering memakaikan bando itu saat menonton bersama.

     "Kenapa harus Venus yang jadi alasan lo nolak gue?"

    Devan merebahkan dirinya menyamping, menonton drama kesukaan Aisyah dengan posisi seperti itu. Air matanya terus mengalir, sudah cukup ia menjadi orang lain selama lima tahun lebih.

    "Van!"

   Momen sedih Devan terhenti. Cowok itu merubah rautnya menjadi sedingin es. Ditatap pintu yang dibuka secara kasar oleh sahabatntya itu.

    "Apa?" tanya Devan singkat.

    Nichol mendekati Devan dengan napas terengah menandakan ia begitu kalut. Tanpa diduga, Nichol melayangkan satu tonjokan penuh emosi.

    "Lo apain Pluto!" sentak Nichol.

    Matanya begitu merah, begitu jelas bekas air kata di sana. Devan yang sekarang gampang tersulut ikut berdiri, mencengkram kaos Nichol kuat-kuat.

    "Maksud lo cewek naif itu, hah? Gue tinggalin, anjing!"

    "Bangsat!" Nichol kembali menonjok Devan, emosinya kian menggebu.

    Pertengkaran mereka terus terjadi sampai Dave datang dan menarik Nichol menjauhi anaknya, sementara Prisila memeluk Devan agar cowok itu berhenti berontak.

    "Lepasin, Bun! Dia harus Devan kasih pelajaran! Biar gak ngurusin gadis sialan itu lagi!"

    "Devan!" Prisila memeluk anaknya penuh tangis, tak tega melihat suasana seperti ini.

    "Mending kamu pulang, Ko." Dave membisikkan itu pada Nichol.

    Nichol menatap Devan geram sebelum lepas dari halangan Dave. Telunjuknya mengacung memberi ancaman.

    "Pluto sekarat sekarang, kalo sampe dia kenapa-kenapa, lo bukan temen gue lagi!"

    Nichol pergi begitu saja, meninggalkan ruangan kamar Devan yang mendadak hening. Devan melepas pelukan Prisila, mengatur napasnya pelan. Apa maksud perkataan Nichol barusan?

______


       "Berantem lagi? Gue 'kan udah bilang kasih tau dia pelan-pelan."

Hei, PLUTO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang