18. Jogja

3.3K 265 7
                                    

Bab ini akan panjang, berbahagia lah sebelum kisah romansa mereka berakhir setelah ini :] karna mereka hanya sekedar patner belajar, jadi jangan pernah baper sejak awal pun perlakuan manis antara mereka jika tidak ingin geram akhirnya.

Selamat membaca, Pluto yang digombalin sama Devan, kalian mingkem aja, oke!

__________

"Besok udah siap?" Devan di sebrang telpon bertanya detail. Cowok itu baru selesai mandi setelah tiba mengantarkan Pluto ke rumah.

Pluto yang kini duduk di palang jendela mengangguk singkat. "Udah, jalan-jalan, 'kan?"

"Hm, lo mau kemana? Katanya gue harus ngikutin tempat yang lo pinta." Perkataan Devan membuat Pluto berpikir sejenak. Dia memang sedang ada sebuah tempat yang ingin dituju, tapi apa Devan sanggup memenuhinya? Gadis itu membenarkan posisinya sebelum kembali berucap, lebih tepatnya bersiap meminta sesuatu yang berat pada orang di sebrang sana.

"Gue mau ke Jogja." Hening beberapa saat, hanya suara deru Devan yang nampaknya normal. "Bisa, gak?" tanya Pluto meminta jawaban.

"Bisa, kok." Ambyar, Pluto tidak menyangka jawaban 'Bisa' dari Devan. Tadinya ia akan meminta Rega atau tidak Kenya yang mengantar ke sana, sekerang malah ia yang terkejut karena keputusan Devan. "Lo serius?" tanya Pluto masih terkejut. "Jogja lumayan loh dari Jakarta."

Devan terkekeh sebentar. "Kan gue udah bilang, gue setuju lo mau kemana pun dan gue yang bakal traktir lo selama seharian penuh." Oke, Pluto tak pernah berpikir Devan sebanyak itu uangnya.

"Bagus lah kalo bisa, gue siap-siap dari sekarang." Pluto mulai turun dari jendela, menutupnya begitu rapat hingga dikunci. "Lo juga," suruhnya saat akan mematikan panggilan.

"Siap-siap apa? Kita cuma ke Jogja bukan?" Heran Devan, membuat Pluto ingin menyentil otaknya agar waras seketika. "Emang lo gak siapin mata lo, tidur gitu. Terus mobil lo, uang bensin juga, belum lagi uang buat traktir semua yang gue minta, lo udah--"

"Udah. Semuanya udah gue siapin, gue tinggal berangkat aja sama lo." Pluto terkesiap, sudah katanya? Kapan?

"Baru juga gue kasih tau, udah siapin apaan?" tanya Pluto, sedikit mendelik. Ia saja harus menyiapkan izin dahulu ini sudah main beres saja, sehat?

"Kalo soal traktir gue emang udah niat, jadi udah disiapin. Kalo soal perjalanan nanti gue udah biasa jalan jauh sama teman se-club gue, club pendaki. Jadi lo gak usah takut gue kenapa-napa, hehe." Pd sekali anda.

"Oh, gue bukan takut lo kenapa-napa. Gue cuman gak mau mati dengan mengenaskan gara-gara supir ngantuk. Jangan Geer." Devan terkekeh di sana. "Kirain khawatir."

"Yaudah, gue mau tidur." Pluto hampir mematikan sambungan sebelum sebuah suara membuatnya berhenti.

"Jangan lupa besok dandan yang cantik!"

Tutttt

Seketika Pluto terdiam, dengan senyum yang luar biasa manisnya! Ia mematikan sambungan tanpa membalasnya lagi. Membiarkan ia bahagia walau hanya sebuah pesan yang manis. Oke, besok kita ke Jogja!

---Dear, Pluto.---

Jogja, Maret 2019.

Terbebas dari ibu kota yang ramai dan padat, entah itu penuh dengan banyaknya orang yang gila bisnis, atau rentetan artis yang dikejar penggemar. Pluto mengeluarkan sebelah lengannya lewat jendela mobil, membiarkan angin menerpa tangannya lembut. Jalanan yang ramai akan penjual makanan dan lalu lintas yang ramai lancar memberikan kesan damai bagi gadis cantik berbando kain itu.

Hei, PLUTO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang