Taman kota sore ini ramai dengan tingkah polah anak-anak kecil yang sedang bermain perosotan, ayunan dan berbagai macam mainan lainnya. Mereka semua terlihat bahagia ditemani oleh orangtua masing-masing.
Berbeda dengan Luhan. Perempuan imut berambut sebahu dengan poni depan itu hanya duduk terdiam, memperhatikan anak laki laki yang Luhan kira berusia sama dengan adiknya, Jihoon. Luhan merasa sedih saat tersadar adiknya tidak bisa seberuntung mereka.
"Kau jangan khawatir, kita berdoa saja semoga ada pendonor untuk Jihoon. Lagi pula operasi Jihoon kemarin lancar, sekarang keadaannya menjadi lebih baik."
Luhan merasa lega, dia memeluk Chanyeol saking bahagianya, meski masih ada rasa kurang puas di sana.
"Dan kau juga jangan terlalu memikirkan Jihoon. Ada aku dan Ibu Himata yang akan selalu menjaga Jihoon dengan baik."
"Thanks, Yeol. Aku benar-benar tidak bisa menggantikan kalian menjaga Jihoon di rumah sakit."
"Tidak apa-apa Luhan. Kau telah berkorban terlalu banyak."
Luhan melepas pelukannya dan menunduk.
"Aku bingung.""Kenapa? Ada sesuatu yang terjadi? Gay itu menyakitimu?"
Luhan menggeleng.
"Tidak. Dia terlalu dingin untuk bisa menyakitiku. Hanya saja, Mama Sehun selalu mendesakku. Dia meminta bukti apakah aku sudah berhasil membuat Sehun putus dan membuat Sehun berubah mencintai wanita.""Aih! Sialan sekali itu Nyonya lampir!" Chanyeol menggerutu kemudian menatap Luhan, "Kau sudah mengetahui siapa pacar Sehun?"
Luhan menggeleng, "Aku selalu memaksa Sehun untuk mengenalkanku pada pacar Gay-nya tapi Sehun selalu menolak dan mengataiku gila. Jika aku bilang suruh membawa pacarnya pulang, dia akan menatapku dengan pandangan menyeramkan."
"Kalau seperti ini caranya akan sangat sulit."
"Tapi aku mempunyai satu petunjuk!" Luhan menatap Chanyeol dengan girang saat dia mengingat sesuatu.
"Apa?" Chanyeol bertanya antusias.
"Ketika Sehun mabuk, aku mendengar dia mengigau satu nama, hm, seperti ini, Baekhyun ... Baekhyun ..." Luhan menirukan suara Sehun ketika mengigau nama itu.
"Baekhyun?"
"Ya, kurasa itu nama pacar Gay-nya!"
"Tapi bagaiamana aku bisa mencari nama seseorang bernama Baekhyun? Seoul kan luas."
"Ah, iya juga." Luhan kembali melemas. "Mungkin aku akan benar-benar mendesak Sehun untuk kali ini."
Chanyeol menatap Luhan, dia menggerakkan alisnya dengan senyum terpatri misterius di wajahnya, "Aku punya ide!"
____
"Sehun! Makan malam sudah siap!" Luhan berteriak sambil berjalan ke arah kamar.
Tapi Sehun malah membanting pintu di depan wajahnya ketika dia datang untuk memanggilnya makan malam.
Luhan mengelus dada saking kagetnya, "Untung saja aku tidak mempunyai riwayat penyakit jantung," gumam Luhan sambil memandangi pintu kamar yang sudah tertutup rapat.
Ini adalah hari sabtu, seharusnya Sehun tidak akan pergi kemana-mana.
Luhan memakan makan malam sendirian, dengan sesekali menatap ke arah ruang santai.
Di sana, Sehun terlihat duduk menonton Televisi dengan sebuah majalah bisnis di tangannya.
Walau pun Sehun tidak tertarik pada apa yang terjadi, tapi dia tidak buta. Sehun mendapati Luhan berulang kali mencuri pandang ke arahnya.
Akhirnya wanita berstatus gila di kepala Sehun mendatanginya dengan sepotong balutan selada.
Dia tersenyum. "Bilang aaa Sehun." Luhan membuka mulutnya lebar untuk mencontohkan, tapi Sehun dengan mudahnya menggerutu dan berjalan pergi, naik ke lantai atas.Agar tidak mempermalukan dirinya sendiri, Luhan menjejalkan balutan selada itu ke dalam mulutnya dan mengunyah dengan marah.
Dia mengeluarkan tawa paksa. "Aku akan menghabiskan semua makan malam sendirian! Ini sangat enak, kau akan menyesal tidak mencicipinya!" Ucapnya dengan melirik ke lantai atas.Namun belum sempat Luhan bergeming, Sehun sudah kembali menuruni tangga. Kali ini dia memakai jaketnya seperti hendak pergi.
"Kau mau ke mana?" Luhan segera menghampirinya.
"Bukan urusanmu!" Sehun tetap berjalan bahkan tidak menoleh ketika menjawab pertanyaan Luhan.
"Jangan menungguku pulang. Aku tidak akan pulang malam ini!"
"Iya. Baiklah! Hati-hati!" Luhan sedikit berpura-pura acuh, kemudian merogoh ponselnya dan mengirimi Chanyeol pesan, "Yeol, Sehun sudah keluar!"
"Beres! Aku akan menguntitnya!"
___
Bel pintu berbunyi dengan berisik karena sang pelaku mungkin sudah tidak memiliki rasa sabar untuk segera masuk ke dalam.
Sebuah senyuman lebar terukir cerah di bibir seseorang yang bahagia. Akhirnya yang dinantikannya datang.
"Sehun." Seorang pria imut menyambut kedatangan prianya dengan pelukan erat. Tanpa ragu Sehun pun membalas pelukan pria imut tersebut.
"Aku merindukanmu.""Aku lebih merindukanmu, Baekhyun Sayang." Sehun menatap Pria imutnya, lalu mencium bibir itu sedikit lama.
Chanyeol yang membuntuti di belakang sampai memutar wajahnya, merasa mual melihat adegan tersebut.
"Oh, seperti apakah rasa berciuman dengan sesama pria?"Pria imut bernama Baekhyun itu tersenyum bahagia melihat bagaimana perlakuan manis Sehun masih tetap sama, meski prianya sudah menikah.
"Aku sudah masak berbagai makanan kesukaanmu, ayo masuk!" Baekhyun menarik tangan Sehun dan Sehun segera merengkuh pinggang pria-nya, lalu keduanya berjalan bersama menuju meja makan.
...
Di lain tempat, Luhan merasa bosan. Rumah sebesar itu, hanya dirinya yang tinggal. Bekas makanan dan camilan berselerakan di lantai. Ia sesekali menguap menatap layar televisi, lalu menoleh ke arah jam yang menggantung di dinding.
Waktu sudah menunjukan hampir pukul dua belas malam.
"Benarkah dia akan menginap di sana?" lirihnya sambil menatap ke arah pintu utama......
Dalam balutan selimut yang sama, Baekhyun tidak hentinya melepaskan diri dari Sehun. Dia terus memeluk tubuh Sehun, walau sudah tahu jika pria-nya tidak akan pergi dari rumahnya malam ini.Setelah Sehun menikah mereka memang jarang menghabiskan waktu berdua bersama.
"Siapa?" Baekhyun melirik pada pesan yang sedang Sehun baca, dan Baekhyun tahu jika Luhan-lah yang baru saja mengirimi Sehun pesan.
"Apa dia tahu kau berada bersamaku?"
Sehun mengangguk.
"Ya, dia tahu." Tanpa membalas pesan Luhan, Sehun meletakkan ponselnya di atas meja.
"Tidurlah. Sekarang sudah tengah malam.""Baiklah." Baekhyun mencuri satu ciuman di bibir Sehun kemudian menyamankan posisinya di peukan Sehun.
Matanya sudah ia pejamkan, namun Sehun masih terjaga karena pikirannya terpecah menjadi dua berkat pesan yang Luhan kirimkan padanya.'Apa kau tidak bisa pulang saja? Aku takut sendirian di rumah.'
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Biru (END-HUNHAN)
FanfictionTAMAT- COMPLETED [GS] WARNING : AREA 21+ Rilis : 13 Juli 2019 Tamat : 25 Juli 2019 Penulis : Affa Foreisthye Xi Luhan, seorang gadis panti asuhan yang polos, menerima tawaran Nyonya kaya untuk menikah dengan anaknya yang Gay dengan iming-iming uang...