D.G.B | 24

5.4K 441 112
                                    

Sampai sekarang Luhan sudah menjalani dua siklus kemoterapi intavena plus kemoterapi oral. Meski begitu, Luhan tetap butuh transplantasi sumsum tulang supaya kondisinya optimal.

"Ini adalah salah satu jenis leukemia yang memiliki tingkat kambuh tinggi dan transplantasi sel punca bisa mengurangi risiko kambuh hingga separuhnya," kata Dokter.

Namun, Sehun pastikan bahwa Luhannya akan sembuh, Luhannya akan baik-baik saja.

Saat ini pun, si kembar tumbuh semakin cepat. Begitu menggemaskan dan lucu-lucu. Kondisinya dilaporkan selalu baik dengan berat badan yang mulai bertambah plus mereka sedang belajar merangkak.

Sementara itu, Dokter optimistis, Luhan bisa sembuh dari leukemianya. Dia dan tim-nya tetap akan melakukan yang terbaik.

Dukungan untuk Luhan diberikan dengan sepenuhnya dari Sehun. Sehun yang selalu di sampingnya, dan tidak pernah meninggalkannya.

"Sayang, minum obatmu!" Sehun memberikan beberapa butir obat dan menyodorkan segelas air pada Luhan.

Luhan menurut, meminum obatnya dan tersenyum pada Sehun.
"Terimakasih, Sayang."

Sehun menyimpan air itu, lalu memeluk Luhan singkat.
"Sekarang istirahatlah! Aku akan melihat Earl dan Earnest."

Luhan mengangguk, kemudian Sehun menarik selimut untuk menyelimuti Luhan.

__

Di ruang santai, nampak dua balita laki-laki yang wajahnya sama mirip sedang berebut kuas. Mencoret-coret buku gambar kemudian tertawa dan mengoceh bersama.

Meski belum bisa bicara tapi mereka saling mengoceh seperti saling mengerti apa yang dikatakan satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski belum bisa bicara tapi mereka saling mengoceh seperti saling mengerti apa yang dikatakan satu sama lain.

Dan itu sukses membuat Sehun yang baru saja datang tersenyum gemas.

"Earl, Earnest, sedang bermain apa kalian? Ke mana si hitam Jongin? Kenapa tidak menjaga kalian?"

Dua balita itu menoleh dan langsung merangkak untuk menghampiri Sehun. Diiringi saling saut sahutan mengoceh tidak jelas.

Sehun segera menghampiri dan duduk di lantai. Meraih dua bayi kembarnya dan menciuminya dengan gemas.

Sementara dua balita terkikik karena ciuman bertubi-tubi dari Sehun.

"Kalian merindukan Appa? Hm? Baiklah, Appa akan menemani kalian untuk bermain." Sehun kembali mendudukan dua balitanya di karpet berbulu dan menemani kedua balitanya untuk bermain.

__

Pemandangan paling indah, yang selalu membuat Luhan merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia adalah ketika melihat Sehun dan dua buah hati mereka bermain bersama lalu tertidur karena kelelahan.

Pemandangan paling indah, yang selalu membuat Luhan merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia adalah ketika melihat Sehun dan dua buah hati mereka bermain bersama lalu tertidur karena kelelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menggemaskan sekali.

Luhan berjalan mendekat, duduk di samping Sehun, kemudian mengecup pipinya singkat.
"Suamiku, bangun, aku sudah memasakkan makan malam untukmu."

Sehun sedikit menggerakkan tubuhnya, lalu perlahan membuka matanya.

Sementara Luhan mengulurkan tangan ingin meraih Earl yang tidur di dekat kaki Sehun, tapi Sehun segera menahannya. Menatap Luhan dengan mendekatkan wajahnya.

"Sayang, kau menghancurkan mimpi indahku."

"Mimpi apa?" Luhan sengaja menggesek hidungnya dengan hidung Sehun dengan sedikit menggoda.

"Mimpi bulan madu."

Luhan langsung memukul dada Sehun dan mendorongnya menjauh.
"Jangan mulai, aku harus menidurkan Earl dan Earnest ke kamar dulu."

"Setelah itu?" Sehun bertanya di dekat telinga Luhan, sengaja meniupnya dan sedikit mengecupnya, membuat Luhan cepat-cepat berdiri dengan menggendong Earl.

"Makan malamlah dulu, aku akan menyusul."
Luhan segera berjalan menuju kamar kedua buah hati mereka.

Sehun tersenyum, kemudian menoleh pada Earnest yang tidur dibatal.
"Sayang, malam ini tidur yang nyenyak ya. Jangan ganggu Appa dan Eomma. Karena Appa dan Eomma akan ada pekerjaan sampai pagi." Sehun mengecup kening bayinya, sebelum menggendongnya mengikuti Luhan masuk ke dalam kamar buah hati mereka.

Setelah Luhan dan Sehun menidurkan kedua anak kembarnya, Sehun meraih tangan Luhan dan memeluknya.

"Aku merindukanmu."

"Kita bertemu setiap hari, tapi masih merindukanku?"

"Apa kita harus berpisah lama dulu baru boleh saling merindukan?"

Luhan mencubit perut Sehun, membuat Sehun menggeram kesakitan. Namun, setelahnya keduanya saling tertawa.

"Bolehkah malam ini aku menginginkanmu?" Sehun bertanya sambil mengecup dahi Luhan.

Luhan terdiam cukup lama. Bukan berarti dia tidak mau, hanya saja kondisinya belum sembuh betul.

Penyakit itu memang sudah diangkat dari tubuhnya, namun sekarang dia masih dalam masa pemulihan.

Melihat Luhan hanya terdiam, Sehun semakin mengeratkan pelukannya dan berbisik di telinga Luhan.
"Aku berjanji akan pelan-pelan. Jika kau lelah, kau bisa diam saja, biar aku yang melakukannya."

Luhan diam-diam tersenyum, lalu mengangguk pelan di dalam pelukan Sehun.

Sehun tersenyum senang, kemudian menggedong Luhan dan membawanya ke dalam kamar mereka.

___

"Arkh! Umph!" suara rancauan Luhan terdengar merdu di telinga Sehun.

Sehun segera membungkam mulut istrinya lagi sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Menyibak pakaian Luhan dan menawarkan penisnya yang telah ia keluarkan dari himpitan sarangnya.

"Siap mendesah sepanjang malam, Sayang?"
Sehun mengelus bibir Luhan dengan jari-jemarinya

Luhan memejamkan mata sambil mengangguk.

Sehun tersenyum dan kembali meraup bibir manis itu.

Ingatlah selalu bahwa kau adalah hidupku, Luhan.

Selamanya.

Tidak akan aku biarkan siapa pun memisahkan kita. Meski maut sekali pun.

Kau milikku.

Milik Oh Sehun.

__

Tamat ? Atau lanjut? Atau bikin ff baru?
Hahhahah sorry, ceritanya selalu hancur di ending.

GESER! Chap AKHIR —>

Dua Garis Biru (END-HUNHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang