D.G.B | 16

5K 531 185
                                    

Hello, ada yang menanti kemunculan gue? Hehehe
Oke kita next part selanjutnya.

Salam hangat dari cowok terganteng,
Affa Foreisthye

Salam hangat dari cowok terganteng,Affa Foreisthye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


___

Chanyeol menyodorkan sesendok bubur ke arah mulut Luhan, dan dengan girangnya Luhan langsung membuka mulutnya.

"Hm, Soal beberapa hari lalu. Kau belum memberiku jawaban."

Luhan diam.
Dia ingat saat Chanyeol mengatakan ingin menikahinya setelah pergi dari keluarga Oh, dan dia belum memberi jawaban pada Chanyeol.

"Sehun sudah mengusirmu dari rumah, kau pun juga sudah hamil. Tinggal menunggu anak itu lahir dan kau bisa benar-benar terbebas dari mereka. Maukah kau izinkan aku untuk menjagamu? Mendampingi di setiap suka dukamu?"

Luhan meremas kedua tangannya.
Chanyeol memang sudah benyak membantunya, selalu ada untuknya dan tidak pernah meninggalkannya. Dia tipe pria idaman para wanita. Tapi ...

Melihat Luhan sedikit melamun, Chanyeol pun kembali menyodorkan sesendok bubur ke arah Luhan.

Luhan sedikit terkesiap dan menerima bubur itu lagi.

"Maaf, Aku benar-benar sibuk akhir-akhir ini hingga lupa untuk memberimu jawaban."

Chanyeol tersenyum manis,
"Tidak masalah, Jadi, apakah sekarang kau bisa memberiku jawaban?"

Luhan menunduk seiring meremas tangannya lebih erat.

Dia tidak tahu apakah harus menjawab iya atau tidak.
Tapi, Luhan tidak bisa menolak kebaikan Chanyeol. Dia sudah banyak berkorban untuk hidupnya.

"Jawabanmu?"

Luhan menunduk, tidak berani menatap Chanyeol, ia hanya mengangguk kecil.

"Kau menerimaku?"

"Hm," jawab Luhan hampir tak terdengar.

Chanyeol nampak bahagia, ia tersenyum lebar dan meletakkan semangkok bubur ke atas meja.

Ia lalu meraih kedua tangan Luhan dan menatap Luhan lekat.

"Terima kasih. Aku berjanji akan menjadi kekasih yang baik. Menjadi pendamping ideal, dan akan menjadi suami idaman. Aku mencintaimu, Luhan."

Luhan membeku. Entah mengapa semua perkataan Chanyeol seperti angin yang tiba-tiba datang lalu menghilang. Kata-kata yang seakan ditolak untuk ia dengar.

Chanyeol mengelus rambut Luhan seiring mendekatkan wajahnya.

Luhan tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dan saat bibir Chanyeol hampir saja mendarat dibibirnya, Luhan dengan reflek menutup matanya.

Ceklek ... Suara pintu dibuka.

Dua Garis Biru (END-HUNHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang