*Jam tiga sore*
Luhan membulat tajam saat kedua matanya menatap ke arah Sehun yang tengah tersenyum manis di atas sepeda.
Dengan balutan kaos kasual dan celana pendek, Sehun nampak santai sore ini.
Tapi ... tunggu dulu! Sehun naik sepeda?!
"Naiklah!" Sehun menepuk palangan sepeda di depannya, memerintah Luhan untuk duduk di sana.
Oh, dia benar-benar bercanda.
"Sehun, aku sedang hamil tiga bulan, kau yakin ingin mengajakku jalan-jalan dengan sepeda?"
"Persetan dengan kehamilanmu! Itu bukan anakku! Cepat naiklah! Atau aku akan berubah pikiran."
"Oke! Oke! Tapi janji kau harus hati-hati, ya?" Luhan dengan pelan-pelan naik ke palangan sepeda. Membuat Sehun langsung tersenyum dan segera mengunci tubuh Luhan dengan kedua tangan bertumpu pada stir sepeda.
Ia mendekat ke arah telinga Luhan dan berbisik, "Mari, bersenang-senang, Istriku!"
Luhan bersemu. Dia tidak tahu apakah ini artinya Sehun sudah menganggapnya sebagai istri atau bagaimana, yang jelas dia bahagia.
"Kita berangkat! Lets go!" teriaknya sambil menggayuh sepeda dengan semangat.
Cinta itu ... sederhana, itu yang dipikirkan Luhan sekarang. Tidak perlu mahal. Cukup dengan dia selalu ada untukmu. Luhan rasa itu cukup.
___
Mereka mengintari taman kota, memanjakan lidah dengan berbagai makanan di pinggir jalan, berpoto bersama, dan tertawa bersama.
Luhan tersenyum kala melihat Sehun membelikan ice cream untuknya, di dalam hati dia berkata, "Aku berharap waktu tidak akan cepat berlalu. Aku masih ingin merasakan kebahagiaan ini, bersamanya."
Luhan merunduk, menatap perut buncitnya dan mengelusnya.
"Aku ... mencintaimu."
Entah kata itu ia tujukan pada calon buah hatinya, atau pada pria yang kini tengah berdiri di kejauhan menatap ke arahnya dengan dua ice cream di kedua tangannya.Sehun selalu benci ketika Luhan mengelus perutnya, selalu benci ketika wanita itu berinteraksi dengan calon bayi di dalam perutnya. Setiap kali melihat Luhan melakukan itu, darahnya selalu mendidih, membayangkan ketika Luhan bersama pria itu. Pria yang dia anggap sebagai ayah dari bayi yang Luhan kandung.
Tanpa sadar Sehun meremas tangannya, membuat dua ice cream di tangannya hancur jatuh di tanah.
"Sial!" Dia melepar ice cream itu dan berjalan marah ke arah Luhan.
"Kita pulang!" ucapnya dengan menarik tangan Luhan pergi."Sehun, ada apa?" Luhan sedikit kualahan menyeimbangi langkah Sehun yang terus menariknya.
Tapi, Sehun tidak menjawab, dia terus menarik tangan Luhan pergi menuju sepeda yang dia parkir di dekat jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Biru (END-HUNHAN)
FanfictionTAMAT- COMPLETED [GS] WARNING : AREA 21+ Rilis : 13 Juli 2019 Tamat : 25 Juli 2019 Penulis : Affa Foreisthye Xi Luhan, seorang gadis panti asuhan yang polos, menerima tawaran Nyonya kaya untuk menikah dengan anaknya yang Gay dengan iming-iming uang...