4.SEBUAH KEPUTUSAN🔱

11.7K 832 85
                                    

HAPPY READING👑

   Sore ini rumah Lala dipenuhi oleh alunan musik karaoke dengan volume keras. Dan kalian tau apa yang dilakukan oleh Lala? Gadis itu bernyanyi diatas kasur sambil berjingkrak heboh.

Memang suara Lala sangat merdu dan enak didengar, tapi tetangga akan terganggu karena sebentar lagi hari mulai gelap. Walaupun demikian, seorang Lala tidak perduli akan hal itu. Lala tetap melanjutkan sampai ia merasa bosan.

"Jamur oh jamur
janda janda dibawah umur"

Lala bernyanyi sambil berjoget heboh diatas kasur King size miliknya. Tiba-tiba terdengar gedoran pintu dan teriakan khas Mamanya, Rani.

"LALA! KELUAR KAMU, YA ALLAH INI ANAK SATU!" Teriakan Rani sangat keras mengalahkan alunan musik karaoke yang dinyalakan oleh Lala.

"IHH MAMAA BENTAR LAGI YA LAGI ASIK NIH," sahut Lala berteriak, sembari turun dari atas kasur besarnya dengan wajah cemberut.

"Buka pintunya dulu sayanggg," pinta Rani lagi.

Mau tak mau Lala akhirnya membuka pintu kamar nya dan menatap Mamanya dengan wajah cengar cengir.

"Ada apa mah?" tanya Lala to the point.

"Katanya Papa mau bicara. Ini penting, jadi Mama tunggu dibawah ya. 5 menitt sayang." Setelah mengakhiri ucapannya Rani mengelus pelan rambut putrinya Lala dan mulai berlalu.

Lala menutup kembali pintu kamarnya dan menguncir rambut nya asal sembari bergumam, "Ngapain coba? Emang papa mau ngomongin apa? biasanya juga kaga peduli sama gue."

Lala memutuskan untuk segera keluar dari kamar, menuruni anak tangga dan menemui kedua orang tuanya di ruang keluarga.

Tak ada sedikit semangat pun terlihat diwajah Lala saat Ia bertatap mata dengan Papanya, Radit. Ia malah memalingkan wajahnya dan duduk dengan terpaksa berhadapan dengan Papanya.

"Ada apa? papah sama mamah mau ngomongin apa sama Lala?" tanya Lala langsung, tak ingin berlama lama.

"Gini La, Papa sama Mama punya temen yang memang dari dulu udah ngerencanain ini semua," tutur Rani.

Lala menaikkan sebelah alisnya tak mengerti atas apa yang barusan diucapkan oleh Mamanya.

"Jadi gini, Papah sama Mamah mau jodohin kamu sama anak temennya Papa," timpal Radit tanpa melihat kearah Lala. Ia mengucapkannya sambil membaca artikel penting ditangannya.

"HAH?! APAAN COBA? nggak nggak, Papah sama Mamah tuh apa apaan sih?! Lala ini masih kecil tau! Maen jodoh jodohin aja!" sungut Lala, tidak terima atas keputusan itu.

"Papah gak butuh penolakan kamu Lala. Siapa tau dengan menikah sama dia, kamu bisa berubah dan gak urakan lagi kaya sekarang ini!" cetus Radit dan diikuti anggukan dari Mamanya, Rani.

"Iyaa sayang, mending kamu turutin aja ya, siapa tau kalian bisa saling mengerti satu sama lain," lanjut Rani. Ia mengelus pelan rambut putri semata wayangnya itu.

"Tapi Mah, aku itu udah nargetin kalo aku tuh nikahnya sama ketos cogan mah. Ihh! malah hancur harapan gue," ujar Lala dramatis diikuti gelengan kepala dari Papanya.

"Intinya kamu harus siapin diri, besok mereka kesini buat bicarain acara pernikahan kalian!" tegas Radit.

"YAMPUN PA! Kan Lala masih kecil. Lagi pulakan bisa tunangan dulu, baru nikah nya pas udah selesai sekolah," protes Lala. Ia bahkan tak sanggup membayangkan bahwa dirinya akan menikah diusia belia. Bagaimana jika calon suaminya itu om om?

"Gak perlu kaya gitu. Langsung nikah aja, pokoknya Papa gak nerima penolakan!" tekan Radit membuat Lala semakin frustasi.

"Terus gimana sama sekolahnya Lala? Lala bisa-bisa dikeluarin dari sekolah Pah, Mah!" sungut Lala lagi. Bisa-bisa ia di keluarkan dari sekolah karna telah menikah.

RainLala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang