57.CRY & KISS🔱

6.2K 580 201
                                    

(Jaga kesehatan jangan lupa🧡)

HAPPY READING👑

"Panas banget gak sih Jo? Gak cape apa si Bapak ngomong terus?" Bisik Lala. Ia menyenggol lengan Tejo yang sedang menggoyangkan kaki.

"Tau ih si Bapak, pen jual deh"

"Untuk anak didik kami sekalian, diharapkan agar kalian belajar dengan baik untuk persiapan ujian semester genap..."

Suara guru pembina upacara memenuhi lapangan dimana murid-murid sedang berjejer rapi. Sudah lama beliau memberikan arahan membuat banyak murid bergerak gusar karena kepanasan.

"Tejo, Viki! Nanti bolos yuk. Ke warung Bu Koprak aja lah, kepanasan gue anjir," Lala menoel lengan Viki dan Tejo bersamaan.

"Diem jingan! Si Bapak nengok" Tejo menegakkan badannya diikuti oleh Viki.

Lala memutar bola matanya malas. Tejo ini memang sok baik sekali. "Tejo! Nanti kita bolos ya? Temenin gue pokonya."

"LALA! KELAS SEPULUH IPS 5, BARISAN PALING BELAKANG. MAJU KEDEPAN!"

Lala mengangkat pandangan saat mendengar namanya disebut oleh Guru didepan sana dengan penuh emosi. Tejo dan Viki menepuk jidat. Sudah diberitau tapi Lala malah tak percaya.

"Woilah anjing, gue lagi!" Lala maju dengan santai menerobos barisan teman sekelasnya yang kini memberi semangat pada Lala. Amel dan Vira? Mereka kini menghela nafas panjang. Lala tak pernah luput dari masalah setiap hari.

"Ada apa ya Pak, manggil cewek cantik?"

Terdengar tawa kecil dari seluruh siswa-siswi SMA Merah Putih, saat pertanyaan itu dilontarkan oleh Lala.

"Kamu tidak sadar dengan kesalahan kamu?" tanya Pak Mirdan, guru Matematika yang khusus mengajar di kelas sepuluh itu berkacak pinggang.

"Ohh saya tau. Pasti karena saya imut, iya kan Pak?" tanya Lala dengan pede. Matanya tak sengaja bertemu dengan mata elang Rain yang kini ikut memperhatikan gerak geriknya.

Berdiri didepan semua murid sekolah begini tak membuat Lala gugup atapun merasa takut sedikitpun. Cewek itu bahkan melambai-lambaikan tangannya pada beberapa siswa yang memanggil namanya.

"Lala! Ini bukan kali pertama kamu di panggil karena selalu ribut pada saat upacara. Sadar tidak kalau kamu membuat sebuah kesalahan?" Pak Mirdan semakin emosi kala melihat Lala yang sama sekali tak perduli dengan perkataannya.

"Dan Bapak tau gak, kalau murid Bapak kepanasan semua saking lamanya Bapak ngasih arahan?" Lala balik bertanya membuat Rain menghela napasnya berat. Bisa-bisanya Lala melawan Guru didepan semua murid juga Guru yang lain.

"Saya kan memberikan arahan yang baik agar kalian juga bisa lebih baik kedepannya," ujar Pak Mirdan berusaha agar tetap tidak naik darah.

Rain memberikan isyarat pada Lala agar cewek keras kepala itu tidak melawan lagi. Sayangnya, Lala mengedipkan sebelah mata padanya pertanda gadis itu akan tetap melakukan semua sesuai kemauannya.

"Sadar gak Pak, dari tadi Bapak ngasih arahan tentang ujian doang. Sekali dua kali sih gakpapa Pak. Nah ini? Dari se-jam yang lalu itu-itu doang tau Bapak," kata Lala.

Tak perlu heran jika murid-murid sekolah itu heboh saat melihat aksi Lala saat melawan Pak Mirdan. Mereka juga bertepuk tangan saat Lala dengan lancang nya menjawab semua pertanyaan Pak Mirdan.

"Lala! Kalau Papah kamu bu-"

"Bukan apa Pak? Bukan pemilik sebagian saham sekolah, iya? Kalo mau dikeluarin silahkan Pak. Saya juga gak berharap kok di kasih maaf mulu sama semua Guru."

RainLala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang