7.MASALAH LAGI🔱

10K 714 39
                                    

Happy reading💙

Tepat pada hari selasa pukul 10.25

    Lala kembali bertandang ke ruang BK untuk mengunjungi Bu Diana yang sering disebut 'Bu Butet' oleh murid-murid di SMA Merah Putih, karena Bu Diana adalah seorang guru yang berasal dari kota Medan. Bu Diana dikenal dengan gaya bicaranya yang sangat Batak dan juga garang.

Berbeda dengan murid-murid nakal lainnya, ini bukanlah pertama kalinya Lala menjenguk Bu Butet keruang BK. Tetapi sudah beberapa kali. Ingat Sudah beberapa kali.

Bu Butet menatap tajam kearah Lala yang hanya memalingkan pandangannya berpura-pura tak melihat kemarahan yang terpancar di wajah Bu Butet.

"Lala! yang kenapa nya kau ini? ini kaca jendela sekolah bisa-bisa habis kau pecahkan kalo kekgini!" Marah Bu Butet.

Lala memecahkan kaca jendela lagi. Ini adalah kaca jendela ke empat yang sudah Ia pecahkan selama bersekolah di SMA itu. Empat kaca menjadi korban selama satu semester.

Bagaimana Bu Butet tidak marah? Lala sudah banyak membuat masalah. Dan sekarang Lala merusak aset sekolah lagi.

Banyangkan saja Lala sudah memecahkan empat keca jendela ditingkat kelas 10. Bagaimana jika Ia sudah sampai kelas 12? Bisa-bisa hangus semua kaca jendela SMA Merah Putih.

"Duhh Bu Butet, Lala gak sengaja kali. Emang salah kalo Lala main bola? Bolanya aja yang nakal malah pergi kekaca jendela trus mukul kacanya." Lala menjelaskan pada Bu Butet. Ya, penjelasannya mengguncang hati Bu Butet. Dirinya sangat terharu. Terharu karena ia punya murid se bijak Lala.

"Astaga Lala! Macam mananya kau ini, manalah mungkin bola itu sendiri yang jalan ke jendela. Gila kau? Akh pusing kepalaku kau buat" Bu Butet memijit kepalanya tak habis pikir dengan murid nakal langganan nya ini.

Tak terhitung sudah berapa kali mereka bertemu di ruang BK. Setiap hari pasti ada masalah yang dibuat oleh Lala, dan berakhir ditangan Bu Butet, Pak Bodi dan Rain si ketua osis.

"Gini deh Bu, janganlah pusing kali Ibu. Kan gak salahku itu," ujar Lala menirukan logat Bu Butet berbicara membuat emosi Bu Butet naik lagi.

"Amang tahe, gak kasihan kau nengok kaca itu? nangis dia sekarang. Memang gak tau lagi aku harus kekmana samamu bah" Bu Butet merogoh tasnya dan mengambil sebuah make up yang Lala tak tau apa namanya.

Bu Butet mengusap kuas make up itu kewajahnya lalu berkata, "Luntur make up ku kau buat. Memang kurang asam kau."

"Aish Ibu udah cantik kok," goda Lala mengedipkan sebelah matanya pada Bu Butet.

"Gausah sok kau puji aku. Gak akan siap masalah kau," desis Bu Butet dengan mata berapi.

Lala memutar bola matanya malas sembari melipat kedua tangannya di dada. Segala pujian yang ia lontarkan pada Bu Butet tidak pernah mempan sama sekali.

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu Ruang BK dan dengan cepat Bu Butet menyuruhnya masuk.

Seketika mata Lala berbinar melihat siapa yang baru saja datang. Rain ketua osis, sekaligus calon suaminya yang diperkirakan akan menjadi suaminya minggu depan.

"Ada apa Bu?" tanya Rain sopan.

"Ini si Lala mecahin kaca jendela lagi. saya mau nugasi kau buat ngasih hukuman sama anak ini. Tapi jangan kau tinggalkan. Lari nanti dia," titah Bu Butet memberi tugas pada Rain.

"Baik Bu." Rain menghela napasnya dan melihat kearah Lala dan hanya disambut cengiran kuda oleh Lala.

"Ayo!" Satu kata yang mampu membuat Lala cepat-cepat berdiri dan mengikuti Rain keluar dari Ruangan Bu Butet.

RainLala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang