63.PERGI🔱

4.8K 521 600
                                    

HAPPY READING👑

-Semua yang dilahirkan, suata saat akan kembali pada sang pencipta-

Dorr

Dorr

Dua tembakan yang diarahkan kepada Lala berhasil menembus tubuh...

"RAKA"

"KAK RAKA"

Rain dan yang lain membelalakkan mata mereka lebar. Tepat pada saat Via menarik pelatuk pistol itu, Raka berlari dengan cekatan dan menghalangi peluru itu mengenai Rain.

Raka mematung ditempatnya. Matanya berkedip beberapa kali sembari menurunkan pandangan kearah perut dan bahunya yang kini mengeluarkan banyak darah hingga lantai tempat ia berpijak kini dipenuhi oleh darahnya.

Seakan tak bertenaga lagi, tubuh Raka limbung kebelakang. Bian dengan cepat menangkap tubuh kurus Raka sebelum menyentuh lantai.

Via? Gadis itu berlari entah kemana dan sekarang polisi sedang berpencar untuk mencarinya disekitar sana. Tadi polisi datang tepat saat Raka tertembak dan sayangnya, Via sudah terlebih dahulu kabur.

Rain mengangkat Lala dan mendekat kearah Raka. Rain, Bian, Amel, Vira dan Lala kini sudah menangis melihat Raka yang sedang menatap mereka sayu.

"Ayang Ra-in sama ayang Lala...se-lamat," Raka mengukir senyum diatas bibir pucatnya.

"Mel, cepet telpon rumah sakit dan suruh ambulance kesini" ujar Rain sembari terisak.

Amel segera menelpon rumah sakit ditengah paniknya. Sungguh sedari tadi ia tak terpikir dengan hal itu saking terkejutnya karena melihat Raka tertembak.

"Kak... Raka" lirih Lala. Air matanya sudah membasahi seluruh wajahnya apalagi melihat Raka yang kini terkapar di dekapan Bian.

Vira menekan luka tembak diperut Raka, sedangkan Amel menekan luka tembak dibahu Raka. Raka masih membuka mata walau hanya segaris.

Mereka semua dibuat histeris saat Raka tiba-tiba saja memuntahkan darah dari mulutnya. Darah yang tak sedikit itu sukses melumuri daerah mulut Raka hingga lehernya.

"Raka, tahan bentar please" Bian semakin mengeratkan pelukannya pada Raka.

"Kak Raka..." Vira menundukkan kepalanya tak kuasa menahan isakannya.

"Mana sih ambulance nya! Sahabat gue sekarat anjing!" Rain mengacak rambutnya frustasi. Sungguh Rain takut jika sampai hal yang tak diinginkan terjadi pada Raka.

"Yan, j-jangan lu-pa peje..nya" Raka tertawa kecil sesaat setelahnya keningnya terlihat mengerut saat sakit diperut dan bahunya tak bisa ditahan lagi.

"Tapi lo harus janji kalo lo bakal bertahan okay? Lagian lo lagi sekarat bego, jangan mikirin itu mulu hiks" Bian mengusap rambut Raka. Walau Raka selalu saja membuatnya emosi, tapi Bian sayang sekali pada Raka.

"Iya iyaa, nanti gue beliin apa aja buat lo. Sekarang tidur cepet, nanti biar bisa jadi hero nya Lala" Kata-katanya untuk Raka tadi kembali muncul dibenaknya. Benar saja, Raka kini sudah menjadi Hero nya Lala.

"Ayang Rain...jaga Lala ya"

Rain menganggukkan kepalanya cepat. Setelah itu Raka menutup matanya perlahan. "RAKA? KA? JANGAN TUTUP MATA LO RAKA!" Rain mengguncang tubuh Raka saat Raka sudah sepenuhnya menutup matanya.

Lala yang melihat itu langsung gelisah dan menangis hingga membuat sesaknya semakin menjadi.

"L-lala?" Rain menepuk pipi Lala saat merasa gadisnya itu meremat kuat lengannya.

RainLala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang