6.BERSEDIA🔱

10K 759 41
                                    

HAPPY READING👑

     Lala segera menuruni anak tangga dengan perasaan yang bercampur aduk.
Saat ini yang ada dipikiran Lala adalah, apa Rain yang akan jadi suaminya?

Jika jawabannya adalah Iya, Lala akan sangat senang. Karena Rain adalah cowok idamannya. Semoga saja yang dipikirkan Lala ini benar terjadi.

"Ehh itu Lala udah turun," ujar Radit sembari tersenyum pada Lala. Senyum yang sangat jarang diperlihatkan pada Lala. Senyum yang terakhir kali dilihatnya sewaktu Ia kecil.

Lala duduk di samping Rani dan tak henti-henti menatap Rain. Ia bahkan tak berkedip memandangi wajah cowok tampan blasteran surga di depannya.

"Rain, ini anak Om. Dan Lala, ini Rain." Radit memperkenalkan keduanya.

"Udah tau kok Om/Pah," jawab Rain dan Lala berbarengan. Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, kedua manik mata mereka bertemu sampai akhirnya Lala memutuskan untuk memalingkan pandangannya karena keadaan jantung nya yang tidak mendukung.

"Gue emang jodoh sama dia. Pokonya aw, mo teriak!"

"Wah, kalian sudah saling kenal ternyata. Baguslah, ini semakin memudahkan kalian agar dapat lebih dekat lagi," ucap Dani turut senang saat mengetahui bahwa kedua anak muda itu sudah saling kenal.

"Makin dekat gimana sih? orang dia dingin banget, ngomong sama dia serasa ngomong sama tembok rumah. Datar sekaligus cool aduhay." Batin Lala dalam hati. Tapi walaupun begitu, ia juga tetap kagum pada ketampanan Rain.

"Langsung saja, Rain apa kamu bersedia menikah dengan anak Om, Lala?" tanya Radit penuh keyakinan.

"Iya Om, saya bersedia," jawab Rain singkat dan pasti.

"What?! dia nerima secepat itu tanpa nolak dulu anjay! berkat kecantikan gue ini pasti" Lala berbicara lagi didalam hati sambil tersenyum sangat lebar, mengekspresikan bahwa Ia sangat bahagia.

Rasanya Lala sudah ingin berlari keliling komplek karena sangat senang. Ia tak bisa membayangkan akan menikah dengan seorang ketos tembok. Ya walaupun dingin, setidaknya Lala bersyukur ia di jodohkan dengan Rain, bukan om-om seperti yang ia pikirkan kemarin. Tapi kalau sugar daddy sih, bisa dibicarakan baik-baik.

"Gimana Lala?" Kini beralih pada Lala.

"Lala ngikut kak Rain aja Om," ujar Lala. Sedikit menampakkan senyum manisnya.

"Lebih baik acara pernikahan nya secepatnya saja. Gimana kalo satu minggu lagi?" Vani memberi saran dan langsung disetujui dengan anggukan oleh mereka.

"Okee kita tunggu saja hari-H nya."

●●💫●●

"Astaga, gak nyangka gue, bentar lagi kak Rain bakal jadi suami gue. Omg rasanya pengen lari-lari keliling jakarta!" pekik Lala. Sejak kepulangan keluarga calon suaminya, Lala tak henti-hentinya mengoceh dan tersenyum senyum sendiri seperti orang tak waras.

"Kalo tau dia yang jadi calon suami gue, kenapa gak dari dulu aja gue dijodohin?" gumam gadis itu.

"Kok gue ngomongnya gitu? Ih! inget La, kak Rain itu orangnya datar. Dingin kaya es batu dan tajam kaya pisau. Bisa mati lo dikacangin mulu sama dia ntar." Lala berguling guling dikasurnya seperti anak SMP yang baru mengenal cinta.

"Gue chat kak Rain ah!" Lala membuka aplikasi whatsapp dan mencari sebuah kontak yang baru saja ditambahkannya tadi sore.

King Tembok🐵

RainLala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang