5.ALAY🔱

10.7K 754 71
                                    

HAPPY READING👑

     Dengan tergesa gesa Lala lari-lari disepanjang koridor, tak sabar agar segera sampai ke toilet. Dari tadi Lala sudah menahan pipis, dan sekarang rasanya sudah ingin keluar.

Banyak murid yang gemas melihat Lala seperti orang yang sedang dikejar anjing di komplek sebelah. Jika kalian berpikir bahwa Lala akan sedih soal kemarin, tentu tidak.

"WOI MINGGIR WOI! MAU PIPIS GUE!" Lala berteriak sambil sesekali menghempas orang-orang yang menghalangi jalannya.

"Ya ampun si Lala cute banget anjir."

"Gatel lo bangsat, gue kasih tau cewe lo ntar!"

"jangan dong bambang."

"Petakilan banget sih, heboh lagi!"

"hiaaa sirik lo ya sama dia?"

"Ihh apaan anjing!"

Begitulah sekiranya kata-kata yang sempat didengar oleh Lala.

"SIRIK MULU LO JULEHA!" Lala berteriak. Sempat sempatnya mengacungkan jari tengah dengan wajah tak karuan ingin pipis.

Bruk

"ADUH! LO PUNYA MATA GAK SIH?!" bentak seorang perempuan berambut gelombang yang tersungkur ke lantai koridor.

Via Anjelista Caleri. Pacar Rain, Ketos dingin idaman Lala. Dan jangan lupa, Rain sekarang ada disamping Via menatap Lala dengan tatapan dingin dan buas seperti biasa.

"Jalan tu pake mata!" ucap Rain sambil membantu Via berdiri.

"Jalan pake kaki. Mata itu buat ngeliat," balas Lala santai.

"Maaf ya kak, Lala gak sengaja. Lala kebelet pipis," ujar Lala berusaha meminta maaf pada Via.

Sejauh ini memang Lala masih menghargai senior. Tapi kalau sempat memancing Lala, mungkin kata menghargai itu tidak akan terlihat lagi.

"MAAF MAAF! LO TAU GAK? GUE LAGI PMS. KALO GUE PENYAKITAN GIMANA?!" Via menyolot lagi, dan kesabaran Lala semakin berkurang.

"Kak, tadi gue udah minta maaf, gue tau gue salah. Tapi gausah nyolot gitu kali. Matanya jangan melotot. Jelek tau, kayak nenek lampir," ucap Lala lembut tapi menusuk.

Rain hanya menyaksikan pertunjukan ini sambil menatap Lala yang sangat berani jika kesabarannya telah habis.

"Bangsat ya lo! Jadi adek kelas gaada sopan santunnya sama sekali." Via geram sekali pada Lala. Tangannya sudah gatal untuk menjambak rambut Lala.

"Maaf ya bro. Jelas-jelas tadi gue udah minta maaf baik-baik. Dan gue juga gak ngerasa nyebut nama Lo. Gue perasaan sopan dari tadi. Maaf ya sekarang gue udah gak bisa sopan sama lo." Lala mencoba santai menghadapi Via.

Segan? Lala segan tapi tidak jika sudah seperti ini. Apalagi cewek didepannya ini selalu membentaknya.

"Haha! emang ya perusuh kaya lo ini selalu jadi sampah dimana mana. Bawaan nya bikin orang pengen muntah liat muka lo!" Via kembali menyolot. Dia bahkan tak mengingat bahwa ia adalah seorang bendahara osis yang seharusnya jadi contoh.

RainLala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang