بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Sido rabi!
DENGAN kekuatan Bismillah yang insya'allah mampu menumpas keraguan. Ravita pun akhirnya berucap, "bismillah..."
Semua mata tertuju padanya.
Ningrum dan keluarganya memang belum tahu mengenai bagaimana pertemuan Ravita dengan Mas Azhar. Tapi sepertinya, Umi Salma berada dalam pengecualian. Pasalnya Umi terlihat santai-santai saja setelah perkataan Pak Rahmad.
Namun, satu hal yang mereka yakini bahwa Mas Azhar ini lelaki baik-baik. Yang sudah dianggap sebagai murid rasa anak. Sekaligus mencakup kakak Ningrum.
"Y-yaa saya bersedia,"
"ALHAMDULILLAH," semua orang berbahagia kini.
Acara lamaran dadakan itu sukses.
"Baiklah, untuk tanggal pernikahan saya pasrahkan kepada Ustadz Bahrie." Begitulah kalimat akhir sebelum keluarga Mas Azhar meninggalkan area pesantren.
Ningrum dan Mas Aryo pun pamit untuk pulang karena takut kemalaman. Angin malam tidak baik untuk ibu hamil.
•• KANG MAS! ••
Ravita kini sedang berjalan kaki menuju ke apotek terdekat untuk menebus obat sang Ibu. Ya.. nasib gadis itu miris saat ini. Walau kemarin sempat diberikan surprise oleh Allah SWT. karena tiba-tiba ia dilamar oleh lelaki sholeh.
Betapa senangnya...
Sebuah motor yang Ravita kenali melintas melewatinya. Di depan sana, Mas Azhar melepas helm yang ia pakai.
"Mau kemana, Avi?"
"Avii!!??" Ravita mengerutkan dahinya. Avi? Siapa Avi?
"Panggilan kesayangan untuk calon menantu ibuku," damn! Pipi Ravita memerah karena guyonan Mas Azhar.
*guyonan : bercandaan
"Mulai sekarang. Aku panggil kamu Avi karena belum saatnya manggil SAYANG," Mas Azhar menekankan kata terakhir sambil menyengir.
Astagfirullah. Lelaki ini!! Sejak kapan ia bertransformasi menjadi lelaki perayu seperti ini?
"Mau ke apotik terdekat, Mas."
"Aku anter!"
"Nggak usah, Mas. Aku jalan kaki aja,"
"Avi, disini nggak ada apotek yang dekat. Jauh semua lhoo," jelas Mas Azhar.
Ravita terlihat diam, berpikir sejenak. Apakah ia harus menerima tumpangan dari calon suaminya?
Jika, kemarin saat ia terdesak maka tidaklah apa-apa jika ia menerima bantuan lelaki ini. Tapi, sekarang? Kondisi, bahkan status sudah berbeda seratus delapan puluh derajat.
"Nggak usah banyak mikir. Aku nggak akan nyuruh kamu untuk pegangan, kok. Belum SAH," lagi-lagi Mas Azhar.
"Mas!" Ravita kesal dibuatnya.
"Yuk!" Mas Azhar berjalan duluan menghampiri motornya. Memakai kembali helm yang tadi ia lepas. Sebelum itu, ia sempat memberikan sebuah helm pada Ravita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Mas! [Completed]
SpiritualKisah cinta tiada dua-nya. Antara Ning dan Mas Aryo. Kemudian, juga tersedia "lika-liku kehidupan rumah tangga Ningrum yang berawal dari sebuah kisah perjodohan." Disertai pertanyaan : Akankah, cinta tumbuh diantara keduanya? Jawaban : *ada di ceri...