بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Biarpun sedang mengandung, wajah tetap on point dan glowing! - Ningrum si bumil.
HAWA mobil yang seharusnya dingin karena AC, kini malah memanas. Seusai mendengar penjelasan dari Umi, Ningrum terlihat cemberut."Kamu kenapa, sih? Cerita!" Tegur Mas Aryo.
"Nggak tahu, Mas. Bawaannya kalau lihat Ravita itu kayak nggak suka banget. Benci gitu loh, Mas-"
"Husss.. nggak boleh seperti itu. Nanti anak kita mirip dia loh.. kamu mau?"
Ningrum menatap tajam Mas Aryo, "MOH!" (NGGAK!)
Ini bukan sifat asli Ningrum, dan Mas Aryo tahu itu. Mungkin ini adalah efek dari kehamilannya sehingga merubah pribadi Ningrum menjadi sensitiv.
"Umi, jelasin ke Ning! Kenapa Ravita bisa ada di sini?"
Umi pun menghadap Ningrum, "dia tinggal di sini. Yaa.. mungkin untuk sementara. Setelah masalahnya selesai, dia bakal pulang kok."
"Masalah apa, Umi?"
Umi Salma menyipitkan matanya, "rahasia. Umi tidak berhak memberitahukan sama kamu. Kalau dia mau, dia sendiri yang akan cerita sama kamu."
"Mana mungkin?" Ningrum sedikit sewot.
Mas Aryo pun menyahut, "mungkin aja, sayang..."
Sesampainya rumah. Dan benar saja, Bu Anjar telah menunggu di depan rumah. Mondar-mandir bak setrikaan, "Assalamu'alaikum."
Pandangan mata Bu Anjar berbinar seketika, "Waalaikumsallam,"
"Gimana? Positif?"
"...." mereka berdua hanya tersenyum dan mengangguk semangat.
"ALHAMDULILLAH,"
"Masuk-masuk, udah malem. Nggak baik untuk ibu hamil. Dan, kamu Aryo.. kamu harus bagi waktu. Jangan kerja terus! Perhatikan juga istrimu, kalau dia nyidam terus nggak keturutan, bisa-bisa anak kalian ileran. Mama nggak mau, yaa..." cerocos sang Ibu mertua menghiasi malam tanpa bintang ini.
"Ya udah kalau gitu. Sugeng ndalu, calon putu eyang. Eyang tidur dulu ya," (Selamat malam, calon cucu eyang) pamit Bu Anjar seraya mengusap perut Ningrum yang masih belum menonjol.
Rupanya, Bu Anjar telah menyebut dirinya sebagai Eyang. Baguslah! Ini merupakan suatu kebanggaan bagi Ningrum, karena bisa membahagiakan keluarga kecilnya.
Ningrum dan Mas Aryo pun menuju kamar untuk beristirahat.
•• KANG MAS! ••
"Masss! Tangii!" (Bangun!!) Teriak Ningrum memekik. Entahlah, Ningrum merasa sangat tidak suka melihat Mas Aryo tidur kembali seusai menunaikan sholat subuh.
Yaa.. walaupun hari ini Mas Aryo libur kerja hingga seminggu ke depan. Bagi Ningrum bukanlah sebuah alasan untuk bermalas-malasan.
"Mass!!"
"Hoammmm. Kenapa, sih? Ini masih pagi loh,"
"Mas.. aku kepengin makan masakan Mas. Masak buat aku, ya? Plissss," Ningrum kali ini menunjukkan wajah memelasnya.
Entah, alasan apa yang membuat Ningrum ingin memakan masakan Mas Aryo. Padahal, dalam hal masak-memasak Mas Aryo bukanlah ahlinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Mas! [Completed]
SpiritualKisah cinta tiada dua-nya. Antara Ning dan Mas Aryo. Kemudian, juga tersedia "lika-liku kehidupan rumah tangga Ningrum yang berawal dari sebuah kisah perjodohan." Disertai pertanyaan : Akankah, cinta tumbuh diantara keduanya? Jawaban : *ada di ceri...