Hari pertama masuk, murid - murid dipulangkan lebih awal begitu juga anak baru. Sekolah yang biasanya pulang jam 3 sore di hari Senin, khusus hari ini pulang pukul 1 siang. Sebenarnya tidak jauh berbeda karna mereka sama saja pulang siang. Tapi kebahagiaan murid adalah pulang lebih awal dari biasanya.
Ara yang malas, belum beranjak dari tempat duduknya ditemani oliv, kansa , dan gina. Ketiga temannya itu juga sama malas dengan dirinya. Mereka lebih memilih nonton perform exo di musik bank sambil berteriak kencang dari pada pulang di tengah hari begini. Panas katanya.
Ara hanya mendengarkan jeritan mereka dengan menenggelamkan wajahnya di balik lipatan tangannya. Jika biasanya dia akan ikut-ikutan dengan teman-temannya itu, rasanya kali ini dia tidak begitu tertarik. Kejadian tadi pagi merubah mood nya secara drastis. Ya, Ara akui ia senang tapi hal itu membuatnya bimbang sekaligus.
"Ra, gak ikutan? Gila ra seksi banget, sehun oppamu so hot banget," ucapan kansa hanya di balas gelengan lemah dari Ara membuat ke enam mata meliriknya aneh.
"Gak biasanya ra, kenapa sih? Biasanya kamu juga ikut nimbrung waktu kita nonton perform exo," bingung gina
"Gak papa, lagi lemes aja," ucap Ara sekedarnya yang makin membuat ke dua temannya - kansa dan gina - khawatir dengan perubahan drastis temannya itu. Sedangkan Oliv yang tau penyebabnya hanya diam.
Kelas mereka sudah sepi sejak 1 jam yang lalu. Sekolah juga sudah sepi. Hanya terdengar suara sapu ijuk dari halaman sekolah karna pak Har sedang menyapu daun kering.
"Eh, jajan yuk, udah lama nih gak beli seblak di sebrang," ajak oliv
"Ngga deh liv, lagi gak boleh makan pedes sama mama entar diare lagi kayak pas liburan," tolak gina
"Aku juga ngga liv, lagi hemat nih hehe. Ya udah,sekalian pulang aja yuk! udah jam setengah 3,"
"Yah, padahal lagi pengen banget," oliv menunjukkan wajah cemberutnya, lagi wjaahnya tambah masam ketika melihat Ara yang masih kukuh dengan posisinya. Menyakinkan oliv temannya yang satu itu pasti juga menolak ajakannya.
"Ya udah aku anterin aja liv," ucap Ara yang membuat oliv kegirangan.
"Asik, ayo ra!" Oliv menggandeng lengan Ara membuat Ara hampir terjatuh dari kursi jika saja tangannya tidak memegang meja
"Sebentar liv belum bawa tas," tegur Ara sedangkan oliv hanya terkikik pelan
Mereka berempat beranjak dari kursi dan pergi setelah menutup pintu kelas. Karna kelas mereka ada di bawah, jadi mereka melewati halaman untuk menuju gerbang. Mereka juga menyapa pak Har yang sedang menyapu.
Oliv dan Ara segera berpisah dengan kedua temannya saat sudah di gerbang. Ara dan Oliv menuju sebrang sekolah tempat tukang jajanan berkumpul. Jika dilihat, masih cukup ramai untuk jam-jam lewat pulang sekolah. Masih banyak anak seragam yang sama dengan mereka mengantri makanan. Apalagi tukang seblak. Wow, penuh.
Oliv sempat ingin mengurungkan niatnya untuk membeli seblak ketika tau tukang seblak yang seperti dirubungi semut. Tapi, karna dia 'ngidam' banget pengen beli seblak, dia nekat.
"Bang seblak telur 1, pedesnya sedeng ya,"
"Iya sabar ya mba, ngantri,"
Selagi menunggu, Ara dan Oliv duduk di bangku taman yang berada tak jauh dari tempat tukang seblak. Taman itu memang dijadikan tempat nongkrong selagi menunggu jajanan jadi bagi anak-anak sekolah mereka. Sore ini, taman itu masih sama ramainya. Banyak yang mengobrol, ada yang main gitar, dan lainnya.
Ara dan Oliv duduk di salah satu bangku panjang taman.Biasa, mereka membicarakan segala hal terutama tentang oppa-oppa mereka. Saking asiknya, mood Ara kembali naik.
Ara tersenyum seperti orang gila ketika oliv menscroll home instagramnya. Dan terpampanglah foto Sehun dengan badan proporsional di balut kaus hitam polos menusuk netranya.
"Ra," Ara mendongak ketika ada suara yang memanggilnya. Ara menaikkan alisnya begitu tau itu adalah Haidar teman sejak TK nya. Dan di sampingnya ada seseorang yang tidak Ara kenal. Hanya pernah melihat wajahnya saja.
"Apa?"
"Sepatu lo baru ya, sini diinjek dulu biar sah," tanpa sempat menghindar, sepatu Ara diinjak Haidar membuat bagian depannya yang berwarna putih terdapat bekas sol sepatu. Ara menjerit kesal.
"HAIDARR! KOTOR TAU! IH HAIDAR MAH NGESELIN," kesalnya
Haidar dengan wajah polosnya diam sambil senyum-senyum ngga jelas. Ara langsung menepuk-nepuk sepatunya yang kotor berharap agar sedikit bersih.
"Mba,seblaknya," teriak tukang seblak
"Ra bentar," ucap oliv yang sedari tadi hanya menyimak pertengkaran kecil Ara dengan Haidar.
"Mau ngapain lagi? Udah nginjek kan?"
"Ra, dia suka sama lo tuh," telunjuk haidar mengarah pada cowok yang sedari tadi diam di sebelahnya. Wajahnya yang semula datar kini memasang ekspresi terkejut atas ungkapan Haidar yang menyangkut dirinya. Tapi tidak protes sama sekali. Ara melihat sekilas wajah cowok itu lalu memalingkan kembali wajahnya tanpa berucap apapun karna Ara tau Haidar suka sekali menghodanya atau menjahilinya.
"Beneran ra kali ini ngga bohong, ya ngga van?"
Cowok yang dipanggil Van oleh Hidar itu berlalu begitu saja memabwa helm nya meninggalkan Haidar. Haidar pun menyusulnya.
"Van, woy!"
Ngga jelas
Oliv yang baru saja kembali dengan kantong plastik berada ditangannya melirik ke arah haidar yang tengah berjalan cepat dengan raut wajah heran.
"Temen kamu udah pulang ra? "
"Iya,"
"Kenapa lari gitu?"
"Ngga tau deh, udah kan seblaknya. Pulang yuk!" Ucap ara yang hanya di balas anggukan Oliv
Ara dan Oliv berjalan beriringan keluar dari taman. Baru berjalan 2 meter, mata Ara harus menangkap tubuh jangkung juno yang berjalan ke arahnya. Dan dia tidak sendiri melainkan bersama anak osis yang Ara tidak tau namanya. Ara tanpa sadar berhenti begitu juga Oliv. Langkah kaki juno yang terus melangkah membuat jarak keduanya semakin dekat. Awalnya Juno sama sekali tidak melihat ke arah Ara yang terpaku, namun disaat jarak mereka 1 meter dekatnya, mata sipit Juno berhasil membuat jantung dan kaki Ara lemas. 3 detik yang berharga di hidup Ara sama sekali tidak ia sia-siakan.
Di saat itu pula Ara masih berdiri di tempatnya berharap Juno akan menyapanya. Nihil, Juno berlalu begitu saja dari hadapan Ara. Ara menghembuskan nafasnya kecewa dengan sedikit kelegaan. Ara mengira kejadian tadi pagi membuat juno kembali mengenalnya, namun nyatanya tidak.Ara paham arti tatapan Juno tadi hanya tatapan kosong seakan Ara hanya makhluk gaib yang tidak bisa dia sadari kehadirannya.
Mengetahui temannya yang kecewa membuat Oliv gemas. Oliv dengan nekat nya meneriaki nama Ara keras agar Juno mendengarnya ," ARA! ARA! ARAAA!" Ara pun mendelik ke arah Oliv lalu berusaha menghentikan tingkah temannya dengan menggeret tangan Oliv agar keduanya segera pergi.
Mengejutkan, setelah 3 kali teriakan, Juno seakan paham teriakan keras itu adalah sindiran untuk dirinya. Juno berbalik badan masih dengan mata sipitnya yang kali ini melihat Ara penuh kesadaran.
Kembali terulang, Ara beradu pandang kembali dengan Juno namun Ara langsung memalingkan wajahnya karna dirinya terlalu malu.
Juno berjalan perlahan mendekat ke arah keduanya dan membisikkan sesuatu yang membuat Oliv kesal," Disini bukan hutan. Berisik!" Ucapnya pelan namun mampu membuat hati oliv tercubit. Juno kembali berjalan menjauh dan duduk di salah satu bangku bersama teman yang bersamanya tadi setelah sebelum melirik Ara yang tertunduk. Langkah Oliv yang ingin menghampiri juno berhasil di tahan dengan tangan dingin Ara yang menggenggam tangannya.
Ara menggeleng lemah tanda tidak usah. Oliv pun menurut lalu menuntun Ara dengan mata berembunnya keluar dari taman
Kau kah itu Juno?
🍁
Part 2 done
See yaa