🍁24🍁

142 19 1
                                    

WARNING!!!

*TYPO*

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

"Tante,om,terimakasih sudah ngijinin Ara nginep di sini. Maaf kalau banyak merepotkan dan buat gaduh,"ucap Ara dengan tas selempang dan koper yang ada dia sebelahnya. Kini ia tengah berada di ruang tv keluarga Juno dengan ibu,ayah,arasya dan juga Juno yang sudah siap menenteng helm.

Ara pun pamit kepada kedua orang tua Juno dan juga adik Juno ,arasya yang menatapnya sendu.

"Tante pamit pulang,terimakasih,"Ara menyentuh tangan yang terasa dingin itu. Lalu secara tiba-tiba ibu Juno memeluk tubuhnya. Mengusap punggungnya lembut seakan memberikan ketenangan untuk Ara untuk kembali ke kehidupan nyata yang akan datang sesaat lagi

Ibu Juno berbisik pelan di telinganya membuat Ara terhenyak,"Apapun itu nak,mereka tetap orang tua kamu. Apapun nanti keputusan mereka,kamu harus ikhlas menerima,dan jangan menaruh perasaan yang akan membuat kamu jauh dengan keduanya. Jangan juga menyalahkan takdir dan Tuhan karna yang terbaik untuk kamu belum tentu baik di mata Tuhan. Tuhan punya caranya sendiri untuk mengatur kehidupan umatnya

Ara,kamu anak baik. Biarlah kedua orang tua kamu menyelesaikan masalah dengan sendirinya ya. Kalau ada masalah apapun itu,atau kamu mau cerita,nomer Tante ada di ponsel kamu,oke?"

Ara hanya mengangguk samar sambil menahan sesak di paru-parunya. Seperti ada yang mengganjal. Ara juga masih belum tau apa yang akan dilakukan nanti saat masuk ke dalam rumah. Saat bertemu ibunya ataupun ayahnya. Apakah Ara akan menemukan pertengkaran lagi?

Perlahan jarak keduanya melebar. Ibu Juno menatap Ara dengan penuh keyakinan.

"Terimakasih banyak," lirihnya

"Kakak! Kakak mau pulang sekarang?" Suara anak kecil itu seakan memecah segala pikiran Ara. Lalu Ara kecil menghampirinya. Ara otomatis berjongkok mensejajarkan tinggi,"Iya,pulang dulu ya. Mamanya kakak nyariin. Kapan-kapan kakak main lagi kesini. Kan janji mau bawain Ara boneka unicorn. Inget gak?" Ara mengusap lembut rambut arasya yang digerai dengan poni menutupi dahinya.

Arasya menyodorkan kelingkingnya. Sempat terhenyak,Ara dengan senang hati menerima jari kelingking kecil itu dengan jari kelingkingnya,membuat keduanya tertaut menandakan bahwa keduanya sudah mengikat janji.

Ara tersenyum lebar lalu kembali menegakkan tubuhnya.

"Pamit dulu ya,"

"Hati-hati ," Ucap ayah Juno dan ibu Juno berbarengan

"Hati-hati kakak Anna," arasya melambaikan tangan mungilnya

Lalu Juno dan Ara melangkah menuju garasi rumah Juno dengan Juno yang membantu membawakan koper Ara

Juno mengambil helm yang ada di rak garasi tersebut lalu menyodorkan ke  Ara untuk memakainya tanpa kata-kata perintah. Juno tak banyak bicara pagi hari ini. Sebenarnya bukan sejak tadi pagi,namun sejak kejadian kemarin. Ara pun sempat berfikir ini ulahnya dan ia merasa tak enak hati karna tau urusan pribadi Juno. Tapi keduanya impas kan?

Seperti saat ini,Juno hanya mengendarai motornya. Diam ,tidak ada yang bersuara. Ara yang larut dengan segala pikiran dan kemungkinan yang sudah ia terka-terka dan Juno yang entah kenapa berbeda. Biasanya dia akan mengoceh entah hanya bertanya sesuatu yang random.

Motor Juno memasuki gerbang rumah Ara yang sudah terbuka setengah. Satu hal yang pertama kali Ara sadari bahwa memang mobil ayahnya tidak nampak ada di garasi. Ara hanya mendengus pelan.

Juno membantu Ara menyeret dan mengangkat koper Ara sampai di depan pintu yang tertutup rapat. Sedangkan badan mungil Ara hanya mengikuti Juno dari belakang seperti enggan. Masih terlihat jelas wajah takut yang Ara tunjukkan ketika Juno mengetuk pintu itu sebanyak 2 kali. Tangannya mengepal erat.

ALONE ▪ Junho▪✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang