Ara membuka pintu mobil Elvan dan keluar sendiri meninggalkan Elvan yang tengah melepas seatbelt. Elvan pun buru-buru keluar dan mengunci mobilnya yang ia parkirkan di tempat parkir mobil guru.
Ara berjalan pelan dengan wajah lesu dan mata khas orang sehabis menangis menambah kesan lesu di wajahnya.
"Aku bantu Ra," Elvan menggandeng tangan Ara yang hanya ditanggapi Ara dengan diam. Ara pun tidak menolak genggaman tangan Elvan. Keduanya saat ini jadi perhatian terutama teman sekelas Ara dan juga teman Elvan. Namun Ara acuh saat orang berbisik tentangnya.
Saat akan masuk ke kelasnya,Juno muncul bersama Lita dari arah parkiran kelas 11. Juno pun berhenti dengan wajah terkejut melihat Ara yang berada di depan kelasnya bersama Elvan. Matanya semakin memicing saat tau Elvan menggandeng tangan Ara,"Ra,Lo berangkat sekolah?"
Tidak ada jawaban dari Ara,"Ya Lo liat sendiri kan dia disini. Mata Lo kemana?" Ucap Elvan sinis
"Gue ngga tanya Lo,"
"Ra? Kenapa--"
Ara berpura-pura tidak menyadari kehadiran Juno dan Lita di sebelahnya. Tanpa berpaling Ara melangkah masuk setelah sebelumnya mengobrol dengan Elvan.
"Elvan,makasih udah mau nganter aku sekolah,aku masuk kelas dulu ya," Elvan mengangguk dan melepas genggaman tangannya membiarkan Ara masuk kelasnya. Elvan pun berjalan ke kelasnya dengan meninggalkan Juno yang tengah menatapnya kesal.
"Juno,aku masuk kelas dulu ya," ucap lita
"O-oh iya,"
🍁🍁🍁
Ara tengah membereskan bukunya yang menumpuk di meja.Dengan Oliv yang berada di kursi depannya tengah melihat gerak-gerik Ara.
"Pulang sama siapa Ra? "
"Sama kamu lah,naik angkot,"
"Naik angkot jurusannya beda,gimana mau naik bareng," cengir Oliv
"Maksudnya jalan ke depannya bareng,naik angkotnya mah beda,"Ara meretsleting tasnya lalu mengais tasnya.
"Ayo pulang,"
"Ayo,aku bantuin," Ara tersenyum," makasih Liv,"
"Yakin naik angkot? Paket grab aja. Jalan ke rumah kamu dari gang gimana?" Ocehan Oliv
"Bisa tenang aja. Aku jalan pelan-pelan,"
"Mendung Ra,kalo ujan gimana coba. Aku pesenin grab aja ya,"
Mereka sampai di depan pintu lalu melihat keluar bahwa langit mulai menggelap. Memang musim hujan sudah datang di bulan berakhiran -ber ini.
"Gak usah liv,lagi pengen naik angkot,"
"Ck,jatoh lagi entar,udah grab aja. Gak yakin aku sama kamu pulang sendirian kaki bengkak gitu,"
"Ih Liv,ngeyel banget si,aku naik--"
"Pulang bareng gue aja,"
Mata Ara sukses membulat saat Juno sudah ada di depannya mengais tas dan juga jaket bomber berwarna hijau army di tangan kirinya.
Sesaat setelah jiwa nya sadar,Ara menormalkan mimik wajahnya. Ia hampir saja lupa bahwa ia baru saja sakit hati karena Juno. Dengan wajah yang dibuat garang Ara membalas Juno dengan cuek,"Gak usah Jun,takut ngerepotin sama ganggu kencan kamu,aku naik angkot aja,"
Ara menggeret tangan Oliv yang mematung akibat terlalu kaget melihat pemandangan di depannya saat ini. Oliv tau kejadian Ara pagi tadi.
Juno pun tak menghentikan langkah Ara karna langkah Ara terhenti begitu saja saat Elvan meneriaki namanya," Ara,"
Dengan langkah cepat Elvan menghampiri Ara,"Maaf tadi numpuk tugas dulu. Ayo pulang,"
Elvan menggandeng tangan Ara membuat rangkulan Oliv terlepas perlahan. Sedangkan Juno yang masih berada di sana hanya menyimak percakapan antara Ara dan Elvan dengan wajah kesal.
Ara tanpa penolakan yang berarti mengikuti langkah Elvan meninggalkan Oliv yang linglung dan Juno dengan wajah merah padam dan buku jari nya yang memutih sesaat setelah Elvan melirik ke arahnya dengan wajah mengejek.
Juno berlari ke lapangan dan menarik tangan Ara dengan paksa. Tangan Elvan terhempas begitu saja dan Ara meringis kesakitan karena cengkraman tangan Juno yang sangat kuat.
"Lo pulang sama gue,"
"Ngga," ucap Ara pelan
"Pulang sama gue," Juno menaikkan frekuensi suaranya
"Ngga Juno,"Ara berujar dengan penekanan
Wajah Juno yang berubah merah padam itu membuat Ara memundurkan langkahnya perlahan namun mustahil karena tangannya di cengkram Juno,"MAU LO APA HAH?! GUE BAIKIN MALAH NOLAK. GUE NGGA ANTERIN ENTAR NANGIS,MARAH,BILANGNYA GUE NGGA NEPATIN JANJI,"
"Lo ngapain teriak-teriak ke dia ?! "
"Diem Lo!"
Ara gelagapan. Ia terlalu kaget saat Juno membentaknya di tengah lapangan seperti ini. Saat lapangan sedang ramai-ramainya oleh siswa yang hendak pulang. Mereka jadi pusat perhatian,dan Ara sekilas melihat Lita memperhatikannya dari koridor.
Ara menelan ludah,menunduk. Lalu ia kembali menengakkan kepalanya,menatap Juno dengan mata mengembun," Juno, Ara ngga pernah minta Juno nganterin ara sekolah ataupun nganterin Ara pulang seakan Ara manfaatin Juno dengan keadaan Ara kayak gini. Juno yang janji ke Ara,Juno yang bilang sendiri kan mau nganterin Ara,padahal Ara bilang ngga usah waktu itu karna takut ngerepotin Juno. Dan bener,Ara ngerepotin Juno," Ara tersenyum getir
"Ara juga sadar kok,Juno begitu ke Ara karna Juno ngerasa bersalah dan kasian. Tapi,Ara masih bisa pulang sendiri kalau emang Juno ngga bisa. Ara juga bisa pulang bareng Elvan. Jadi,Juno anterin Lita aja ya,kasian dia nunggu Juno di depan kelas Juno dari tadi," Juno melirik ke arah kelasnya,dan bertatap mata dengan Lita. Lita tersenyum padanya membuat cengkraman tangannya pada Ara melemah.
"Gue udah janji sama Lo. Gue ngga mau ingkar. Kalo emang Lo mikir gue mau nganterin cuma kasian atau merasa bersalah,itu terserah Lo. Yang pasti,gue udah janji.Besok gue jemput jam 6. Hari ini Lo gak papa pulang sama dia,tapi besok Lo pulang sama gue. Mau ngga mau,"
Juno melepas tangannya dan berjalan kembali ke kelasnya lalu berpapasan dengan Elvan ," Dan Lo,ngga usah jemput Ara besok,"
Matanya yang sudah mengembun itu,perlahan berubah menjadi tangisan. Rasa sesak itu menyeruak saat Juno melangkah meninggalkannya. Dari tempatnya berdiri saat ini,Ara melihat bagaimana wajah ceria Juno saat bersama Lita. Lalu mereka berjalan menuju ke parkiran Sekolah.
Elvan mendekat ke arahnya," ayo pulang Ra," Ara hanya mengangguk lalu berjalan sesuai arah langkah Elvan yang menuntunnya.
🍁🍁🍁
Hai
Maaf telat up :"(
Dari kemaren ngga ada mood buat nulisEnjoy :)