Junho menaiki tangga rumahnya. Lalu ia melihat pintu kamar adiknya yang di desain menyerupai pintu kamar Elsa dan Anna di Frozen terbuka sedikit memberikan celah untuknya melihat siluet yang tak asing baginya. Pintu kamarnya yang masih tertutup di lewatinya begitu saja.
Ia mengintip ke dalam kamar adiknya di mana Ara tengah duduk di pinggir ranjang adiknya. Sedangkan adiknya tengah duduk di kursi belajarnya yang di letakkan di depan Ara.
Tak menyadari kehadiran Juno,Ara sibuk menyisir rambut adik Juno. Sedangkan Ara kecil hanya diam sambil memegang boneka Anna dan Unicorn.
"Kak Ara juga suka unicorn?" Suara cempreng adik nya membuat Juno mengernyit. Ia juga bingung kenapa telinganya masih baik-baik saja meski sudah bertahun-tahun mendengar celoteh adiknya.
"Suka. Kakak punya boneka unicorn juga di rumah. Kakak juga punya miniatur sama bolpen unicorn,"
Ya,Ara sebenarnya tidak begitu ingin mengoleksi barang-barang seperti itu. Ara suka unicorn tapi mengoleksi barang seperti itu hanya membuat kamarnya makin berantakan.Namun,ayahnya yang terkadang membawakannya untuk Ara meski Ara tak memintanya. Ayahnya tau Ara sempat menjadi maniak unicorn, namun sekarang tidak terlalu karna ia sudah beralih ke oppa Korea beserta jajarannya."Wah asik dong. Ara cuma punya boneka unicorn satu doang. Di beliin ayah," cicitnya
Ara pun dengan lincah menggerakkan jari -jari tangannya,membagi beberapa helai rambut Ara kecil menjadi tiga bagian. Dengan sesekali melihat layar ponsel yang menampilkan visual Anna dengan rambut kepang yang diinginkan adik Juno.
"Ara mau miniaturnya? " Tanyanya
Lalu ara kecil menengok ke arahnya antusias,"Mau! "
"Kapan-kapan kakak bawain ya buat Ara. Ara mau yang mana? Boneka atau miniatur?"
"Eum,terserah kakak aja. Tapi kalau boleh boneka hehe," tawanya
"Iya boleh,"
"Asik,makasih kak Ara. Kak Ara baik deh," pujinya.
"Kalau ada mau aja muji," protes Juno memasuki kamar adiknya tanpa permisi
Kedua Ara itu mendongak dan melirik ke arah pintu di mana Juno datang,"Apa sih kak juno. Kak Ara memang baik tau. Emang kak Juno,"
Ara hanya tertawa dan kembali fokus pada rambut adik Juno yang ia kepang. Lalu ia mengikat satu bagian yang sudah selesai menggunakan karet yang ada di keranjang berwarna baby blue. Juno berdiri di samping ranjang adiknya tak lain di samping Ara duduk.
"Kalau ngomong ya. Kurang baik apa kakak beliin soto buat kamu pake uang jajan kakak. Itu boneka Anna yang kamu pegang dari siapa emang? Mulung?"
"Iya deh iya. Makasih kak Juno,"
"Kalian suka berantem gini ya?"
"Ngga juga sih. Tapi emang anak satu ini kadang-kadang nyebelinnya kambuh," Juno menjawil puncak kepala adiknya
"Udah selesai," teriak Ara begitu hasil jemarinya mengepang rambut adik Juno selesai. Adik Juno langsung berhamburan menuju cermin yang ada di kamarnya. Wajah sumringah terlihat saat ia kembali mendekati Ara dan Juno yang kini juga duduk di pinggir ranjang adiknya.
"Aku cantik kayak Anna. Gimana kak juno,aku udah persis Anna belum?Aku dah cantik kan,"
"Anna yang mana?"
"Itu yang di hp," Tunjuk adik Juno pada ponsel yang tergeletak di samping Ara. Juno pun mengambilnya lalu menarik tangan adiknya mendekat. Disejajarkannya layar ponsel dengan bagian wajah adiknya. Ia mengernyit sejenak lalu menggeleng
"Model rambutnya aja si yang persis. Wajah nya mah jelas jauh banget,"
Adik Juno cemberut lalu memukul kepala Juno,"Huu kak Juno mah,"