Juno mendekat ke arah Ara," Dah bangun. Maaf gue ganggu lo istirahat ya,"
Ara merapikan rambutnya yang tergerai,lalu mencepol rambutnya asal menyisakan beberapa helai rambut,"O-oh ngga. Tidurnya udah dari tadi kok. Eum,kamu kenapa bisa disini? Sejak kapan?"
Huaa,Juno pasti liat wajahku pas tidur 😭 aku ngga ngorok kan ya
Masih dengan posisi berdirinya di samping ranjang Ara,Juno menatap Ara lekat,yang membuat Ara semakin salah tingkah,"Baru aja sih,sekitar 5 menit lalu mungkin,"
"Ooh. Eum,bentar ya aku cuci muka dulu,"
Ara menyibakkan selimutnya,lalu berjalan terseok sambil meringis menahan sakit menuju kamar mandi. Dia bersumpah,dia gugup mengetahui Juno ada di kamarnya saat ia bangun tidur. Dan saat ini mereka hanya ada berdua di kamar ini.
Ara berjalan sesekali berhenti,membuat Juno mengerutkan dahinya. Juno berjalan mendekat ke arah Ara lalu melihat pergelangan kaki Ara yang dibalur dengan sesuatu. Juno jongkok di hadapan Ara membuat Ara terkejut.
"Juno ngapain?" Heran Ara
"Kaki kamu kenapa?"Juno melirik Ara dari bawah. Jelas sorot matanya butuh penjelasan dari Ara.
"Oh,itu kemarin jatuh hehe. Aku ngga liat jalan. Ada lubang terus kegelincir. Jatuh deh," Ara terkekeh pelan
Juno memegang pergelangan kaki Ara membuat si empu kaki menjerit sakit.Juno berdiri lagi membuat posisi mereka saat ini berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Air muka Juno jelas terlihat menyesal sekaligus khawatir.
Tangan Juno perlahan bergerak mendekat ke arah dahi Ara. Sedangkan Ara tengah menahan nafas saat punggung tangan Juno menempel sempurna di dahinya. Sungguh,suasana ini sangat membuatnya canggung dan gugup.
"Kenapa Lo bisa buat gue khawatir gini?"
Ara gelagapan
"Lain kali hati-hati Ra. Sakitnya jadi nambah kan," Juno menjauhkan tangannya membuat nafas Ara kini berjalan normal kembali.
"Ayo gue bantu ke kamar mandi,"
Juno mencengkram bahu Ara. Ara berjalan tertatih. Ara membasuh mukanya dan tampak lebih segar. Meski bibirnya masih pucat dan demamnya yang belum turun sepenuhnya.
Ara keluar dari kamar mandinya. Dan tampak Juno yang masih menunggu di depan pintu kamar mandi. Juno kembali membantu Ara berjalan ke arah ranjangnya dan mendudukkannya di pinggir ranjang. Sedangkan dirinya duduk di kursi meja belajar tak jauh dari posisi Ara saat ini.Lalu pandangannya saat ini semakin membuat jantungnya tidak karuan detaknya. Ia bingung,apa yang harus dibicarakan dengan Juno? Ia canggung.
"Jun,"
Ara bisa melihat dengan jelas setiap lekukan wajah Juno yang terpahat sempurna. Dan postur tubuh dibalut seragam sekolah itu kesukaan Ara.
" Gue bawain roti sama jeruk madu.Gue ngga tau lo suka apa ngga. Gue ngambil asal aja. Terus itu jeruk madu katanya bagus buat batuk sama mual," Juno menyerahkan plastik dan box cup itu ke Ara. Ara membuka plastiknya,bibirnya melengkung tipis saat melihat roti isi keju yang disukainya.
"Suka?"
"Suka banget. Makasih ya,"
"Suka apa?" Tanya Juno ambigu yang membuat Ara gelagapan