🍁8🍁

180 24 0
                                    


Warning!
Typo tersebar

🍁🍁🍁

Awan mulai menutup matahari yang bersinar sedari pagi. Namun suasana berubah menjadi kelabu saat kumpulan awan kumulonimbus berarak menutupi langit Kota Semarang di siang hari ini.


Angin tiba-tiba bertiup kencang menggoyangkan dahan-dahan yang ada di lapang sekolah Ara. Lapangan sudah sepi sejak 25 menit lalu, karna lomba hari ini selesai. Semua murid berdiam diri di kelas mereka masing-masing untuk sekedar tiduran , bermain HP, atau mengobrol dengan teman sembari menunggu bel pulang yang tersisa 5 menit lagi.

Sungguh suasana di luar mendukung untuk tidur. Terbukti Ara dengan teman-temannya yang memilih tiduran di belakang kelas berjajar seperti pindang di pasar. Sedangkan tas mereka di gunakan untuk bantal.

"Kapan pulang si, kok ngga bel-bel," keluh Kansa yang tengah menscroll akun instgaramnya.

Oliv mengeluarkan tangannya dan melihat bagian pergelangan tangan dimana jam hitam dengan merek melekat.

"Masih kurang 2 menit lagi, tunggu aja,"
Knsa mendengus kasar dan menghempaskan HP nya begitu saja.

"Ngantuk pengen tidur liv, elah sekolah udah tau acara free masih aja di jadwal pulangnya kan-- "

Tet..tet..tet

"Tuh, udah bel, pulang-pulang," usir oliv

Kelas menjadi gaduh, dan suara motor yang keluar dari parkiran sekolah bersahutan, memacu kecepatan tinggi untuk cepat sampai rumah, berharap hujan tidak akan mengguyur mereka. Mustahil, bahkan awan sudah tidak kuat menahan beratnya air. Lapangan mulai basah oleh rintikan air yang pelan-pelan jatuh ke bumi menciptakan bau khas yang masih samar.

Beberapa orang yang notabene tidak membawa motor kesekolah hanya berlarian berharap hujan tidak turun deras sebelum mereka sampai rumah. Karna perubahan cuaca yang tidak menentu membuat mereka tidak mengantisipasi membawa payung.

"Ra, pulang sekarang?" Tanya oliv yang menunggu Ara mengais tasnya. Ara dengan wajah bantal hasil tidur selama setengah jam mengangguk lemas.

"Gerimis ra. Terus ternyata aku dijemput bapak naik motor. Mendadak banget tadi bilangnya. Kamu ngga papa sendirian?"

"Iya ngga papa. Udah sana pulang, bapak kamu nungguin lho. Keburu deres," ara mendorong pundak oliv pelan

Oliv memasang wajah tidak teganya meninggalkan Ara pulang sendirian saat cuaca hujan seperti ini," Ya udah, aku duluan. Kamu hati-hati,"

Ara mengangguk patuh,membalas lambaian tangan Oliv, lalu temannya itu berlari sambil menutup kepalanya dengan kedua telapak tangannya menghindari air hujan yang turun dengan intensitas sedang.

Ara mendengus pelan saat keluar dari kelasnya. Setelah Oliv menghilang dari pandangannya, Ara berubah bingung. Bagaimana cara dia pulang.Ara baru kepikiran kalau dia tidak membawa payung.

Ara pun menunggu di depan kelasnya berharap hujan akan sedikit reda. Bukan hanya dirinya saja yang duduk menunggu hujan reda, namun ada murid dari kelas lain yang sama sepertinya. Sedangkan kelasnya sudah sepi, hanya tersisa dirinya.

Malangnya, bukan hujan yang semakin reda, malah sebaliknya. Hujan di sertai angin kencang itu membuat Ara memasang wajah khawatirnya. Menghubungi mamanya sama saja, toh mamanya tidak bisa naik kendaraan. Papanya masih belum pulang.

Ara ingin pulang. Ia mengantuk berat karna semalam ia habis begadang nonton drama korea sampai jam 2 pagi.

Setelah berfikir sejenak, Ara nekat untuk pulang. Tak perduli walau badannya basah, yang penting dia ingin pulang dan tidur di kasurnya.

ALONE ▪ Junho▪✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang