Ara keluar dari mobil Juno. Tangannya terulur untuk membuka pintu belakang mobil dan membangunkan adik Juno yang terlelap secara halus. Arasya tertidur dengan posisi meringkuk masih dengan bantal lehernya. Ara pun menepuk pelan bahu anak kecil itu sampai mata arasya mengerjap menyesuaikan cahaya.
Ara kecil meregangkan badannya sesaat setelah mengganti posisi badannya menjadi duduk. Ia pun mengusap kedua matanya menggunakan kedua punggung tangannya
"Ayo bangun. Udah sampe sekolah," Ucap Ara riang
"Oh,udah sampe ya. Padahal aku masih ngantuk," Ucap Arasya sambil mengambil tas ransel pink nya dengan gambar unicorn
Arasya turun dari mobilnya dengan tuntunan Ara yang dengan sigap memegang tangan mungil anak itu.
Juno yang baru mengunci pintu mobil pun berjalan menghampiri adiknya yang tengah di gandeng Ara sampai gerbang sekolah
"Ara semangat ya senam nya !" Ara mengepalkan tangan kanan nya dan mengangkatnya setinggi kepalanya sebagai tanda penyemangat.
"Oke kak,semangat!" Ucap adik Juno dengan meniru gerakan tangan Ara tak lupa senyum sumringah nya
"Jangan nakal ya adikku. Nanti pulang kakak jemput lagi," Juno mengusap pelan kepala adiknya. Adiknya hanya mengangguk lalu masuk ke dalam sekolah yang sudah ramai dengan siswa berseragam olahraga sama.
Adik Juno sempat melambai ke arah keduanya sebelum menghilang di lorong kelas dan kerumunan orang.
Tak berhenti di situ Ara mendekati perbatasan antara pagar dan lapangan sekolah itu. Matanya mengarah kemanapun , mulutnya menganga melihat perubahan drastis dari bekas sekolahnya itu. Yang dulunya tidak ada air mancur,lalu cat baru dan adanya bangunan baru. Sungguh perubahan yang drastis. Sudah beberapa tahun berlalu. Lalu ia mendongak ke arah lantai dua. Ia menatap kelasnya dulu bersama Juno lalu tersenyum penuh arti.
"Udah liat-liatnya?" Tanya Juno. Ara pun seketika menghentikan aktifitas mengintip ke dalam sekolah lalu berbalik
"Jajan yuk! Aku traktir deh. Juno mau apa? Pilih aja. Mau cilok? Roti bakar? Leker? Eum...cilor? Oh apa tempura?" Ara menunjuk segala pedagang yang sudah berjejer di depan sekolah.
Juno pun hanya menggeleng lalu mensejajarkan posisinya dengan Ara. Juno tak menanggapi Ara yang masih serius memperhatikan para pedagang dari depan gerbang sekolah
Merasa tak ada jawaban,Ara memalingkan wajahnya menatap Juno kesal,"Ih Juno,ditanya juga. Mau jajan apa? Mumpung Ara baik nih. Sekalian kita nostalgia kan. Ayo sebutin mau apa?"
Juno mendorong dahi Ara menggunakan telunjuknya,"Songong banget mau jajanin,"
"Apasih orang beneran kok. Oh apa Juno mau mainan? Iya mau mainan? Tapi Juno kan udah besar,masa beli mainan anak SD sih," heran Ara. Juno yang mendengar celotehan tak berguna Ara hanya menahan gemas dan menggetak dahi Ara
"Ngapain beli mainan gitu. Buang-buang uang tau. Beliin gue leker,"
Ara mengangkat tangannya ke pelipis seperti orang hormat,"Siap bos," Ara pun meninggalkan Juno yang terkekeh melihat tingkah Ara. Lalu ia menghampiri Ara di pedagang leker. Pedagang yang masih sama seperti beberapa tahun lalu. Masih dengan gerobak yang sama.
"Pak,leker pisang keju nya 2,leker selai blueberry nya 1,eker coklatnya 1.Juno mau leker apa?"
"Leker telur 2 pakai saos ya pak,"
"Juno,mama kamu mau juga gak? Ayah kamu? Adik kamu?"cecar Ara
"Coba aku tanyain dulu ya ke mama. Kalau beli entar ngga dimakan kan mubajir. Kalau adik aku ngga usah lah bisa beli sendiri dia,"