🍁19🍁

133 19 1
                                    

"ju-jun,bawa aku pergi dari sini," parau Ara. Suara keributan itu masih terdengar dan Ara menutup matanya rapat serta telinganya. Juno menarik dan menghembuskan nafasnya pelan melihat betapa syok nya Ara saat ini. Tapi apakah tidak apa menuruti kemauan Ara?
Bagaimana jika orang tua nya mencari
Jika ia menuruti Ara ,secara tidak langsung dia menanggung tanggung jawab.

"Ayo!"

Juno menggenggam tangan Ara yang dingin serta menyeret kembali koper Ara. Juno memasang helm Ara dan menaruh kembali koper Ara di bagian depan motornya.

"Naik Ra,"

"Kemana aja ?"

Ara mengangguk lesu,"I-iya,"

Motor Juno kembali melaju dengan tujuan yang sudah di pastikan oleh Juno. Juno memarkirkan motornya di depan warung soto kaki lima pak min langganannya. Iya,tempat mereka makan berdua terakhir kali,dan ya mereka datang ke sini lagi.

Ara melamun tidak menyadari bahwa motor Juno sudah berhenti sedari tadi. Juno turun dari motornya dengan Ara yang masih setia duduk di jok belakang. Juno melepas helm nya.

"Ra,ayo turun. Makan dulu,Lo belum makan kan,"

Ya hari masih cukup pagi untuk sarapan dan warung soto ini masih buka dan cukup ramai.

Juno membuka kaca helm Ara dan mendapati Ara masih menangis. Juno menatap sendu Ara ,"Ra,makan dulu. Belum makan kan. Terakhir kali makan kemarin malem waktu di Jawa timur. Entar sakit,"

"Oh,udah sampe? Maaf Jun," Ara mendongak dan tertegun saat Juno menatap lekat ke arahnya

"Ayo turun,"

"Lepas dulu helm nya. Masa mau makan soto pake helm,"

Bibir Ara tertarik tipis ke atas namun tertutupi oleh wajah sembabnya.

Ara mengikuti Juno dari belakang,"duduk dulu di sana,nanti gue nyusul," Juno menunjuk salah satu meja di bagian belakang yang kosong dan Ara hanya berjalan lunglai.

"Pak min,soto nya pak,"

"Weh mas Juno sampun balik saka Bali to. Piye mas,apik po rak?" Pak min yang sedang meracik soto pun menghentikan aktifitasnya.
(Wah,mas Juno sudah pulang dari Bali. Gimana ,bagus ngga?)

"Woah,Yo apik to pak. Akehe bule pak. Seksi-seksi san," cengir Juno
(Wah,ya bagus dong pak. Banyak bule nyam seksi-seksi lagi)

"Lho yo nek ngono pak min melu to nggo ngumbah mata,"
(Lho kalau kayak gitu pak min ikut dong buat cuci mata)

"Ojo,pak min kan wes nduwe bojo. Mengko Bojone nesu lho pak," pak min tertawa
(Ya jangan ,pak min kan sudah punya istri. Nanti istrinya marah lho pak)

"Gimana? Mau persen berapa mangkok?"

"Eum,makan disini 2 pak. Yang satu setengah porsi aja. Terus dibungkus 2,"

"Oke siap. Minumnya apa?"

"Teh anget aja pak. Jangan terlalu manis,"

"Monggo di tunggu dulu mas,"

"Matur nuwun pak,"

Juno duduk berhadapan dengan Ara yang menunduk,"Ra,kamu mau pergi dari rumah?"

"Untuk sementara waktu," ucapnya dengan suara serak

"Gue tau Lo syok Ra. Tapi kalau sampai pergi dari rumah gue ngga setuju. Orang tua Lo pasti nyariin,"

"Aku ngga bisa Jun tinggal di rumah dengan keadaan rumah lagi kaya gitu. Aku masih ngga percaya kalau papa selingkuh," Ara menggigit bibir bawahnya menahan tangis," Papa orang yang aku kenal,dia selalu ada buat mama walaupun dia jarang di rumah. Tapi aku tau papa sering banget hubungin mama,kabarin keadaan dia ke mama waktu keluar kota. Papa juga sering tanya keadaan aku sama mama gimana. Papa perhatian ke kita. Sekalipun ada waktu papa pasti luangin buat liburan sekalipun itu hanya kumpul di rumah," Ara tertawa hambar mengingat kenangan yang terbesit begitu saja

ALONE ▪ Junho▪✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang