Ara sudah berkutat di dapur bersama ibu Juno untuk menyiapkan sarapan pagi hari ini,setelah kejadian kemarin yang membuat matanya bengkak dan tidurnya tak nyenyak. Ibu Juno pun sedikit khawatir lalu menyuruh Ara mengompres matanya dengan air hangat dan saat ini kondisi matanya cukup membaik. Ara tau ibu Juno mengetahui kejadian yang menimpa keluarganya dan sedikit memberi nasihat.
Semua keluarga Juno sudah ada di meja makan termasuk ayahnya. Ara baru pertama kali bertemu ayah Juno setelah menginap di rumahnya,karna mungkin ayah Juno pulang larut malam jadi Ara tidak sempat bertemu.Dan ayah Juno tentu tampan seperti Juno. Namun wajah Juno cenderung ke wajah ibu nya. Ayah Juno memiliki wajah tegas namun dia ramah terhadap Ara. Beberapa kali ayah Juno mengobrol dan bertanya pertanyaan sederhana terhadap Ara.
Denting piring yang beradu dengan sendok pun mereda. Suasana sarapan pagi hari ini tidak terlalu canggung karna Ara dan membaur dengan baik
"Ayah berangkat dulu ya," pamit ayah Juno kepada anak-anaknya yang sudah siap dengan setelan kemeja putih garis maroon. Tak lupa dasi dengan warna senada dengan garis kemeja
Juno dan Ara kecil pun menyalimi tangan ayahnya . Ara pun tak ketinggalan.
"Masih pagi lho yah,cepet banget berangkatnya," ucap Juno membuat ayahnya itu terkekeh,"Takut macet. Tau sendiri jalan ke kantor ayah tu kawasan rawan macet apalagi ini hari Sabtu,"
"Ayah ngga mau nganter Ara sekolah?" Ucap Ara adik Juno yang sudah siap dengan seragam olahraganya dengan rambut diikat satu dan pita berwarna merah maroon
"Ngga dulu ya sayang. Ayah buru-buru. Lain
kali ya. Nanti pulang nya ayah beliin es krim
satu box mau?" Ayah Juno mengusap puncak kepala Ara kecil membuat gadis yang semula cemberut langsung sumringah,"Cornetto ya ayah,""Iya. Ya udah Bu ,ayah berangkat ya," ayah Juno mencium dahi ibu Juno.Lalu tak lama ibu Juno mencubit perut suaminya itu,"malu,inget tempat,"
Ayah Juno terkekeh lalu pergi menenteng tas kerjanya
"Hati-hati om,"
"Ra,hari ini sekolah? Kok kemarin ngga?"
"Hah? Aku?" Ara menunjuk dirinya sendiri bingung. Juno pun mendecak,"bukan,ini adik gue,"
Ara pun hanya ber-oh ria lalu kembali membereskan piring-piring kotor di meja makan membantu ibu Juno.
"Kemarin ada rapat guru kak. Jadi libur. Tapi hari ini masuk lagi. Nyebelin kan kak Juno. Kenapa ngga sekalian libur huft,"
"Iya sih,hari kecepit. Kalo kakak jadi kamu kakak bolos dek,"
"JUNO! JANGAN NGAJARIN ADIKNYA NGGA BENER AH.IBU NGGA MAU YA ADIK KAMU NAKAL NULAR KAKANYA ," teriak ibu Juno dari arah dapur. Ara yang sedang mencuci piring pun hanya tertawa pelan
"Hahaha,kak Juno di marahin,"
"Dah biasa,"
"Kak,kakak nganterin Ara kan?"
"Ya biasanya gimana kalo hari Sabtu,"
"Ehe asik,"
Juno pun sempat berfikir lalu ia melangkah ke arah dapur meninggalkan adiknya yang sedang meminum susu.
Juno melihat Ara yang sedang mencuci piring dan ibu nya tengah memasukkan bahan makanan ke dalam kulkas. Juno pun berdiri di samping Ara
"Ara!"
"Astagfirullah," ucapnya kaget sampai menjatuhkan piring yang ada di genggamannya ke dalam wastafle
"Nak Ara ngga papa? Juno nih jahil banget ngagetin orang,"