Basagita : Bapak Dosen

2.5K 447 47
                                    

"Oke saya pamit untuk solat terlebih dahulu. Tolong alatnya diberesin lagi, multimeternya di balikin ke Bu Atun, project board, sama jumper-nya tolong diberesin juga" selesai menginformasikan beberapa info untuk mahasiswanya, Gita menoleh pada Mbak Atun, asisten Laboratorium yang bertugas membantunya.

"Mbak, aku cabut dulu ya. Titip anak-anak, laporan sementaranya biar nanti aku check suruh taruh di meja aku aja ya. Ada Rakor nih!" ucapnya sebelum benar-benar menghilang dari Laboratorium Elektronika Dasar tempatnya mengajar. Ia langsung menuju ruang Akademik, dimana ruangan Dewi berada.

"Mbak Dew! Mbak!"

Yang di panggil justru nggak noleh-noleh dan sedang asik video call dengan si Suami. Maklum, LDR mereka, kan suaminya kerja off shore, setiap tiga bulan sekali baru bisa ke daratan. Gita sih paham banget, orang dia juga LDR, mana lebih jauh lagi LDRnya sama calon suami masa depan. Hemmm, yhaaa nasib jadi jomblo.

"Mbak Dewi!" panggilnya sekali lagi sambil menepuk pundak cewek berambut sebahu itu.

"Ya Tuhanku! Apaan sih Git bikin kaget aja. Untung aku nggak jantungan!" Lalu Dewi kembali menatap layar ponselnya. "Bebi, udah dulu ya nanti aku telepon lagi. Love you. Jangan lupa makan siang" ucapnya dengan suara yang dibuat-buat manja ala-ala anak kecil.

Ingin rasanya Gita lenyap sejenak dari ruangan Dewi. Sungguh Ia tidak ingin mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kenapa Git?" kali ini atensi Dewi sudah pada Gita sepenuhnya. "Mau minta tolong jagain mahasiswa praktikum lagi?"

Gita hanya nyengir. "Tau aja sih Mbak. Aku ada Rakor nih mau bahas silabus buat semester depan katanya, kalau nggak ikut bisa didamprat Prof Choi" Prof Choi merupakan plesetan dari nama sebenarnya yaitu Prof. Muhammad Choiri, sengaja diplesetkan karena Prof Choi terlalu banyak drama membuat Gita gemas dan teringat dengan drama-drama Korea yang sering Mamanya tonton.

"Ada Mbak Atun juga kok yang bantuin nanti, jadi aman. Nanti jam tiga udah balik juga kok Mbak"

"ACCnya kayak biasa kan?" tanya Dewi sembari mengetik beberapa undangan rapat senat di personal komputernya.

"Iya kayak biasa aja Mbak. Aku balik ruangan ya mau beres-beres terus ke ruang sidang lantai 1. Makasih banyak Mbak. Aku cinta banget sama Mbak Dew!" ucap Gita sebelum pamit berlalu menuju ruangannya sendiri.

"Mbak Dew aku cabut dulu ya!" Gita sudah hampir kekuar ruangan ketika suara Dewi kembali terdengar.

"Gitaaa!"

Gita yang memang belum benar-benar keluar ruangan kembali melongokan kepala dan menaikkan salah satu alisnya. "Apaan?"

"Tadi Pak Sigi nyariin kamu, katanya mau ada project gitu. Katanya kamu disuruh ke ruangan Beliau" ucap Dewi lagi.

Gita mengernyitkan dahinya. "Ngapain pak Sigi nyariin aku?"

"Ngak tahu, bilangnya mau nanyain soal VR? Atau apalah itu aku nggak tahu?"

Gita mengernyitkan dahinya sejenak sebelum akhirnya Ia paham. Pak Sigi salah satu dosen yang berkecimpung di penelitian image processing, dan VR salah satu objek penelitian yang menggunakan image processing. Sepertinya beliau akan menanyakan project penelitian kelanjutan VR untuk pengunaan simulator reaktor nuklir yang bekerja sama dengan salah satu instansi perintah di bidang kenukliran.

"Ah yaudah nanti aku chat dulu aja Pak Sigi-nya deh. Cabut dulu ya Mbak. Takut telat nih" Gita lantas segera melesat meninggalkan Dewi yang segera fokus pada layar monitor komputernya.

"Aduh sempet nggak ya ini solat dulu di mushola, udah mepet banget. Belum makan siang lagi" keluhnya sembari fokus mengetikkan sesuatu pada ponselnya. Chat untuk pak Sigi.

Gita's Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang