Basagita : Mario

1.3K 201 55
                                    

I'm always making things harder than they need to be
Setting myself up just to crash and burn
So don't you tell me that I'm just overthinking
I've always been a pretty slow one to learn 

-Gita-




***



Hari itu, merupakan hari besar Kalila. Perempuan berusia dua puluh delapan tahun itu akhirnya dipersunting oleh kekasih hati yang sudah dipacarinya sejak lama. Baik Gita maupun Sasi datang sebagai bridemaids dengan menggunakan gaun seragam berwarna sage. Rambut panjang Gita sengaja digerai menutupu punggunya yang terekspose. Sedangkan Sasi menggelung rambutnya hingga sebatas tengkuk dan membiarkan beberapa helai jatuh membingkai wajahnya. Keduanya masuk ke dalam ruang rias Kalila. Gadis itu heboh menangis membuat penata rambut dan make up-nya harus beberapa kali mengingatkan agar berhenti menangis.

"Nangis mulu, nggak jadi kawin nanti lo" celetuk Sasi yang membawakan buket bunga berwarna merah. 

"Kawin mah udah, nikah yang belum" celetuk Gita tanpa filter.

"Sembarang aja lo ngomong. Gue bukan Sasi ya enak aja!" Sungut Kalila sambil menyusut ingusnya.

"Ye namanya juga test drive kalau cocok lanjut, kalau nggak cocok ya nggak jadi lanjutlah. Takut kecewa kalau udah dilanjutin"

"Terus lo cocok gitu sama Jagad?" 

Alis Gita terangkat sepenuhnya. 

"Ya menurut lo?" Sasi justru menjawab pertanyaan Gita dengan raut wajah jahil.

"Ranggela" ujar Ila sembari merem karena penata rias sedang merias matanya.

Sasi berjalan menuju cermin yang terletak di sudut ruangan. Cermin itu setinggi dirinya dan memantulkan siluet sempurna Sasi dengan rambutnya yang tergelung cantik. 

"Ya lagian mereka sebelum nikah juga udah tinggal bareng nggak sih?" Gita menyahuti Kalila, matanya melirik Sasi yang masih mematut dirinya di depan cermin. "Lo bukanya pernah bilang udah tinggal satu apart sama Jagad kan waktu masih pacaran?" kemudian Ia kembali meminta validasi atas pertanyaannya pada Sasi yang masih sibuk mematut dirinya di depan cermin.

"Iya, buat ngirit budget beb, Lagian kasihan Jagad kalau harus jemput gue ke PIK, gila aja dari ujung ke ujung bisa tua di jalan dia" Sasi memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Ia beberapa kali terlihat membetulkan gaunnya yang terlihat tidak nyaman.

"Udah cantik inces, ngapain sih ngaca mulu" 

Sasi menoleh dengan cepat, menatap Gita dengan raut wajah sedih, "Gue naik dua kilo, gaunnya jadi kerasa ketat banget di badan gue"

"Hamil kali lo" Ila menolah dengan cepat menatap Sasi yang pada akhirnya harus di tegur oleh sang penata rias karena hendak memasang siger di kepalanya.

"Gue sama Jagad sepakat untuk child free"

Gita mengerutkan alisnya dan menatap Sasi dengan raut wajah bingung. "Child free? Maksudnya lo sama Jagad memutuskan untuk nggak mau punya anak?"

Sasi mengangguk, "Punya anak, di jaman yang kayak begini itu risky dan pengeluarannya banyak. To afford a child it's not easy and cheap, lagian dunia semakin nggak baik-baik aja. Having a children would just give them a lot of pressure, kasihan aja gue ngebayangin anak gue nanti bakalan punya banyak tekanan hidup. Gua aja udah puyeng sama hidup gue, apalagi anak gue kelak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gita's Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang