Mario : Ada apa dengan Gita?

1.3K 298 76
                                    

Note:
Jangan misuh-misuh pas bacanya ya!

NB:
Ya Tuhan Taehyung ganteng banget :((

***

Mario merebahkan dirinya di kursi ruang tengah keluarga Lazuardi. Hari ini hari Sabtu, baik Ia dan Gita tidak ada jadwal mengajar karena memang perkuliahan hanya dilakukan hingga hari Jumat saja. Minggu lalu Gita sudah menghabiskan sepanjang Sabtu untuk mengunjungi rumah Mario. Kebetulan Sabtu lalu ada acara aqiqah anak pertama Mas Dika dan Mbak Dita. Keponakan Mario itu lahir secara normal dengan berat tiga kilo delapan ons dan panjang empat puluh delapan senti. Mirip seperti Mbak Dita, untungnya, dan secara otomatis menjadi kesayangan keluarga besar Mario.

Gita adalah yang paling bahagia menunggu kelahiran bayi kecil Ardita. Sejak dulu Ia menginginkan kehadiran seorang adik, namun tidak pernah terwujud karena Mama Gita terkena tumor rahim saat itu, menyebabkan rahimnya harus diangkat sehingga tidak memungkinkan bagi Gita untuk mempunyai adik. Gita sangat suka bayi, apalagi keponakan Mario itu perempuan. Ia sudah tidak sabar menghadiahinya dengan pernak-pernih lucu seperti rok tutu dan bandana kelinci.

"Aku kemarin baru cek perlengkapan bayi, Mbak Dita udah jadi beli bouncer baby belum?" Gita muncul dari arah dapur, membawa sepiring pisang yang baru saja diangkat dari penggorengan dan masih mengepulkan asap panasnya. Ia meletakkan piring tersebut diatas meja kemudian menepuk paha Mario dan meminta pemuda itu untuk bergeser. "Kalau belum beli, aku mau pesen. Mumpung nuna leaf lagi ada diskon nih" lanjutnya.

Mario mencomot satu pisang dari piring dan langsung menjatuhkannya diatas paha karena masih terlalu panas.

"Pake tissue sih, udah tahu panas juga" Gita mengambilkan selembar tissue dan memungut pisang yang terjatuh diatas paha Mario. Lalu mengangsurkan pada cowoknya itu.

"Nggak tahu aku"

Gita melirik Mario. Setelah kesepakatan untuk berkomitmen beberapa minggu lalu mereka memang sering menghabiskan akhir pekan bersama untuk saling mengenal pribadi dan karakter masing-masing. Sifat-sifat asli Mario justru baru muncul ketika Ia sudah menjadi pacar Gita. Ia yang tadinya terlihat cool dan keren di mata Gita seketika berangsur-angur terlihat seperti manusia pada umumnya yang tak luput dari dosa. Kadang kelakuan Mario membuat Gita geleng kepala.

Sikap cuek dan acuhnya Mario terhadap hal-hal disekitarnya kadang membuat Gita kesal. Seperti sekarang ini, Mario bahkan tidak menaruh perhatin pada keponakannya sendiri. Ia tidak tahu apa yang bayi kecil itu butuhkan. Sehingga saat Gita meminta pendapat benda atau barang apa yang sebaiknya Ia berikan sebagai kado, Mario tidak dapat memberikan masukan.

Itu salah satu sikap yang kurang Gita suka. Ada juga satu sikap Mario yang membuat Gita seperti menjaga orang paruh baya dengan tingkat demensia yang sudah parah. Mario ternyata sedikit ceroboh dan pelupa. Ia bahkan pernah lupa meninggalkan kunci mobilnya begitu saja di dalam mobil dengan keadaan masih tergantung. Atau meninggalkan lampu mobil dalam keadaan menyala karena lupa mematikannya. Yang paling parah Mario pernah lupa memasukan barang belanja bulanan milik Gita ke dalam bagasi mobil dan masih meninggalkannya di dalam trolley Superindo. Gita sampai panik ketika mengetahui belanja bulanan milik keluarganya menghilang dari dalam bagasi. Untung saja satpam Superindonya baik dan masih menyimpannya di pos penjagaan. Kalau hilang kan lumayan juga belanjaan yang nyaris menyentuh angka setengah juta itu raib begitu saja.

"Ah kamu tuh gimana sih jadi Om. Coba sana tanyain Mbak Dita. Nanti biar aku beli buat kado. Kalau dobel-dobel kan sayang juga"

"Kamu jadi Tantenya Karen aja udah seneng dia nggak usah dikasih bouncer segala" Mario mengambil ponselnya dan mulai mengetikkan pesan singkat untuk Ia kirim ke Ardita.

Gita's Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang