Basagita : Pesan Singkat

1.5K 363 118
                                    

Gita turun dari mobil Mario, Ia berdiri tepat di samping pintu penumpang di sebelah driver. Ia sedikit merunduk supaya dapat menyejajarkan pandangan matanya dengan Mario. "Mau langsung balik?"

Mario mengangguk, lalu menyunggingkan senyumnya, "Iya besok disuruh nganterin Ibu pergi ke acara keluarga"

"Oke deh, hati-hati. Kabarin kalau udah sampe rumah ya" joy kemudian berdiri tegak dan segera melambaikan tangannya mengantar kepergian Mario.

Ia beranjak dari halaman rumahnya dan membuka gerbang rumahnya. Baru saja membuka pintu, Gita terkejut bukan main saat menemukan Mama berdiri tepat menatapnya seperti hantu.

"Mama! Bisa nggak sih nggak kayak setan kalau nyambut anaknya pulang kerja!" teriak Gita sembari memegangi jantungnya yang sudah merosot drastis dan bertukar posisi dengan ginjal.

"Tadi siapa?" Mama tidak mengindahkan aduan Gita dan justru menelisik curiga pada pria yang mengantar anaknya pulang.

"Mario, temen kantor" Ia melepas sepatu bermodel loafer dengan warna cokelat tua lalu menempatkannya di rak sepatu dekat dengan pintu masuk. "Yang kemarin nganterin aku waktu mobilku mogok"

"Ooo"

Gita mendelik.

Bukan "O" biasa yang Mamanya berikan. Lebih pada "O" yang bersifat mengejek.

"Nggak usah mikir aneh-aneh!" sungutnya ketika Mama tidak berhenti mengangguk seperti anak ayam yang sedang mencari makan di tanah.

"Siapa yang mikir aneh-aneh??" sahut Mama Gita tak terima. "Kok baru pulang. Kan bubaran kantor udah selesai dari jam lima. Jam empat bahkan udah selesai kan, lagian bukannya dosen itu jam kantornya fleksibel. Kamu kan sering pulang jam dua belas, atau jam satu siang"

Mama Gita sudah serupa Rap Monster, itu lho rapper kesayangan sepupunya. Rapper boyband asal Korea kalau kata sepupunya. Cepet banget ngomongnya.

"Tadi makan dulu di Timoho"

"Ooo"

Gita memutar bola matanya malas. "Ma, jangan mulai deh" balasnya malas. Capek dia kalau harus menjelaskan semua teman kerja prianya.

"Mulai apa?" Mama berlagak pilon. "Idih Mama kan nggak ngapa-ngapain. Kenapa kamu kayak kebakaran jenggot sih?!" Mama menggoda Gita lalu terkikik geli mirip kucing tetangga yang mau memasuki musim kawin.

Nggak ngapa-ngapain my ass. Desis Gita dalam hati.

"Eh makan apa tadi? Terus kemana aja? Asik nggak kencannya?"

"Berisik ah Mama! Aku nggak kencan!!" Gita bersungut-sungut sambil menenteng tas kerjanya dan naik ke lantai atas.

"Idih, Mama nanya makan apa kok mere-mere. Cepet tua lho nanti" Mama tidak mau kalah dan menyahuti putrinya dari bawah. Membuat si Papa yang baru keluar dari kamar mengernyit bingung.

"Kenapa lagi Ma?"

"Anak Papa tuh ah lagi deket sama cowok tapi nggak cerita" sahut Mama dan kembali terkikik.

Gita membanting pintu kamarnya kencang. Pipinya mendadak panas. Ia paling tidak suka ditanyai macam-macam oleh Mama mengenai siapa laki-laki yang mengantarnya pulang. Karena memang tidak ada hubungan yang spesial diantara mereka.

Gita hanya tidak mau mengulangi kesalahan yang sama saat bersama Dito dulu. Ia sering bercerita mengenai Dito, laki-laki itu hidup dalam keluarga Lazuardi melalui cerita-cerita Gita. Menciptakan rasa sayang dan cinta Mama dan Papa Gita untuk pemuda itu. Tak jarang Dito sering berkunjung atau sekedar mampir saat sekalian mengantar Gita pulang.

Gita's Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang