Basagita : Belum Sepenuhnya Kalah

1.1K 269 26
                                    

Selalu ingat untuk meninggalkan komentar yang baik ya teman-teman.

***

Setelah sekian lama Dito pergi dari hidup Gita, ternyata tidak membuatnya benar-benar melupakan sosok Dito. Bahkan setelah pertemuan tanpa sengaja saat lamaran Kalila dan Brian beberapa hari lalu pun masih mampu membangkitkan rasa rindu yang selama ini ada di dalam hatinya. Usahanya nampak sia-sia, move on bertahun-tahun langsung ambyar seketika karena sebuah 'hai' yang tak disengaja.

"Kamu kenapa sih, dari tadi ngelamun terus?"

Gita tersentak dari lamunanya dan mendapati Mario sudah rapi mengenakan batik merah yang dipadukan celana kantor hitam. Hari ini Mario janji menemani Gita datang ke pesta pernikahan salah satu staff Akademik Universitas tempatnya mengajar.

"Enggak kok, cuma lagi...itu, kayaknya ada yang ketinggalan gitu. Tapi aku juga nggak tahu apa yang ketinggalan"

Mario mengangguk. "Emangnya apa yang ketinggalan? Penting banget?"

"Nah, itu aku juga lupa apa yang ketinggalan" ucapnya singkat kemudian Ia menggigit pipi bagian dalamnya. Merasa bersalah karena sudah berbohong.

"Yaudah, nanti kalau ingat kita ambil kalau emang penting banget"

"Nggak usah deh, kayaknya nggak penting" ucap Gita. Ia membenarkan bentuk rok selututnya dan sedikit riasan diwajahnya. Hari ini Ia mengenakan gaun dengan model A-line yang jatuh tepat membentuk tubuhnya. Rambutnya yang panjang sengaja di jepit ke belakang dengan menyisakan sedikit poni di bagian depan. Lipstik merahnya senada dengan gaun yang Ia kenakan malam ini, menambah kecantikan alami Gita hingga sepuluh kali lipatnya.

"Udah cantik banget Git" ucap Mario.

Gita otomatis menoleh, menatap Mario yang malam ini pun tidak kalah tampan. "Jangan cantik-cantik, nanti ngalahin pengantinnya" ucapnya lagi.

Gita tersenyum simpul. Jujur Ia merasa senang karena Mario begitu menghargainya dengan memuji jika riasan Gita cantik, atau mengatakan jika gaun yang dipakainya bagus. Tak segan juga Mario memberikan masukan soal apa yang harus Gita kenakan. "Gombal banget Yo" selorohnya. Ia senang dipuji, tetapi mendengar pujian langsung dari Mario membuatnya merasa malu.

"Well I said what I said, that's fact"

"Yeah you look fine"

Mario menaikkan alisnya, "Only fine?"

Gita memutar bola matanya, "Georgeus"

"Bilang ganteng aja susah amat sih pacarnya Mario nih" ucapnya sembari mencubit hidung Gita.

"Marioooo bedaknya luntuuuuur!" Kini giliran Gita yang berganti mencubit perut Mario. Membuat pemuda itu meringis kesakitan. Diam-diam begitu tenaga Gita kalau nyubit mirip kuli pasar. Kenceng bener.

Gita merapikan bajunya dan tatanan rambutnya sekali lagi untuk memastikan jika tampilannya terlihat sempurna. Ia meraih kotak kado yang sudah disiapkan dan mencangklong tas kecil berisi ponsel juga amplop sumbangan dari Mario dan Gita. Sebelum benar-benar beranjak meninggalkan tempat parkir, Mario terlebih dahulu meraih jari-jemari Gita dan menelusupkan jemarinya disana. Gita dapat merasakan betapa lebar dan hangatnya telapak tangan Mario.

"Gandengan, biar nggak ilang" ucapnya disertai cengiran konyol saat Gita menatapnya penuh tanya.

"Atau kamu nggak suka?"

Mario menatap Gita dengan raut wajah kecewa. Gita tidak menyukainya, Ia tidak ingin menjadi alasan di balik wajah sedih Mario. Ketika Mario hendak melepaskan tangan mereka. Gita buru-buru meraih lengan Mario dan mengaitkan dengan lengannya sendiri.

Gita's Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang