Victory Kim

9.1K 638 96
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

Dia Victory Kim. Remaja tampan, berusia tujuh belas tahun, yang memiliki dua kebangsaan berbeda, yaitu Inggris dan Korea Selatan. Sang ayah adalah seorang askar, yang bertugas di Afghanistan sejak dua tahun lalu. Sedangkan sang ibu adalah penulis buku, dengan puluhan karya yang telah diterbitkan dari berbagai macam bahasa. Kakak? yah, dia punya satu. Kim Namjoon, mahasiswa jurusan hukum universitas terbaik, Korea selatan.

Keluarga yang ia miliki memang luar biasa. Hidupnya juga tak kalah luar biasa. Apapun yang ia mau, dapat tersaji di depan mata. Semua permintaan yang terlontar dari bibir, pasti akan dengan cepat dituruti. Tak salah, karna ia bungsu, dimanjakan itu pasti.

Tapi dunia kecil penuh kebahagiaan yang semula tergenggam erat seketika runtuh, sejak menginjak umur empat belas. Pertama kali vonis mengatakan bahwa ia postif menderita non-small cell lung cancer. Ada koloni parasit mengesankan di paru-paru yang berhasil membuat dirinya merasa semua yang dimiliki, sama sekali tidak berarti.

Yah, tentu ada fase di mana ia benar-benar terjatuh dan sulit untuk kembali bangkit. Tapi, setidaknya itu dulu. Sekarang tentu saja sudah berbeda. Tepat setelah menyadari bahwa hidup itu singkat, dan khusus bagi dirinya, semakin dipersingkat. Maka dari itu, ia tidak ingin menghabiskan waktu hanya untuk mengeluh, atau meratapi nasib yang memang sudah begini jalannya. Menikmati lembar kehidupan dengan bersenang-senang akan lebih bagus. Dan itu yang sampai saat ini Victor terapkan.

Menjalani pola hidup sehat serta berbahagia. Namjoon bilang, itu kunci menikmati hidup. Dan ya, bisa dikatakan, sang kakak adalah sensei bagi dirinya.

"Mom, susu."

Rumah yang semula diisi keheningan, seketika berubah menjadi ribut saat si bungsu baru saja bangun. Anak itu bahkan masih belum mencuci muka sama sekali, namun sudah meminta ibunya menyiapkan segelas susu.

"Tunggu sebentar, Bear." Kala suara sahutan menyambut gendang telinga, sang empu hanya mengangguk singkat.

Ia mengusap kasar kedua mata yang tampak masih lengket dan beranjak duduk di ruang makan. "Kak, hari ini antar ke supermarket ya?" ucapnya pada Namjoon yang tengah menikmati waktu bersantai sembari menyesap kopi di pagi hari.

Namun di tengah itu, kerinyitaan timbul pada dahi yang lebih tua, "untuk?"

"Beli cola," singkat, padat, jelas dengan raut wajah polos tanpa dosa.

Tentu saja kemudian sang kakak melebarkan mata terkejut. "Sudah gila? ingin mom memukul kepalaku?"

Kekehan kecil terdengar mencairkan suasana. Namjoon mampu membuat mata kembali terbuka pun rasa kantuk perlahan memudar. Dengan sedikit kurang ajar ia menjawab, "ya, inginnya sih memang seperti itu."

"Haish dasar bocah ini! Mom, bayimu ingin minum cola!" adu Namjoon pada wanita cantik bersurai blonde yang tengah berjalan mendekati mereka dengan segelas susu di tangan.

"Jangan macam-macam, Bear. Mommy tidak mau berurusan dengan amukan Zack," tegas sang ibu seraya mengusak surai bungsunya yang tengah terkikik lucu.

Lantas, wanita cantik ini duduk di antara putra-putranya, kemudian melipat tangan ke atas meja sembari mencuri pandang pada arah si bungsu yang tengah asik menyesap susu madu dengan nikmat. Ia tersenyum hangat, mengingat apa yang sudah mereka bahas tadi malam.

"Namjoon, hari ini adikmu akan datang ke penyuluhan lho!" ungkap si cantik disertai senyuman manis.

"Uhuk! a-apa?" Namjoon sukses tersedak air kopi yang hampir ia telan kala mendengar pernyataan mengejutkan yang dilontarkan oleh sang ibu. Pandangan mata pria jangkung itu seketika terpusat pada Victor yang memutar bola mata malas saat menyadari kakaknya meminta penjelasan.

"Just because mom said would buy me a limited action figure after that," jujurnya dengan nada tanpa minat.

Namjoon menghela napas dalam. Ya, sudah ia duga, pasti diberi iming-iming. Bocah sekeras adiknya ini tak akan mudah luluh kecuali jika berkaitan dengan hal yang ia suka. Dan dari awal Namjoon sudah menyangka, mommy menggunakan cara tersebut untuk meluluhkan si bungsu agar mau mengikuti penyuluhan di gereja petang nanti.

"Call, nanti sore aku akan mengantarmu. Jangan macam-macam di sana. Jadilah anak baik dan penurut, oke kid?" petuah sang kakak di jawab helaan napas pasrah oleh adiknya.

Namun setelah itu ada ide yang muncul liar di dalam benak Victor. Bocah bersurai kelam ini memasang senyuman jahil sembari berucap mantap. "Tapi ada syarat lagi!"

Mendengar hal tersebut tentu saja membuat Namjoon maupun sang ibu langsung menatap penuh kewaspadaan. "Apa? jangan macam-macam, Bocah."

Bukan segera menjawab, Victor justru terkekeh kecil melihat raut wajah penuh was-was dari kedua orang tersayang di hadapan saat ini. Tanpa basa-basi ia menyahut, "Haish! tidak macam-macam kok,"

"... hanya ingin kakak ajari aku cara mencari wanita cantik dan mengencaninya."

Ctak

Satu jitakan bentuk dari responsif alat gerak Namjoon yang mungkin sudah terlalu muak dengan hal aneh yang selalu saja adiknya ucapkan.

Tapi yah, si bungsu memang seperti itu. Namjoon tahu apa yang Victor ucapkan tidak pernah benar-benar serius. Tapi tetap saja bocah ajaib yang sialnya sudah tertanda sebagai adik tersayang itu selalu berhasil membuat seorang Kim Namjoon mengelus dada setiap waktu.

-
-

"Hei, jangan menatapku seolah aku akan mati esok hari. Kau masih melihatku berdiri tegak di atas kakiku sendiri, jadi untuk apa khawatir?"

-
-
-

Victory Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Victory Kim

-
-
-

jasa free tag (͡° ͜ʖ ͡°) RiMa_LA_ikaikaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jasa free tag (͡° ͜ʖ ͡°)
RiMa_LA
_ikaikaka

______________________________________

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang