Zack menatap keadaan bandara penerbangan dengan tatapan sendu. Ia akan pergi hari ini, hari pertama Victor menjalani proses kemoterapinya. Tentu saja perasaan si tampan benar-benar hancur, membayangkan rasa sakit yang akan dihadapi bocah kesayangan. Tapi, keadaan memaksa untuk pergi. Kepala rumah sakit tidak mengizinkan Zack mundur dari perekrutan meskipun ia sudah berlutut sekalipun. Beruntung, beberapa hari yang lalu ia mendapat persetujuan untuk menunda keberangkatan sampai saat ini.
Angin sepoi berhempus melewati sisi tubuh. Zack memejamkan mata mengingat setengah jam lagi, burung besi itu akan membawanya terbang ke negeri yang jauh sekali dari tempat ini. Tadi pagi sekali, ia sudah datang ke kamar rawat Victor, namun bocah itu masih terlelap nyenyak, sehingga tak ada yang bisa ia lakukan selain memberi kecupan dahi singkat sebagai salam perpisahan.
Rasanya emosional sekali, tepat saat ia mengulas balik pertemuan pertama dengan Victor. Dulu, anak itu masih empat belas tahun, masih sangat muda dan cengeng. Bahkan dia selalu menangis setiap saat Zack datang menemui dengan membawa berbagai peralatan kedokteran.
Tapi, seiring berjalan waktu, Victor tumbuh menjadi bocah yang tangguh. Ia sangat tegar sampai rasanya setiap hari hanya ada canda dan tawa yang Zack lihat, bukan lagi tangisan pilu seperti tempo dulu. Diam-diam senyuman tipis terulas indah kendati sorot sendu tak dapat bohongi pandangan mata.
"Hei Bocah, maafkan aku," lirih si tampan seraya menatap langit.
Hanya ini yang dapat Zack ucapkan meski tak dapat tersampaikan. Sekarang, ada Minhwa yang akan menangani anak itu. Setelah berbincang banyak semalam, ia yakin Minhwa bisa berjalan bersama Victor, sama seperti yang sudah ia lakukan dulu. Yah, dan Zack berharap kala ia kembali suatu saat nanti, Victor akan menyambut dengan senyuman hangat yang selalu terasa seperti rumah bagi dirinya.
Minhwa merasa cukup gugup kali ini. Ia tak berhenti mengigit bibir bawah cemas. Sama, seperti yang ia rasakan saat Juan menjalani operasi amputasi satu tahun yang lalu. Dan entah bagaimana bisa, ia merasa sangat khawatir saat Victor akan menjalani kemoterapi pertama, kali ini. Perasaan yang cukup aneh, bahkan ia tidak setegang ini saat menangani pasien yang lain, tapi terasa berbeda sekali untuk Victor dan tentunya Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfiction"Aku Victory Kim." Saat pendar mentari terbit menyinari gelap dalam diri. Juan berjanji, akan menggenggam erat jiwa yang ia hempas sampai napas terakhir. ----- Bismillah Star : 6 Maret 2020 End : - Story by @SnowBubble07 Cover by @RiMa_La