Duduk bersila menikmati pagi hari di atas rumput hijau taman rumah sakit adalah kegiatan yang dilakukan Juan setelah anak ini bangun dari alam mimpi. Menghirup utdara dalam, remaja tampan tersebut membuka lembaran putih buku kosong yang telah menyimpan banyak sketsa gambar miliknya satu tahun terakhir.Ia mengarahkan pandang mata pada pohon besar yang dihimpit oleh dua ayunan di sekeliling. Secara perlahan, jemari bergerak andal membuat goresan tipis sketsa pemandangan yang ia lihat dengan mata kepala. Sampai suatu tepukan pelan mengangetkannya, membuat Juan tersentak hingga tanpa sadar menjatuhkan pensil gambar yang semula ia genggam erat.
"Astaga Victor, kau mengangetkanku!" sentak Juan sedikit kesal.
Sedang bocah di sebelah bukannya merasa bersalah, malah balik menatap sang teman dengan pandangan tak kalah kesal. "Jahat sekali, aku cari di kamar tidak ada."
Hembusan napas terdengar kemudian. Juan mengambil pensil dan mulai melanjutkan sketsa gambar yang semula terganggu oleh kedatangan remaja dengan senyuman khas tersebut.
"Wow Juan! kenapa tidak bilang jika bisa mengambar?!" tiba-tiba saja bocah itu mendekatkan kepala pada kertas gambar Juan.
Sedang yang lebih tua hanya bisa merotasikan bola mata jengah. Ia tidak bisa fokus sekarang, dan itu semua akibat remaja berkeingintahuan tinggi yang saat ini memandang polos kertas gambar miliknya. "Aku tidak bisa berkonsentrasi, kepalamu menjauh sedikit!"
Dengusan terdengar kemudian. Juan mencoba tidak perduli dan kembali fokus pada sketsa gambarnya tanpa menyadari Victor sudah memajukan bibir kesal sekali. Tidak Namjoon, tidak Juan, hari ini semua menyebalkan.
"tunggu, apa yang kau lakukan pada rambutmu?!" tiba-tiba saja Juan menoleh setelah menyadari sesuatu.
Yang di tatap malah memasang wajah riang dengan kekehan kecil menyusul. "Hehe, aku memangkasnya pagi tadi. Bagaimana? totalitas sekali kan?"
Tentu saja jika Victor berharap Juan akan ikut terkekeh mendengar perkataannya maka itu tidak akan pernah terjadi, karena kemudian sang teman justru menunjukan raut wajah sedih yang entah mengapa mampu membuat yang lebih muda berdecak kecil sebelum memilih untuk mengalihkan topik antara mereka.
"Ngomong-ngomong kau suka menggambar?" tanyanya tiba-tiba membuat sang lawan bicara mengedipkan mata seolah tersadar.
Lantas, Juan mengalihkan pandangan dengan cepat. Pria bermata sipit tersebut menyadari jika sang teman tidak nyaman dengan tatapan yang ia tunjukan sebelumnya. Maka, ia memilih kembali fokus pada kegiatan awal seraya membalas singkat pertanyaan yang dilontarkan oleh Victor. "Aku punya studio lukis kecil di rumah."
"Woah?! benarkah? boleh aku mampir untuk melihat?" sahut Victor kelewat bersemangat.
Pria sipit itu hanya bisa terkekeh kecil, lantas bertutur ringan, "Jika ingin melihat, cepat keluar dari sini agar kau bisa mengunjungi studio lukisku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfiction"Aku Victory Kim." Saat pendar mentari terbit menyinari gelap dalam diri. Juan berjanji, akan menggenggam erat jiwa yang ia hempas sampai napas terakhir. ----- Bismillah Star : 6 Maret 2020 End : - Story by @SnowBubble07 Cover by @RiMa_La