Juan berdiri termenung di depan ruang rawat Victor dengan pandangan penuh rasa bersalah. Tentu saja, setelah sang teman mengetahui kebenaran dari bibirnya beberapa saat yang lalu, Victor belum bisa menerima semua hal tersebut. Ia memilih membungkam diri dan tak ingin menemui siapapun.
Maka berakhirlah ia di sini, setelah Victor mengusirnya secara tidak langsung. Yah, Juan tahu betul jika ini bukan hal yang mudah untuk dilalui. Ia paham betul bagaimana perasaan sang teman. Oleh karena itu Juan memilih untuk menghindar karena ia yakin Victor butuh proses berdamai dengan dirinya sendiri sebelum dapat menerima semua hal yang telah terjadi.
"Hai, Juan?"
Tubuh ringkihnya tersentak kaget setelah merasa tepukan halus hadir tiba-tiba. Juan menoleh secara spontan, dan hal yang ia lihat pertama kali adalah senyuman hangat Namjoon yang mencoba menyapa dengan ramah.
"A-ah ... K-kak Namjoon?" sahut anak ini terbata-bata.
Namjoon terkekeh merasa lucu saat mendengarnya. Ia menyodorkan satu cup teh ke arah Juan seraya bertutur menawari, "mau? boleh minum teh kan?"
Anggukan singkat Namjoon terima sebagai respon. Juan meraih uluran cup teh tersebut lantas meminum dengan perlahan sekadar untuk menghargai kebaikan hati kakak dari temannya ini. Mereka berdua berakhir duduk bersama seraya menatap daun maple yang berguguran tak jauh di hadapan.
"Ngomong-ngomong, untuk yang tadi maaf ya. Bocah itu hanya sedikit terkejut mungkin," ucap Namjoon dengan pandangan khawatir. Ia hanya merasa bersalah atas perlakuan sang adik pada teman barunya ini.
Juan menggaruk tengkuk mendadak canggung. Padahal seharusnya ia yang minta maaf karena sudah mendahului Namjoon mengatakan tentang kemoterapi pada anak itu, tapi sekarang justru pria berlesung dalam ini yang minta maaf terlebih dulu, mendadak ada perasaan sedikit tidak nyaman. Juan itu tipe orang pemikir, dan sekarang dirinya merasa tidak enak hati.
"U-um, sebenarnya aku yang seharusnya minta maaf karena sudah mendahului Kak Namjoon untuk mengatakan hal itu pada Victor," sahut Juan mengungkapkan.
Senyuman tipis timbul menghiasi wajah tampan yang lebih tua. "Tidak apa, sungguh. Kan mau tidak mau dia juga harus mendengarkan yang sebenarnya. Hanya saja, yah responnya memang sedikit buruk. Aku jadi merasa bersalah padamu."
Juan menggeleng ribut setelahnya. Bocah itu antara terkejut dan menyangkal. "T-tidak apa kok. Yah, aku juga pernah di posisinya. Aku tahu itu berat sekali untuk di terima. Respon seperti tadi sudah kuduga sebelumnya."
Tatapan mata Namjoon seketika berubah menyendu, "ah, aku baru ingat."
Hingga akhirnya pandangan mereka berdua bertemu. Juan tersenyum tulus kali ini, sedang di sisi lain Namjoon dapat melihat ketegaran dari sorot mata itu. Hati kecilnya tersentuh begitu cepat, ia mengulurkan tangan untuk mengusap lembut surai kelam yang lebih muda menimbulkan respon bulatan mata terkejut bocah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfiction"Aku Victory Kim." Saat pendar mentari terbit menyinari gelap dalam diri. Juan berjanji, akan menggenggam erat jiwa yang ia hempas sampai napas terakhir. ----- Bismillah Star : 6 Maret 2020 End : - Story by @SnowBubble07 Cover by @RiMa_La