21. No Need to Say Goodbye

472 61 8
                                    

Namjoon berjalan menyusuri lorong seorang diri kala tiba-tiba Jeslyn mendapat suatu telepon dan melesat pergi dengan cepat tanpa mengatakan apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namjoon berjalan menyusuri lorong seorang diri kala tiba-tiba Jeslyn mendapat suatu telepon dan melesat pergi dengan cepat tanpa mengatakan apapun. Pikiran pria tampan ini tengah berkecamuk, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Melihat sorot mata penuh pengharapan Jeslyn juga di saat bersamaan ada rasa cemas luar biasa yang dapat ia tangkap setelah wanita itu mematikan sambungan telepon.

Ah, memikirkan hal tersebut hanya membuat kepalanya pening. Mungkin nanti sang ibu akan menghubunginya untuk menjelaskan sesuatu, jadi lebih baik ia tidak berspekulasi terlalu jauh.

Cklek

Bola mata Namjoon membulat sempurna kala melihat isi ruang rawat adiknya menjadi sedikit berantakan, juga jangan lupakan sisa rambut yang terpotong masih berceceran di lantai kamar membuat pria berlensung dalam itu merasakan ada sensasi rasa panas naik sampai ke ubun-ubun.

Hingga tak lama muncul dua manusia dari dalam kamar mandi. Tak lain adalah Victor dan Juan yang sama-sama terkejut menatap kehadiran Namjoon yang masih berdiri mematung di ambang pintu.

"Oke anak-anak. Bisa jelaskan?" ucap lelaki itu dengan lugas membuat suasana ruangan tampak sedikit mencekam selama sepersekian menit.

Menghela napas dalam, Victor menimpali dengan santai, "aku membantu Juan memangkas rambut. Hanya itu, kenapa reaksimu berlebihan sekali sih?"

Oke. Bisa di terima. Namun masalah yang sebenarnya adalah siapa yang akan membersihkan kekacauan ini? "katakan, siapa yang akan membersihkan semuanya?"

Juan berniat menimpali, raut wajah anak ini sudah tampak begitu merasa bersalah. Tapi, Victor terlebih dahulu menyahut sebelum ia dapat mengatakan satu patah kata sekalipun.

"Lihat? apa kakak tega memintaku menunduk untuk menyapu? dan apakah kakak tega meminta Juan bersusah payah menggiring itu ke tempat sampah di ujung sana?" sahut sang adik dengan raut wajah prihatin.

Tentu saja ada sangkalan yang akan Namjoon ucapkan, namun sebelum dapat menyuarakan haknya, terlebih dahulu Victor kembali melanjutkan dengan mantap. "Sudah jelas Kak Namjoon yang harus membersihkan."

Kan. Sudah ia duga sebelumnya. Namjoon menautkan alis kesal, lantas berucap "hei, kan kau yang memb..,"

"Dah Kak! kita akan berwisata ke taman dulu, jangan lupa di bersihkan ya? nanti suster Minhee marah-marah kalau ruangan masih kotor," potong Victor dengan tidak sopannya.

Anak itu bergegas menarik pergelangan tangan Juan untuk beranjak dengan cepat meninggalkan Namjoon yang sudah memerah kesal sekali. "Bocah ini."

Setelah menghabiskan waktu untuk menggerutu, pada akhirnya Namjoon tetap pergi ke sudut ruangan untuk mengambil sapu dan membersihkan ruangan sang adik dengan kasar. Tapi lama-kelamaan ada senyuman kecil dari sudut bibir Namjoon mengingat perkataan yang di lontarkan oleh sang adik beberapa waktu yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang