Juan kembali hancur saat mengetahui dia harus kembali dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Operasi atau Kemoterapi. Yah, tempo lalu, setelah sang ibu memberitahunya hasil pemeriksaan mengejutkan, jika ternyata kembali tumbuh parasit baru yang mungkin kini akan berkembang lebih cepat dari sebelumnya, membuat Minhwa antisipasi.Wanita cantik itu dengan segera mengajukan dua pilihan yang sulit untuk si tampan tentukan. Tidak, tidak bisa. Juan tidak tahu harus memilih apa. Ia terlalu takut untuk keduanya. Hingga remaja tersebut meminta pada sang ibu untuk memberinya waktu berpikir. Selama dua hari, Juan mengurung diri di kamar rawat.
Tok tok tok
Si tampan menoleh saat mendengar suara pintu diketuk berulang. Ia pikir itu adalah Minhwa, mengingat sedari pagi tadi sang ibu belum datang ke kamar rawatnya. Namun, kala derap langkah kaki terdengar memasuki ruangan. Ia membulatkan mata terkejut saat melihat dengan jelas, Namjoon tengah menghampiri dengan raut wajah cemas.
"K-kak Namjoon?" lirih si tampan dengan gugup, masih cukup terkejut melihat Namjoon berdiri di depan mata.
Pria berlensung dalam itu menghembuskan napas panjang, lantas mulai menyahut singkat, "aku tahu dari bibi Minhwa baru saja."
Ada kerinyitan bingung timbul di dahi yang lebih muda kemudian. Juan terdiam penuh tanda tanya. Merasa agak rancu dengan apa yang telah Namjoon ucapkan. "Aku tidak mengerti."
Satu rengkuhan hangat ia dapatkan tanpa persiapan. Juan terdiam membatu kala Namjoon merengkuh erat tubuh ringkihnya dengan penuh kehangatan. Tunggu dulu sebentar. Ia benar-benar tidak mengerti apapun. Merasakan perlakuan Namjoon saat ini justru membuat hati menjadi khawatir.
"Kak? sebenarnya ada apa? sesuatu terjadi padamu? atau pada Victor?" tanya Juan memastikan.
Namjoon menggeleng singkat. "Tidak. Bukan tentangku. Ini tentangmu Juan. Bibi mengatakan padaku tentang hasil pemeriksaanmu."
Tentu, setelah itu kedua bola mata Juan membulat terkejut. Ia mendorong pelan bahu yang lebih tua, lantas melirih penuh cemas, "Victor tahu juga?"
Desahan lega terdengar kala pria berlesung dalam tersebut menggeleng sebagai respon. Luar biasa hati Juan dipenuhi kelegaan. Tidak akan baik untuk sang teman mengetahui keadaan Juan sesungguhnya. Victor hanya perlu tahu, ia masih baik-baik saja dan akan terus seperti itu. "Kak aku,"
"Apa yang akan kau pilih?" tanya Namjoon begitu tiba-tiba memotong kalimat yang baru akan Juan lontarkan.
Ada jeda dalam percakapan mereka kemudian. Remaja tampan ini menghembuskan napas dalam, lantas mengalihkan pandangan dari Namjoon. Sungguh, ia tidak tahu harus mengatakan apa. Hatinya sangat bimbang saat ini.
"Apapun yang kau pilih, tidak perlu takut. Semua ada untukmu, Juan. Jangan pernah merasa sendiri. Kau bilang kau mau jadi sandaranku kan? itu artinya aku juga akan selalu siap untuk menjadi penyanggamu kapanpun kau butuh," tulus Namjoon dengan lembut. Ia sendiri tidak tahu bagaimana bisa mengatakan hal semacam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfiction"Aku Victory Kim." Saat pendar mentari terbit menyinari gelap dalam diri. Juan berjanji, akan menggenggam erat jiwa yang ia hempas sampai napas terakhir. ----- Bismillah Star : 6 Maret 2020 End : - Story by @SnowBubble07 Cover by @RiMa_La