"Mungkin jika itu Victory Kim, Mama tidak akan melarangmu berteman dengannya."
Satu kalimat yang terlontar dari bibir ranum sang ibu membuat Juan sontak membulatkan mata tak percaya. Jadi, ternyata benar dugaannya, jika onkolog medis baru sang teman, tak lain adalah ibunya sendiri. "Jadi orang yang akan Mama tangani itu Victor?"
Hanya anggukan singkat yang Minhwa tunjukan sebagai respon. Hal tersebut tentu saja memicu pekikan gembira dari sang anak. "Oh Astaga!"
Juan terlihat sangat senang sampai-sampai porsi makan remaja ini bertambah drastis. Melihat kebahagiaan terpancar begitu jelas dari raut wajah sang anak, tak dapat dipungkiri membuat hati Minhwa seketika menghangat. Setelah sekian lama, akhirnya sang putra kembali mendapatkan alasan untuk senyuman yang harus ia tunjukan dengan tulus di setiap pagi. Minhwa harus berterimakasih pada Victor karena Kedatangan bocah itu seolah benar-benar membuat anaknya kembali mendapatkan cahaya.
"Mama minta maaf, karena sudah melarangmu berteman dengan Victor. Mama hanya um ... terlalu khawatir pada dirimu," sesal Minhwa mengingat perdebatan terakhirnya dengan sang anak.
Menggeleng tanda tak masalah. Bagi Juan, yang terpenting kini sang ibu tidak melarang ia berteman dengan Victor lagi. Bocah istimewa yang dapat membuat goresan putih perjalanan hidupnya, semula monoton menjadi sedikit lebih berwarna. Kendati baru dua hari dia mengenal anak itu, tapi rasanya sudah seperti sangat dekat.
"Besok ada jadwal konsultasi? aku boleh ikut ke rumah sakit, Ma?" tanya sang anak begitu tiba-tiba.
Kekehan singkat timbul dari bibir manis Minhwa. Jarang sekali melihat Juan seantusias ini untuk pergi ke rumah sakit. Namun sayang sekali, apa yang akan dia ucapkan pasti membuat mood baik sang anak hancur berkeping-keping. "Besok tidak ada jadwal konsultasi. Jadi, gunakan waktumu untuk istirahat, Juan."
Dan benar saja. Seketika anak itu melengkungkan bibir ke bawah. Namun, bukan berarti Minhwa akan memanjakan bayi besarnya ini. Si cantik justru kembali menyantap makanan tanpa perduli jika sang anak menatap penuh pengharapan. "Ma, tidak ada konsultasi bukan berarti Victor tidak datang ke rumah sakit, pasti dia..,"
"Ssstt habiskan makan malammu lalu tidur. Tidak baik malam-malam mendebat orangtua," potong sang ibu sukses membungkam bibir manis putranya.
Juan tidak bisa lagi membantah. Yah, mungkin besok ia akan menghabiskan waktu tidak berharganya di dalam rumah untuk tidur, makan dan menonton saja. Hah, benar-benar akan menjadi hari yang sangat buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfiction"Aku Victory Kim." Saat pendar mentari terbit menyinari gelap dalam diri. Juan berjanji, akan menggenggam erat jiwa yang ia hempas sampai napas terakhir. ----- Bismillah Star : 6 Maret 2020 End : - Story by @SnowBubble07 Cover by @RiMa_La