17. Together

1.7K 309 111
                                    

Penampilannya sudah seperti mayat hidup saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penampilannya sudah seperti mayat hidup saat ini. Hampir ia tak mampu menutup mata kala terbayang wajah sang suami setiap saat gelap mulai menyapa. Entah apa yang ada di kepala. Jeslyn seperti tak dapat berpikir jernih, bahkan untuk memikirkan keadaan kedua putranya saja seperti sulit sekali ia lakukan.

Ini bukan hal yang baik tentu saja. Jeslyn tidak sehat secara mental. Keterpurukan itu membuat si cantik seolah kehilangan kewarasan. Dengan mata memandang kosong, juga jemari bertaut melingkupi sebuah pigura foto seseorang, ia menangis sampai kedua mata sembab itu mungkin akan berbekas hingga waktu yang lama.

"Tidak seharusnya kau pergi," lirihnya pilu. Wanita cantik ini meremat erat pergelangan jemarinya seolah ingin mengoyak nadi di dalam sana.

Namun, semua itu terhenti kala terdengar suara pintu yang di buka. Juga pekikan panik sang putra kala melihat dengan jelas apa yang coba ibunya lakukan. "Mom?!"

"Hei-hei, berhenti. Apa yang Mommy lakukan?!" panik Namjoon menahan Jeslyn melukai dirinya sendiri.

Dengan sigap, ia memeluk tubuh sang ibu yang kian mengurus, lantas membisikan kata-kata penenang yang dapat membuat tangis Jeslyn pecah begitu keras. "Mom sadarlah, biarkan Papa pergi. Masih ada Namjoon di sini."

"Juga masih ada Victor yang sangat membutuhkan Mommy," lanjutnya begitu lirih, hingga seketika Jeslyn merasa napasnya tercekat mendengar apa yang sang putra ucapkan.

"V-victor ... hiks," tangisan Jeslyn terdengar begitu memilukan kala wanita itu terus menyebutkan nama si bungsu dari setiap hembusan napasnya.

Namjoon mengangguk pelan, lantas mengusap air mata yang mengalir deras membasahi pipi sang ibu, "Victor mencari Mommy, dia sangat merindukanmu Mom. Apa Mommy masih belum ingin menemuinya sekarang? dia tidak salah apapun. Jangan menyiksa Victor seperti ini."

Jeslyn menenggelamkan kepala pada dada bidang putra sulungnya. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan. Namun pernyataan Namjoon mampu membuat tamparan tak kasat mata ia rasakan jauh menembus hati. Bahkan Jeslyn baru sadar jika keterpurukannya mengakibatkan dampak buruk yang tidak ia perhitungkan sebelum ini.

"Maaf hiks," lirih Jeslyn meremat erat kaus yang dikenakan oleh putra sulungnya.

Pria berlesung manis itu menghembuskan napas dalam, lantas kembali melanjutkan kalimat dengan untaian kata sendu, "dia tidak baik-baik saja sekarang. Kita bisa kehilangan Victor kapan saja. Tolong, jangan buat Victor semakin jatuh. Cukup rasa sakit tentang Papa yang ia rasakan. Jangan buat adikku semakin ingin menyerah dengan semua ini."

Detik itu juga sang ibu kembali memecah tangis. Jeslyn mengeratkan pelukan dengan sang putra sembari menarik napas sesak yang kian menghimpit dada. Dengan lirih ia bertutur pilu, "satu hari lagi Namjoon. Beri Mommy waktu satu hari lagi."

Dan Namjoon hanya bisa mengangguk pelan. Ia mengusap lembut punggung rapuh sang ibu dan berulang kali membisikan kata menangkan yang selalu dapat membuat wanita cantik tersebut merasa menghangat.

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang