20. We Can Live Longer

520 55 9
                                    

Saat membuka mata, yang remaja tampan ini rasakan pertama kali adalah perasaan menganggu pada bagian perut kirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat membuka mata, yang remaja tampan ini rasakan pertama kali adalah perasaan menganggu pada bagian perut kirinya. Hampir tangan nakal Victor bergerak menyetuh dengan brutal bagian rawan tersebut, namun mampu di cegah oleh sang ibu dengan sekali sentakan. "Tidak, Sayang. Jangan menyentuh itu."

Mendengar alunan suara lembut yang belakangan ini tak lagi pernah ia dengar membuat Victor membuka mata sedikit lebar. Anak ini terdiam membatu kala bola mata indahnya bertemu langsung dengan manik biru cerah milik Jeslyn yang terbuka sendu.

Sang ibu kurus sekali. Victor ragu wanita ini menerapkan pola hidup yang baik selama tidak bertemu dengannya, pun gurat kesedihan yang masih terlihat jelas meski coba mati-matian Jeslyn tutupi masih dapat tertangkap nyata oleh si bungsu. Pada dasarnya, Jeslyn tidak dapat menyembunyikan hal sekecil apapun dari kedua malaikat hati, karena ikatan batin lebih kuat untuk menembus semua kepalsuan yang ditunjukan.

"Mommy," ada sedikit getar dalam nada suara sang putra membuat si cantik menunduk untuk mengecup lama dahi Victor yang terasa sedikit hangat.

Lirih sekali Jeslyn berulang kali mengucap kata maaf dengan amat tulus seolah dia baru saja melakukan dosa teramat besar pada Victor. Tapi, baik si tampan sendiripun tak bisa melakukan banyak hal. Ia hanya mengangguk pelan, dengan tulus memaafkan Jeslyn yang mungkin punya alasan untuk menghilang belakangan ini.

"Mom tidak pernah datang lagi. Kupikir, Mommy mulai membenciku," lirih anak itu mengadu.

Gelengan ribut terlihat kemudian. Sang ibu mendekatkan diri pada si bungsu, lantas mengusap lembut pipi tirus buah hatinya seolah melimpahkan berjuta kasih sayang yang beberapa hari belakangan tak pernah lagi ia tunjukan. "Sayang, ini berat sekali untuk Mommy. Mungkin juga sangat untukmu. Rasanya untuk sekadar bernapas dengan baik saja Mommy tidak bisa melakukannya, bagaimana mungkin Mommy menemuimu dengan keadaan seperti itu?"

Victor memasang raut sendu. Ia ingin sekali memeluk tubuh kurus sang ibu. Bahkan baru beberapa waktu mereka tak bertemu, sudah ada banyak perubahan dari bentuk badan wanita kesayangannya ini. Tulang selangka Jeslyn tampak menonjol di balik sana, terlihat dari sweater rajut yang si cantik dikenakan.

"Apa Mommy tidak pernah makan dengan baik setelah hari itu?" lirihan khawatir sang putra disahuti oleh senyuman manis Jeslyn yang begitu menyejukkan.

"Sayang, apa rasanya sakit?" akan tetapi sang ibu justru mengalihkan topik pembicaraan mereka dengan begitu tiba-tiba seolah tidak nyaman di khawatirkan oleh putra bungsunya. Biarkan Jeslyn hancur di hadapan Namjoon, tapi tidak saat bersama dengan Victor.

Hal tersebut tentu menimbulkan kerinyitan tak suka. Baru saja Victor akan kembali menyahut, namun suara pintu yang dibuka membuat atensi kedua orang itu beralih dengan cepat. Ada Minhwa di sana. Dokter berparas menawan yang berjalan mendekati ranjang dengan senyuman kaku seperti biasa.

"Oh? Hai dokter Minhwa!" sapa ramah Jeslyn menyambut kedatangan onkolog medis sang putra.

Yang di sapa balas memandang hangat. Mungkin sedikit menyembunyikan raut terkejut kala melihat Jeslyn sudah berdiri tegap di hadapan mata setelah menghilang bak ditelan bumi beberapa hari belakangan ini.

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang