-
-
-Juan mengalami fraktur pada tulang lengan kanan. Setelah selesai mendapat penanganan bocah itu hanya dapat berdiam diri meratapi keheningan di ruang rawat baru yang ia singgahi. Kendati ingin sekali pergi keluar untuk sekadar berjalan-jalan, Minhwa sudah lebih dulu melarangnya dengan berbagai macam alasan yang cukup membuat kepala si tampan serasa pening sekali.
Kini, yang ia lakukan hanya menatap datar televisi. Juan melamun hingga seketika suatu ide nakal muncul dari dalam benak. Yah, sekali-kali mencoba kabur, sepertinya boleh di coba. Toh, Minhwa tidak akan bisa marah lebih dari 3 menit pada dirinya.
Dengan tangan yang masih digips, remaja berparas tampan itu bersusah payah menyingkirkan selimut dari atas tubuh, kemudian beranjak dari ranjang dan mengendap-endap keluar kamar rawat. Entah sejak kapan, dia menjadi seliar ini sekarang.
Senyum manis anak itu mengembang kala berhasil menghirup udara segar yang berasal dari taman-taman kecil samping lorong yang ia lewati. Ada banyak anak-anak bermain di sana, mungkin karena memang lorong ini sejalur dengan ruang rawat khusus untuk anak.
Namun, seketika langkah Juan terhenti kala pandangan mata berhasil menangkap keberadaan seseorang yang sangat tidak asing untuk dirinya. Seorang pemuda yang tengah asik bersenda gurau dengan anak-anak di depan bangsal khusus.
Dengan langkah pasti, Juan berjalan mendekati. "Victor!"
Sontak saja yang merasa terpanggil dengan cepat menoleh. Terlihat sangat terkejut saat menemukan keberadaan Juan yang kini berlari menghampiri. Tapi keterkejutan itu tak berlangsung lama, karena kemudian senyuman lebar hadir mengiasi wajah tampan remaja laki-laki tersebut.
"Hei! bagaimana kau bisa ada di sini? dan apa yang terjadi pada lenganmu? kurasa kemarin kau baik-baik saja," tanya yang lebih muda dengan raut wajah penasaran.
Juan terkekeh kecil, "Ah, Mama berpindah tugas di rumah sakit ini, dan kebetulan sekali tadi pagi terjadi kecelakaan kecil pada tanganku," ucap Juan dengan sedikit kebohongan dalam tuturnya.
Victor mengangguk percaya. Baru saja anak itu ingin kembali membuka pembicaraan, namun seorang bocah laki-laki yang sedari tadi ada bersamanya menarik jemari Victor dengan pelan. "Kak Vic, aku ingin pinjam!"
"Ah, pinjam? oke-oke," sahutnya mengambil posisi duduk di hadapan si kecil yang memekik antusias.
"Halo?! aku Seonjung, siapa nama Kakak?" tiba-tiba seorang gadis gecil bersurai kuda mendekati Juan dan menyapa hangat.
Victor terkekeh melihat ekspresi canggung yang pria bermata sipit itu tunjukan. Dengan pelan, ia menarik jemari sang teman agar duduk di samping dirinya dan anak-anak yang lain. "Kau itu terlalu tinggi, kasian Seonjungie jika terus mendongak untuk melihatmu."
Tanpa bisa menolak, Juan akhirnya memilih bersila di samping Victor. Senyuman canggung masih sangat ketara kala Seonjung dan anak-anak lainnya menatap Juan dengan pandangan penuh rasa penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfic"Aku Victory Kim." Saat pendar mentari terbit menyinari gelap dalam diri. Juan berjanji, akan menggenggam erat jiwa yang ia hempas sampai napas terakhir. ----- Bismillah Star : 6 Maret 2020 End : - Story by @SnowBubble07 Cover by @RiMa_La