01. First Meet

4.1K 514 128
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-


"Hei bro, 2 jam lagi aku akan menjemputmu. Sapa teman-teman dengan baik, jangan pasang wajah menyeramkan seperti itu."

Namjoon memberi petuah kala mereka sudah sampai tepat di depan gerbang gereja. Victor dengan wajah super kusam secara gesit mengenakan masker dan turun dari mobil tak lupa membawa seperangkat partner kesayangan, tanpa mengubris apa yang kakaknya katakan.

Yang lebih tua hanya bisa terkekeh kecil, ia menurunkan kaca mobil sembari berucap mengingatkan, "jika sesuatu terjadi, telpon aku. Semoga harimu menyenangkan, aku menyayangimu Bro!"

Seketika sekujur tubuh Victor terasa benar-benar merinding. "Berhenti mengatakan hal yang mengelikan, Kak."

"Haha, iya iya. Dah!" sahutnya sebelum menutup kaca mobil dan bergegas pergi meninggalkan kawasan tempat ini.

Tersisa Victor sendiri. Ia bukan anak yang sulit beradaptasi dengan lingkungan baru ngomong-ngomong, tapi tetap saja, untuk yang pertama kali pasti terasa amat canggung. Dengan awalan helaan napas, remaja itu bergegas masuk melewati gerbang.

Suasana di dalam tampak tak begitu ramai, walau ada beberapa orang yang berlalu-lalang. Menurut informasi yang ia dapat, penyuluhan akan diadakan di lantai enam. Mustahil untuk menaiki tangga, sebenarnya bisa saja sih, jika sedang ingin mencari mati. Tapi Victor tidak sebodoh itu, partnernya ini berat sekali ngomong-ngomong, sekalipun sudah di ringankan dalam bentuk troli.

Bruk

Baru saja berdoa untuk segala kebaikan, tapi kesialan malah menimpa. Seseorang menubruknya dari belakang dengan kencang, sampai ia jatuh terduduk di atas permukaan tanah yang keras.

"Aduh! Maaf, kau baik-baik saja?" ucapnya cepat.

"I-ni bagaimana? ya ampun! apa rusak? aku sudah merusaknya ya? k-kau baik-baik saja kan?" tanya orang itu kembali karna terlalu panik.

Victor hanya terkekeh kecil. Sebenarnya ingin memaki, tapi ingat perintah kakaknya untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, maka ia hanya bisa memaklumi. Mungkin saja orang ini benar terburu-buru dan sama sekali tidak sengaja mengacau.

"Iya, tenang saja, tidak rusak kok," santai Victor sembari menegakkan partner menyusahkannya ini.

Pemuda dengan mata sipit yang baru saja menubruk mengulurkan tangan, berniat membantu dirinya berdiri. Maka dengan senang hati ia menerima bantuan dengan senyum tipis yang samar terbentuk dari balik masker putih yang ia kenakan.

"Ingin ke penyuluhan juga?" tanya Victor basa-basi.

"Hum, di lantai enam kan?" sahut balik pemuda sipit tersebut.

Victor mengangguk, "iya, di sini ada lift tidak ya?"

Seketika, si tampan merasa di tatap. Saat menoleh, benar saja pemuda di sampingnya ini menatap lurus pada sang partner hidup seolah ingin mengungkapkan sesuatu, namun tertahan.

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang