Sejujurnya aku sangat penasaran dengan orang yang datang ke rumah Jaemin malam itu.
Haruskah aku bertanya ke Jaemin? Tapi kalau ternyata cowok itu tidak ada hubungan apapun dengan Jaemin lalu dia meledek sepanjang hari, gimana?
"Annn lagi ngapain?"
Aku melepas earphone, kemudian menyuruh Jaemin duduk di bangku kayu halaman belakang gedung fakultas. Kelas memang sudah selesai tapi aku belum mau pulang.
"Dengerin lagu doang."
"Kamu gak pulang An?" Tanya Jaemin dan aku menggeleng jujur. "Main yuk, mau ga?"
"Belaga kaya. Main kemana?"
"Ya ke timezone atau makan gitu, aku yang bayar."
"Ye aku juga bawa duit."
"Yaudah ayo." Dia bersiap-siap untuk bangun lagi.
"Ga ah udah kenyang Jaem, barusan makan bekel dari kak Taeyong." Aku mengusap perut yang agak berisi setelah makan siang. "Ke rumah kamu aja yuk?"
Jaemin terkejut, reaksinya sudah dapat kutebak karena permintaan ini sangat tiba-tiba. "Hah ngapain ke rumah? Tumben amat?"
"Ngerjain tugas kek, ngobrol kek. Main ps juga hayo. Gausah bingung kalo ada aku."
Jaemin tidak menjawab, itu kebiasaannya kalau sedang berpikir. Mukanya berubah cengo kayak orang penuh beban.
"Ya ayo aja sih. Tapi beli makan dulu lah di rumah ga ada apa-apa."
Aku mengangguk dan mulai membereskan barang-barang yang ada di luar tas. Jaemin mengambil kunci mobilnya, kemudian kami berjalan sampai ke parkiran.
"Masuk duluan." Jaemin membukakan pintu. Setelah duduk di kursi, Jaemin berputar ke arah lain.
"Mau beli makan apa?"
"Lah terserah, yang mau makan tadi siapa?"
"Emang kamu ga laper?"
"Dibilang aku udah makan. Lemot juga ya ini otak!" Jaemin tertawa keras, aku menarik rambutnya gemas tapi dia tetap tertawa. Jaemin selalu tersenyum 24/7 seperti orang gila.
"Mall mana?"
"Mana aja deh yang deket."
"Siap meluncur!" Jaemin mulai menyalakan mesin mobil. Dia membaca doa, menyuruhku ikut berdoa kemudian mengendarai mobil.
"Semoga selamat sampe ke rumah," ucap Jaemin yang sedang menyetir mobil.
"Amin" kataku.
"Semoga bisa beli makanan enak."
"Amin."
"Semoga dapet diskon."
"Amin."
"Semoga Anna mau nemenin Jaemin makan."
"Amin."
"Semoga Anna mau jadi pacar Jaemin."
"Am- eh apaan tadi!?" Aku memaksa Jaemin mengulang kalimatnya, tapi dia tidak mau dan tertawa keras.
Maaf telingaku agak sensitif kalau bicara soal 'pacar'. Bukan karena sekarang statusku jomblo, tapi masih ada rasa sakit setelah dibohongi berbulan-bulan lamanya.
"Kamu nggak berniat pacaran lagi An?"
"Belum ada yang aku suka."
"Sama aku gamau?"
"Ya aku jawab iya sekarang juga sebenernya bisa. Tapi kayaknya gak bakal langgeng kita."
"Ngerti ngerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Me After You »jjh
Fanfiction[bahasa] Setelah bertemu dengannya, kutemukan sosok yang menjadi pelengkap kisah cintaku, kisah yang membahagiakan namun juga menyakitkan di satu waktu. ㅡwarn; ⚠️angst, harsh words | 110719-140220| on going | ©peachiejay; 2019