31. Better Than Before

1.4K 231 39
                                    








.







"Na Na Na Na Na! Nanti skripsi lo tentang apa, Na?" Tanya Heejin yang tiba-tiba duduk di sebelahku.

"Gatau deh, lo?"

"Gatau juga belum kepikiran. Nanti lah cari referensi dulu," katanya sambil meminum jus. "Bareng ya!" Aku mengangguk tapi tidak tahu kapan akan mencari referensi. Padahal sebentar lagi kita akan berhadapan dengan skripsi.

Hari ini kami akan berkumpul di kantin. Tapi yang sudah datang baru aku, Heejin, Lia dan Renjun. Jeno menjemput Siyeon, Jaemin dan Haechan on the way. Eunbin dan Shuhua sedang membeli makanan di supermarket.

Padahal beberapa dari mereka tidak ada jadwal apapun hari ini namun tetap memaksakan diri datang. Kalau aku jadi mereka sih udah mager kuadrat.

"Njun."

"Apaan?" Tanya Renjun yang masih sibuk dengan laptop-nya. "Jangan nanya yang gak jelas, sibuk."

"Halah gaya amat," celetuk Heejin.

"Yaudah apaan?"

"Gak jadi."

Renjun menghembuskan napas kasar sambil melihat Heejin. Pasti dia hanya menjahili cowok rajin itu. Kemudian datang Jaemin, Haechan, dan Jeno bersama Siyeon.

"EY YO WASSAP!" Haechan berteriak kemudian mengganggu Renjun sampai kesal setelah itu beralih ke Heejin.

"Neng Heejin."

"Apa dah lo." Heejin membelakangi Haechan dan menempelkan badannya denganku, meminta pertolongan.

"Cuaca hari ini bagus neng, berawan."

"Ya terus?!"

"Tebak dong, awan apa yang bikin abang seneng?"

Heejin mencibir "Apaan sih abang-abang gitu. Jijik banget gue."

"Gapapa Jin, pas sama mukanya. Kalo dia nyebut diri sendiri 'mas' bakal gue gampar," sahut Jeno.

"Bacot," kata Haechan ke Jeno. "Yaudah jawab dong neng Heejin."

"GATAU GUA!" Teriak Heejin di telingaku. Budeg deh anying.

"Jawabannya, awanna be with you seorang."

"IH APAANSI!!"

Heejin berteriak lagi dan aku refleks mendorongnya mendekat ke arah Haechan tanpa sengaja. Lia dan Siyeon hanya menggeleng sambil menaruh minuman yang baru mereka pesan. Jeno, Haechan dan aku bersorak senang serta Jaemin menahan tawa. Dan Renjun tidak membuka mulutnya sama sekali.

"Gombalin gue dong Chan," kata Jeno.

"Heh udah gak waras lo ye!?" Siyeon menunjuk wajah Jeno.

Aku berpindah tempat duduk saat Eunbin dan Shuhua datang. Memilih untuk duduk di sebelah Haechan, si mood maker di grup kami.

"Chan, minta gombalan kayak gitu dong boleh ngga?"

"BUAT SIAPE?!"

"Bacot banget sih. Ya minta aja." Aku mengeluarkan handphone lalu membuka aplikasi catatan.

"Kursus gombal sama gue nih ceritanya??"

"Iyain."

"Contoh ye contoh. An, tahu nggak apa bedanya lo sama lukisan?" Tanya Haechan. Aku menggeleng masih sambil menatap layar handphone.

[✔] Me After You »jjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang