Pagi ini masih sama,
Matahari mulai terbit.
Waktu yang terus berjalan sebagaimana mestinya.
Angin yang meniup dedaunan.Apa yang terjadi di bawah langit dan di atas tanah masih sama,
Ikan berenang bersama aliran di laut dengan siripnya.
Burung-burung terbang dengan sayapnya.
Binatang berlarian mencari mangsanya, dan
Manusia berjalan bersama orang yang dicintainya.Apa yang berbeda?
Hanya aku, diriku.
Kemarin aku dapat berlari,
Namun sekarang tidak.
Kemarin aku dapat berjalan,
Namun sekarang tidak.
Bahkan kemarin aku dapat melangkahkan kaki pada lantai.
Namun sekarang tidak.Di dalam ruangan ini,
tidak ada yang dapat kulakukan selain melihat dunia yang damai di depanku,
berharap menjadi salah satu yang dapat menikmatinya.-jae
Jaehyun membuka telapak tangannya, membiarkan pulpen itu menggelinding jatuh ke bawah meja.
Laki-laki itu mengambil pulpen yang lain, ingin menulis sesuatu namun tidak mampu karena rasa yang berada jauh di dalam hatinya.
Rasa iri. Iri melihat dunia di depannya. Iri melihat semua orang dapat melakukan apa yang mereka inginkan, tidak seperti dirinya yang hanya terduduk ini.
Ringtone dari handphone-nya berbunyi membuat meja itu ikut bergetar. Yang ditunggu sejak malam akhirnya datang, tertulis 'Angel' disana, seseorang yang menjadi alasan dia bisa tersenyum hingga detik ini.
Jaehyun tidak membutuhkan 1000 orang untuk mengatakan semangat kepadanya. Satu orang saja sudah cukup, asalkan orang itu terus berada di sisinya. Jaehyun merasa hidupnya sudah banyak bergantung pada Anna, tiap detik dia merasa rindu dan butuh kehadirannya.
"HALO KAK!?"
Untung saja handphone itu berada di atas meja karena kalau tidak, teriakan perempuan ini akan memekakan telinga Jaehyun.
"Iyaaa, halo?" Jaehyun tersenyum sambil menutup buku catatan itu dengan lengannya, karena jari-jarinya tidak mau mengikuti perintah lagi.
"Kak Jae udah makan belum nih?"
Jaehyun senang ada yang memperhatikannya, mempedulikannya seperti ini. Dia tahu dunia tidak menginginkan keberadaannya, maka dari itu ketika suara itu terdengar di telinga, menanyakan kabar dan mengatakan bahwa dia sangat diinginkan olehnya, terkadang bendungan untuk air matanya runtuh.
"Sudaaah, kamu?"
"Udaaah! Tadi di masakin sama kak Taeyong."
Jaehyun tersenyum, bersandar di bangku dan melihat foto dirinya dalam pigura kecil yang diletakkan di atas meja.
"Dimasakin apa tuh?"
"Nasi goreng hehehe."
"Kamu ngga kuliah?"
"Nanti siang, kak."
"Oh gituuu."
Jaehyun tidak tahu lagi harus mengucapkan apa kepada Tuhan karena telah diberikan seorang pacar yang menurutnya tidak memiliki kekurangan, seperti malaikat.
"Kak."
"Apa apa?"
"Mau ikut liburan nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Me After You »jjh
Fanfiction[bahasa] Setelah bertemu dengannya, kutemukan sosok yang menjadi pelengkap kisah cintaku, kisah yang membahagiakan namun juga menyakitkan di satu waktu. ㅡwarn; ⚠️angst, harsh words | 110719-140220| on going | ©peachiejay; 2019