30. A Letter From Heart

1.5K 218 23
                                    


Happy reading!💚








.








Kemana para manusia yang lain terutama kak Taeyong?! Demi Tuhan apa yang sedang dia lakukan? Tidak ada tanggung jawabnya sama sekali dengan perbuatan temannya itu.

Beberapa menit kemudian kak Taeyong dan kak Johnny datang ke ruang tamu. Kak Taeyong terduduk di hadapanku, melipat kaki kanannya hingga berada di atas kaki kirinya. Tangannya terlipat dan alisnya tertaut. Tatapannya seperti setan.

"Ada apaansih?"

Aku memandang kak Johnny yang berdiri. Dia juga kelihatan bingung. "Gak tau gue, bangun-bangun ngeliat doi tiduran di lantai, kupingnya berdarah gitu."

"Apalagi gue bang, baru dateng," sahut Lucas yang baru saja pulang sehabis mengantar kak Jaehyun ke rumahnya.

Kurasa dia di antar oleh supir. Entah bagaimana caranya sampai di depan pintu, kurasa berpegangan dengan pilar atau benda yang ada disana. Feeling-nya sangat kuat mengatakan untuk datang ke rumah ini.

Aku menghembuskan napas kasar. "Kak Yuta–"

"Kan udah kakak bilang kamu di kamar aja. Kamu turun ke bawah sama aja masuk kandang buaya tau."

"Ya lagian kenapa dibawa kesini terus ninggalin aku sendiri!!?"

Kak Taeyong membesarkan matanya saat suaraku meninggi seperti itu. "Gak ada mama, gak ada papa, dan kakak ninggalin orang kayak gitu di rumah kita!? Daritadi kakak kemana aja!?"

"Pas si Yuta itu ngikutin aku ke dapur, cengkram tangan aku." Aku menunjukkan tanganku yang masih memerah. "Dia ngikutin lagi pas aku mau balik ke kamar, dia ngomong yang gak baik tentang kak Jaehyun, terus maksa buat meluk aku. KAKAK DIMANA COBA!?" Aku berbicara penuh dengan emosi.

"EMANGNYA AKU APA SEENAKNYA DISENTUH GITU!? TEMANNYA PUN BUKAN!!"

Lucas yang duduk di sampingku langsung mengusap-usap bahuku.

Lucu saja melihatnya. Malah aku dan kak Taeyong yang bertengkar seperti ini. Jangan harapkan pembelaan darinya karena dia selalu ingin menang sendiri.

"Dua-duanya aja gak bisa nahan emosi," katanya. "Tiga-tiganya malah."

"Woy bang," sahut Lucas. Kak Taeyong menatapnya tajam. "Pikirin napa perasaan adek lo. Lo emang gak tau kejadian yang sebenernya, tapi liat dong kondisi pacarnya tadi gimana? Seberapa keras tenaga temen lo waktu mukul pacarnya."

"Gue gak butuh lagi pembelaan dari dia."

Aku memalingkan wajah ketika kak Taeyong menatapku dengan tatapan setannya itu. Kemudian menangis lagi tiba-tiba.

"Tuh kan nangis lagi," kompor Lucas.

"Gue pulang ya, bye." Kak Johnny berjalan menuju pintu. Dari tadi dia memang sudah siap untuk pulang. "Cepet-cepet baikan."

Pintu tertutup. Air mataku semakin berjatuhan dengan Lucas yang tidak berhenti mengusap bahu ku.

"Bukan gitu." Kak Taeyong mengeluarkan suaranya. "Gue cuma pengen tau awalnya kenapa. Gitu. Bukannya gak mau ngebelain Anna."

"Kakak tetap belain Yuta kan?" Aku mengusap mata dengan punggug tangan. "Ya gimana pun ceritanya bakal tetap begitu. Karena kak Taeyong gak suka kak Jaehyun. Gak suka hubungan kita berdua. Gak setuju aku dan dia pacaran. Mau gimana lagi?"

Aku beranjak dari sofa dan pergi ke kamar untuk menyendiri. Memikirkan banyak hal, terutama sebuah cincin putih mengilap yang melingkar di jari manis kak Jaehyun.





[✔] Me After You »jjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang