1

25.4K 1.1K 225
                                    

I gave up love and happiness a long time ago

.

.

.

Sel itu berbau pesing dan busuk. Bau yang telah menemaninya selama bertahun-tahun. Tidak ada jendela. Tidak ada ventilasi. Tidak ada cahaya matahari dan udara segar yang bisa masuk ke sana. Hanya ada dinding batu, toilet kotor, tempat tidur berjamur dan jeruji besi yang mengurungnya.

Dia mengepalkan tangan.

Dia sudah berada di dalam sel ini terlalu lama.

Tetapi sebentar lagi... sebentar lagi dia tidak akan menjadi tahanan lagi. Dia telah merencanakan segalanya dan waktunya hampir tiba. Dan setelah keluar dari penjara memuakkan ini, dia akan memburu orang-orang yang telah melakukan semua ini kepadanya.

Ya, dia akan membuat mereka semua membayarnya, dan dia telah menentukan siapa yang akan dia habisi lebih dulu.

Jari-jarinya meringkuk di sekitar salib dalam genggamannya. Bukan sembarang salib. Dia telah menghabiskan banyak waktu untuk merangkai salib itu dan menyimpan senjatanya di dalam sana.

"Padamkan lampunya!" Tukas seorang sipir yang berada di lorong. Tepat waktu. Jooheon memang selalu mengerjakan tugasnya tepat waktu. "Padamkan lampunya, Shownu!"

Alih-alih bergerak untuk naik ke atas ranjangnya, Oh Sehun duduk di lantai lantas membungkuk. Dia menarik keluar pisau kecil yang dia sembunyikan di dalam salibnya. Menggenggamnya erat-erat. Dia belum pernah menyakiti dirinya sendiri. Dia lebih suka memberikan rasa sakitnya kepada orang lain. Tetapi untuk kali ini, dia harus berkorban.

"Do-dokter." Sehun memanggil dengan suara yang serak.

Si penjaga berhenti dan berjalan mundur ke selnya, "Ada apa?" Tanya Lee Jooheon kasar.

Sehun menyayat perutnya dengan pisau itu dan dia tercekat, menahan napas ketika rasa sakit itu datang. Darah merembes, melumuri jari-jarinya ketika dia berbalik menghadap ke arah penjaga. Lampu masih menyala, sehingga penjaga itu akan dengan mudah melihat lukanya, "Aku butuh do-dokter..." Luka itu tidak terlalu dalam, tapi cukup banyak darah yang keluar. Bagus, dengan begitu, pertunjukkan ini akan berjalan dengan lancar.

Jooheon mengumpat, lantas meraih radio komunikasinya, "Seorang tahanan terluka!" Jooheon menginformasikan. "Oh Sehun, sel blok dua nomor lima!"

Sejauh ini, semuanya berjalan sesuai rencana. Dia telah merencanakan semua ini dalam waktu yang lama. Sepanjang hari. Sepanjang malam, ketika dia di kurung di dalam sel itu.

Kesalahan mereka semua—adalah melemparkannya ke dalam penjara ini.

"Jauhkan senjatanya!"

Ada lebih banyak lagi sipir yang datang. Sel milik tahanan lain mulai dipenuhi keributan ketika mereka menyadari apa yang sedang terjadi. Sama seperti dirinya, mereka pun menyukai darah. Yeah, asalkan darah itu bukanlah darah milik mereka sendiri.

Sehun telah berhasil menarik perhatian semua orang. Sangat sulit untuk menahan diri untuk tidak tersenyum, tetapi dia tidak bisa melakukannya sekarang. Dia harus menahan diri.

Sehun menjatuhkan senjatanya. Terus memainkan perannya layaknya seorang aktor. Mereka semua berpikir bahwa dirinya gila itulah sebabnya tidak ada tahanan lain yang ditempatkan di dalam sel ini bersamanya.

Sebelumnya mereka pernah mencoba menempatkan seorang tahanan lain di dalam selnya. Bajingan itu mencoba sok berkuasa, mencoba menyerangnya dan memukulnya. Sehun—tentu saja dia tahu apa yang harus dia lakukan.

Primal Fear | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang