4

4.9K 711 78
                                    

Please keep me alive in here with your existence

.

.

.

Mobil itu diparkirkan tepat di depan kabin tua di tepi rawa. Seokjin keluar dari dalam mobil, dan sepatunya langsung menginjak genangan lumpur.

Sambil mengumpat, dia melangkah menyusul Namjoon.

Namun, Namjoon segera mengangkat tangannya. Memberi isyarat kepadanya untuk berhenti. Sementara dua agen lain yang telah Seokjin ketahui bernama Taehyung dan Jungkook, masuk lebih dulu ke dalam kabin.

"Tempat ini sudah lama ditinggalkan," kata Seokjin. Setelah Sehun ditangkap. Tempat itu dibiarkan membusuk. Kayu-kayunya tampak sudah lapuk dan dimakan rayap, dan kaca-kaca dari kabin itu sudah pecah.

Seokjin bisa melihat serpihan kaca juga pecahan batu bata di halaman depan kabin tersebut.

Pada awalnya, warga kota tidak ada yang tahu jika ada seorang pembunuh yang tinggal di tengah-tengah rawa mereka. Tepat setelah Sehun ditangkap, dan warga kota mengetahuinya, tempat itu langsung dibakar. Kayu-kayu di bagian belakang kabin itu telah hangus. Mungkin, hanya imajinasinya, tetapi Seokjin masih bisa mencium bau abu dan jelaga yang melayang di udara.

Taehyung dan Jungkook menyelinap masuk melalui pintu yang menjeblak terbuka.

Pandangan Seokjin melesat ke kiri. Lalu ke kanan. Pohon-pohon bakau tampak menutupi permukaan air rawa yang gelap.

"Tidak ada jejak kendaraan. Tidak setelah hujan." Gumam Seokjin ketika pandangannya menyapu hamparan jalan setapak. Satu-satunya jejak lintasan yang dia lihat adalah bekas mobil milik NIS yang mereka kendarai.

Mungkin, Sehun belum kembali ke tempat persembunyiannya ini.

Kabin kecil itu―reruntuhan rusak yang dilapisi warna hitam―kini tampak gelap dan menakutkan.

Berbahaya.

"Clear!" Suara Taehyung menggema dari dalam dan mereka segera bergegas menuju kabin tersebut.

Taehyung telah menunggu di depan pintu, "Tidak ada tanda-tanda keberadaan siapa pun di dalam sana." Tukas pemuda itu. Di belakang Taehyung, Jungkook masih melakukan penyapuan area. Selama bertahun-tahun mereka menjadi rekan satu tim, Namjoon selalu melihat Taehyung terkendali. Tidak pernah terlihat gugup atau pun merasa gelisah. Kontras dengan Jungkook yang terkadang masih tampak ketakutan.

"Aku dan Jungkook akan memeriksa perimeter area luar," kata Taehyung seraya menunjuk ke arah pohon-pohon cemara yang batangnya dipenuhi dengan lumut tebal.

Namjoon mengangguk menyetujui, "Aku ingin melihat bagian dalam kabin."

Lalu, Taehyung dan Jungkook melangkah menjauhi Namjoon dan Seokjin.

Tidak banyak petunjuk yang bisa ditemukan dari benda-benda di dalam kabin itu yang telah hangus terbakar.

"Di sinilah semuanya berawal," bisik Seokjin seraya melangkah dengan hati-hati ketika mereka memasuki sebuah ruangan di bagian paling belakang. Lima tahun lalu di ruangan ini, mereka menemukan pisau yang digunakan oleh Sehun untuk membunuh.

Juga barang-barang milik para korban yang disimpan Sehun sebagai kenang-kenangan.

"Tidak," kata Namjoon. "Semua itu tidak dimulai di sini."

Kepastian dalam suara Namjoon membuat Seokjin menoleh menatapnya.

"Di sinilah semuanya berakhir." Tukasnya. Namjoon menyipitkan mata ketika dia memerhatikan sepotong kayu tebal di dekat dinding sebelah kiri. Di atas sana, sesuatu berwarna emas tampak berkilauan di bawah cahaya.

Primal Fear | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang