Namjoon menutup pintu hotel di belakangnya. Ketika dia berbalik, Seokjin ada di sana dan memeluk lehernya. Lalu, bibirnya merengkuh bibis Seokjin. Hasrat, gairah, nafsu, dan amarah.
Namjoon bisa merasakan semua itu dalam ciumannya, dan tahu bahwa Seokjin merasakan hal yang sama pada bibirnya.
Namjoon berusaha mendorong Seokjin dengan lembut. Melepaskan bibirnya dari bibir Seokjin."Tidak, sayang. Kau sedang terluka. Aku tidak bisa─"
"Lupakan... aku baik-baik saja." Seokjin tidak peduli tentang rasa sakitnya. Meskipun dia merasa seolah-olah baru saja dihancurkan dari dalam.
Dia membutuhkan Namjoon. Menginginkan pemuda itu.
Dia ingin melupakan segalanya, agar dia bisa hidup tanpa merasa hancur, "Aku membutuhkanmu..."
Tatapan Namjoon begitu dalam hingga Seokjin merasa hanyut. Lalu, dia menciumnya, tetapi tidak dengan intensitas yang Seokjin inginkan. Pemuda itu sangat berhati-hati.
Persetan dengan itu.
Kuku jemari Seokjin menggores lengan Namjoon. Pemuda itu akhirnya menggeram dan melesakkan lidahnya melewati bibir Seokjin.
Seokjin menarik kemeja yang Namjoon kenakan, membuat kancing kemejanya beterbangan. Seokjin berpikir bahwa mungkin Namjoon ingin melakukannya secara perlahan dengannya. Tapi, Seokjin ingat segalanya tentang pemuda itu. Termasuk semua cara untuk membuat Namjoon kehilangan kendali.
Seokjin tidak memedulikan apa pun lagi saat itu selain bercinta dengan Namjoon.
Namjoon menahan kepalanya ketika pemuda itu mendorong Seokjin ke tempat tidur.
Tubuh Seokjin menggigil karena dia menginginkan Namjoon. Dia semakin basah ketika gairah itu menyeruak di dalam dirinya. Membakar setiap sel darahnya.
"Aku tidak bisa menunggu," bisik Namjoon. Dia membuka semua pakaian Seokjin dan membuangnya ke lantai.
Mulut Namjoon semakin liar di atas tubuhnya. Bakal janggut di rahang pemuda itu menggores kulit putih Seokjin.
Dan, Seokjin menyukainya.
Menyukai bagaimana cara Namjoon menciumnya.
Menyukai bagaimana cara Namjoon bercinta dengannya.
Dan dia menginginkan lebih.
Kesenangan itu ada di sana. Menghantam seluruh tubuhnya. Menyerangnya dengan keras ketika gelombang panas itu melelehkan es di sekitarnya.
Namjoon mencium bibirnya lagi. Lidahnya menjelajah ke dalam mulut Seokjin. Dia menahan kedua tangan Seokjin di atas bantal ketika mendorong masuk kejantanannya. Membuat Seokjin melesakkan kepalanya ke belakang. Dorongan itu lambat dan dalam. Membuat Seokjin merasa penuh karenanya. Kenikmatan itu begitu kuat hingga terasa menyakitkan.
Seokjin mencengkeram tangan Namjoon ketika dia mencapai klimaks. Sementara sekali lagi, Namjoon mendorong kejantanannya ke dalam dirinya. Kenikmatan itu bergulir menjadi gelombang yang keras di sekujur tubuhnya.
Namjoon menatap Seokjin. Pipi pemuda itu memerah, matanya menyala-nyala karena gairah─dia begitu seksi hingga membuatnya nyaris kehilangan napas.
Perlahan, dengan sangat lambat, kenikmatan itu surut. Detak jantungya tidak lagi seperti genderang liar. Melainkan tenang dan teratur.
Sejenak, Seokjin memejamkan mata dan mencoba untuk menghirup udara sebanyak yang dia bisa.
Namjoon memeluknya dengan erat. Seokjin merasa hangat ketika kulit mereka bersentuhan, "Aku sangat merindukanmu." Aku Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primal Fear | NamJin ✓
Mystery / Thriller[Cover art by: @nadisong] "Selamat menikmati ketakutanmu." - xxx